Bacaan Niat
Niat Sedekah Agar Kaya, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Khalid Basalamah
Sangat penting untuk dipahami bahwa, sedekah haruslah dengan niat yang ikhlas. Saat bersedekah jangan ada niat ingin dipuji (riya)
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Secara umum, tak ada niat khusus dalam bersedekah.
Namun, sangat penting untuk dipahami bahwa, sedekah haruslah dengan niat yang ikhlas.
Saat bersedekah jangan ada niat ingin dipuji (riya) atau dianggap dermawan.
Jangan pula menyebut-nyebut shadaqah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si penerima.
Allah berfirman dalam surat AI Baqarah ayat 264: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. AI Baqarah : 264)
Baca juga: Arti Innamal Amalu Binniyat Beserta Contoh Hadisnya dan Penjelasan Pentingnya Niat dalam Islam
Pengertian sedekah
Islam sangat menganjurkan sedekah.
Amalan ini sangat dianjurkan Rasulullah SAW.
Sedekah dalam bahasa Arab disebut shadaqoh berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
Kemudian sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
Sedekah dimaknai sebagai Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.
Artinya ini adalah dengan satu tindakan yang dilakukan karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.
Sehingga sedekah dapat kita maknai dengan segala bentuk / macam kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.
Sedekah dapat berbentuk harta seperti zakat atau infaq, tetapi dapat pula sesuatu hal yang tidak
berbentuk harta.
Misalnya seperti senyum, membantu kesulitan orang lain, menyingkirkan rintangan di jalan, dan berbagai macam kebaikan lainnya.
Seperti halnya infaq, dalam shadaqah tidak di tetapkan bentuknya, bisa berupa barang, harta maupun satu sikap yang baik.
Jika ia berupa harta atau barang, maka shadaqah tidak di tetapkan waktunya, dan jumlahnya.
Sedekah adalah jenis kebaikan yang sifatnya lebih luas dari zakat dan infaq.
Karena itu, seringkali kita menemukan kata shadaqah ini diartikan dengan zakat atau dengan infaq.
Ketika seseorang bersedekah maka ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia lakukan.
Perlu diketahui pula, sedekah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi.
Misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya dsb.
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Senin Kamis untuk Meminta Sesuatu
Sedekah Agar Cepat Kaya
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan sedekah boleh diniatkan untuk mendapatkan yang diinginkan.
Satu di antaranya mendapatkan kemudahan dalam hidup.
"Misal, sedekah ini, jadikan dengan sedekah ini yang menerimanya mendapatkan kemudahan. Dan dengan kemudahan itu, jadikan keluargaku mendapat rahmat dariMu, jadikan kemudahan itu sebagai kemudahan ilmu bagi anak cucuku. Boleh, itu dalilnya banyak," katanya.
Kata Ustadz Adi Hdiayat, Rasulullah pernah meluruskan dengan membolehkan umatnya untuk orangtua wafat.
"boleh, dia bersedekah untuk ibunya yang wafat... dan sedakah terbaik itu tidak harus dengan materi, sedekah itu bisa berupa setiap amal soleh yang dikerjakan," ujarnya.
Penjelasan lengkap Ustaz Adi Hidayat bisa disimak di video berikut ini:
Sementara itu, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, Islam mengajarkan untuk menjadi kaya bukan dengan menabung, melainkan bersedekah.
"Mulai sekarang, teman-teman kau memberikan uang kepada anak-anak, bukan dengan memasukkan celengan, suruh bawa ke masjid, suruh traktir temannya di sekolah kalau ada teman yang lapar, kalau ada pakaiannya yang robek, belikan. Selalu kita ajarkan sedekah Karena konsep kita memang seperti itu, keluarkan, maka kita kaan dapat. Main banyak yang dikeluarkan, maka makin banyak rezeki Allah SWT datang," ujarnya.
Simak penjelasan Ustadz Khalid Basalamah berikut ini:
Niat Sedekah untuk Orangtua
Lantas muncul pertanyaan di benak kita, bolehkah berniat sedekah untuk orangtua, termasuk yang sudah meninggal dunia.
Terkait ini, Ustaz Adi Hdiayat menjelaskan seluruh amal ibadah itu, penerimaannya oleh Allah, atau landasan pemberian pahalanya, bergantung pada niatnya.
"Sungguh seluruh amal perbuatan, aktivitas seorang hamba, dibatasi pemberian pahalanya, feedbacknya, kembali pada niatnya," ujar Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, boleh tidaknya bersedekah yang diniatkan untuk lebih dari satu orangn ( misal untuk orangtua) bisa dikembalikan pada ketentuan Al Quran dan praktik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kita bisa mencontoh perbuatan qurban oleh Rasullah SAW.
