Berita Sungailiat

Demi Belajar Online, Siswi SD di Sungailiat Ini Tak Malu Jadi Pemulung, Wulan: Hp-ku Sering Error

Kadang sesekali mereka berhenti di pinggir  jalan untuk beristirahat, sedangkan sang Kakak terlihat mengeluarkan bekal makanan yang dibawanya

Penulis: edwardi | Editor: khamelia
Bangkapos.com/Edwardi
Wulandari sambil membonceng adiknya rajin bekerja mencari barang-barang bekas untuk dijual kembali. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Hampir setiap hari, baik pagi maupun sore hari seorang anak perempuan bertubuh kurus sambil membonceng seorang balita perempuan (adiknya, red) duduk di belakangan boncengan sepeda mininya sambil membawa kantong dari karung di sisi kiri dan kanan boncengan  sepedanya terlihat menyusuri Jalan Jenderal Sudirman Sungailiat hingga ke arah perkantoran Pemkab Bangka.

Kadang sesekali mereka berhenti di pinggir  jalan untuk beristirahat, sedangkan sang Kakak terlihat mengeluarkan bekal makanan yang dibawanya dari keranjang depan sepeda mini yang dinaikinya. 

Sang kakak dengan cekatan dan kasih sayang menyuapi adiknya makan dan minum meskipun duduk di tepi jalan sambil betcengkrama.

Dialah sosok Wulandari (11), siswi kelas 5 SDN yang hampir setiap hari bekerja mencari barang-barang bekas, seperti botol-botol air mineral, buku-buku dan barang lainnya dari rumah ke rumah warga ataupun dari tempat sampah ke tempat sampah.

Di saat kebanyakan  anak-anak seusianya asyik bermain, Wulandari memilih bekerja membantu orangtuanya untuk mencari biaya hidup sehari-hari.

Meskipun demikian Wulandari tetap rajin bersekolah, walaupun saat ini siswa kelas 5 SDN ini sedang belajar daring dari rumah, karena KBM tatap muka saat ini dihentikan karena tingginya kasus Covid-19 di Kabupaten Bangka.

"Saya masih sekolah om, kelas 5 SD, sekarang belajar daring pakai hp tapi hp saya sering eror karena hp bekas yang dibeli seharga Rp200.000, kalau paket data saya beli yang Rp10.000 atau Rp20.000 cukup untuk 3 hari sampai 1 Minggu," ujar Wulandari kepada Bangkapos.com, Jumat (20/08/2021).

Wulandari mengaku tetap rajin belajar meskipun harus bekerja mencari barang-barang bekas untuk dijual guna mendapatkan uang demi membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Saya saat kelas 4 SD lalu dapat rangking 2 di kelas, saya bercita-cita ingin jadi dokter, tapi kendala saat ini hp saya sering error sehingga kesulitan juga sekolah daring ini," imbuh Wulandari.

Wulandari mengungkapkan saat ini bersama adiknya yang berusia 4 tahun tinggal bersama bapaknya di rumah kontrakan, sedangkan ibunya sudah berpisah dengan bapaknya dan sudah pergi meninggalkan rumah.

"Kami tinggal bersama bapak di rumah kontrakan, kalau ibu sudah pergi entah kemana, adik ini saya dan bapak yang mengasuhnya, kadang adik diajak bapak untuk ikut nyari barang bekas, kadang adik ikut saya naik sepeda mencari barang-barang bekas," jelasnya.

Wulandari mengaku barang-barang bekas yang berhasil dikumpulkannya disimpan dulu di rumah, setelah cukup lalu dijual bapaknya ke pedagang pengepul barang-barang bekas.

"Kalau lagi nasib baik dapatlah satu hari Rp50.000 dari hasil jualan barang-barang bekas ini, uangnya untuk membantu bapak biaya hidup kami sehari-hari hari, juga untuk beli pulsa paket dan keperluan sekolah lainnya," ungkap Wulandari.

Wulandari mengaku tidak ada rasa malu menekuni pekerjaan mencari barang-barang bekas ini, karena sejak kecil sudah terbiasa mengikuti bapaknya.

"Dulu waktu masih kecil saya duduk dalam gerobak bapak saat mencari barang-barang bekas, sekarang ini adik saya juga sering ikut, tapi kadang adik ikut saya naik sepeda mencari barang-barang bekas, kami tidak ada rasa malu yang penting ini pekerjaan halal," tukas Wulandari.

 (Bangkapos.com/Edwardi)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved