Husnul Khotimah
Penyebab dan Tanda-tanda Orang Meninggal Suul Khotimah, Ini Bedanya dengan Husnul Khotimah
Suul khotimah adalah kebalikan dari husnul khotimah. Secara harfiah, suul khotimah artinya akhir hidup yang jelek. Maksudnya, seseorang yang ...
Orang yang zuhud dan soleh sekalipun tetapi akidahnya melenceng dari tuntutan Alquran dan Hadist bisa jadi tidak mendapatkan titel husnul khotimah.
Oleh karena itu setiap orang muslim harus teguh berislam hingga akhir hayat. Seruan tersebut dimulai dengan perintah agar mereka bertakwa semaksimal mungkin.
Lemahnya iman seseorang dapat melemahnya juga kecintaannya kepada Allah Swt., malah semakin cinta dirinya kepada dunia.
2. Terus menerus melakukan dosa besar dan banyak maksiat
Muslim harus terus berbuat baik dan menjaga imannya agar bisa meninggal dengan cara yang diridhai Allah SWT.
Imam Asy-Syathibi dalam Al-I’tisham (1:169-170), ‘Abdul Haqq Al-Isybili rahimahullah berkata, “Sesungguhnya su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek) tidak mungkin menimpa orang yang secara lahir dan batin baik dalam agamanya. Tidak pernah didengar dan diketahui orang seperti itu punya akhir hidup yang jelek. Walhamdulillah. Akhir hidup yang jelek itu ada bagi orang yang rusak dalam akidahnya, terus menerus melakukan dosa besar atau menganggap remeh dosa. Begitu pula su’ul khatimah bisa terjadi pada orang yang asalnya berada di atas sunnah (ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) lantas keadaannya melenceng jauh dari jalan tersebut. Inilah amalan yang menyebabkan akhir hidup seseorang itu jelek. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian.”
Apapun yang sering dilakukan seseorang dalam kehidupannya maka kebiasaan itu akan melekat dalam hatinya, begitu pula kemaksiatan.
Semakin banyak maksiat yang diperbuat, maka akan muncul dan terulang pula memori itu saat ia meninggal.
Sebaliknya, jika seseorang selama hidup di dunia cenderung melakukan ketaatan dan hal-hal baik, maka hal yang paling banyak hadir saat dirinya sakaratul maut adalah memori ketaatan.
Ust. Amir As-Soronji menjelaskan bahwa jika seseorang sering membaca Al-Qur’an, hadir dalam kajian, mengerjakan shalat wajib dan sunah, rajin berpuasa, bersedekah, dan amalan lainnya, maka kecondongannya itu akan terbayang atau terlihat ketika ia meninggal.
Sebaliknya ketika maut hendak menjelang namun dirinya belum bertaubat, maka syahwat dan maksiat akan menguasainya hingga hatinya terikat padanya.
Kedua hal tersebut akan menghalangi dirinya dengan Rabbnya dan akan menyebabkan kesengsaraan di akhir hayatnya.
Adapun orang yang tidak maksiat atau hendak maksiat namun segera taubat maka dirinya akan dijauhi dari kondisi su’ul khotimah, melainkan Insya Allah diberikan husnul khotimah.
Hal ini merupakan pertolongan dari Allah Swt. Maka hendaklah kita terus melakukan ajaran-Nya dan meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.
Iman yang lemah dapat mendominasi hatinya dan tidak ada celah untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, maka ia akan terdorong melakukan maksiat.