Sedangkan qurban adalah bagian dari sedekah.
"Beliau menyampaikan Ya Allah, mohon terima ini qurban. Ini Qurban dari saya, dari keluarga besar saya, dan dari umatku yang tidak mempunyai kemampuan untuk berqruban," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Infaq juga bagian dari sedekah.
Karena itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ada sebagian ulama yang meluaskan itu semua dengan kebolehan berinfaq atau sedekah untuk banyak niat atau dalam arti diniatkan untuk banyak orang, termasuk orangtua atau anggota keluarga lainnya.
"karena itu ada di sini, pendapat ulama yang mengambil contoh perbuatan Nabi SAW, bahkan sabda Nabi SAW, yang membolehkan seseorang berinfaq atau bahkan berqurban yang diatasnamakan untuk orangtua yang sudah wafat atau saudara yang tiada," ujarnya.
"Maka dari sini, secara ringan, bisa dikatakan bahwa, boleh-boleh saja ada seseorang yang berinfaq diatasnamakan bagi orang lain atau menyertakan orang lain, termasuk bagi orang yang sudah tiada,. Boleh dalam bentuk sedekah, wakaf, untuk karpet masjid, untuk tempat wudhu, lalu diniatkan untuk orangtua yang sudah meninggal, itu sah-sah saja dilakukan," tutur Ustadz Adi Hidayat.
Baca juga: Doa atau Niat Sedekah untuk Anak Yatim
Lantas bagaimana pahalanya?
Ustadz Adi Hidayat mengatakan berdasarkan dalil, ada tiga amalan yang pahalanya tidak terputus untuk orangtuanya.
Ketiganya adalah ilmu yang bermanfaat, ada anak soleh yang berdoa, dan sedekah jariyah.
"Karena itu, sepanjang kita, masih hidup kita masih berpeluang untuk saya bisa bersedekah untuk niat orangtua yang sudah meninggal dunia, atau bersedekah menyertakan orangtua yang sudah meninggal dunia. Ini pendapat yang saya pilih, sekaligus kita hormati pendapat yang berbeda, tidak usah berselih, yang penting masing-masing ada dalilnya," tutur Adi Hidayat.
Selengkapnya tentang ini bisa disimak pada video berikut ini:
Anak Yatim sangat dianjurkan agar kita sedekahi.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan hal demikian.
Setidaknya hal itu tercermin dalam hadis berikut ini:
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim, (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.” (H.R Bukhari)
Rasulullah SAW mengatakan bahwa ada tiga amalan yang pahalanya tidak akan terputus meski seseorang telah meninggal dunia.
Tiga amalan tersebut adalah sedekah jariyah, doa anak yang shaleh, serta ilmu yang bermanfaat.
Bersedekah ke anak yatim juga dapat menghindarkan diri dari bala bencana dan marabahaya.
Saat bersedekah untuk anak yatim dianjurkan untuk membaca doa ini.
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فِيهِ رَحْمَةَ الْأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلامِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الْآمِلِينَ
Allahummar Zuqni Fiihi Rahmatal Aytaam wa Ith'aamat Tha'aam wa Ifsyaas Salaam wa Shuhbatal Kiraam Bithoulika Yaa Maljal
Artinya:
Berilah aku rezeki berupa kasih sayang terhadap anak yatim dan pemberian makan dan penyebaran salam dan pergaulan dengan orang-orang mulia, dengan kemuliaan-Mu. Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap.
Rukun dan Syarat Sedekah
Adapun rukun sedekah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk mentasharrufkan
( memperedarkannya )
2. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah memberi kepada.anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak berhak memiliki sesuatu
3. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian.
4. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.
Orang yang memberikan sedekah atau hadiah itu sehat akalnya dan tidak dibawah perwalian
orang lain.
Hadiah orang gila, anak-anak dan orang yang kurang sehat jiwanya (seperti pemboros) tidak
sah sedekah dan hadiahnya.
Penerima haruslah orang yang benar-benar memerlukan karena keadaannya yang terlantar.
Penerima shadaqah atau hadiah haruslah orang yang berhak memiliki, jadi shadaqah atau hadiah kepada anak yang masih dalam kandungan tidak sah. Barang yang dishadaqahkan atau dihadiahkan harus bermanfaat bagi penerimanya.
Keutamaan Sedekah
Keutamaan sedekah di antaranya adalah sebagai berikut:
- Menumbuhkan ukhuwah Islamiyah
- Dapat menghindarkan dari berbagai bencana
- Akan dicintai.
(bangkapos.com/ sebagian diolah dari makalah berikut yang ditulis Mukmin Mukri, Widyaiswara BDK Palembang)