Virus Corona di Bangka Belitung

Kasus Covid-19 Varian Delta Ditemukan di Babel, Gubernur Lakukan Strategi Ini untuk Pencegahan

Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus terus waspada. Jangan sampai kendor mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Penulis: nurhayati | Editor: nurhayati
Tribunnews.com
Ilustrasi virus varian delta plus - Virus varian delta plus ternyata tak kalah bahayanya dengan COVID 19 varian delta 

BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus terus waspada. Jangan sampai kendor mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Apalagi saat ini di sudah ditemukannya kasus Covid-19 varian Delta di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium GSI (Genomik Solidaritas Indonesia Lab).

Laboratorium ini merupakan salah satu laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) di wilayah RI yang mampu melakukan pemeriksaan dan mendeteksi varian baru Covid-19.

Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Terbongkar Ternyata Sosok Ini yang Hapus Foto-foto Amalia

Baca juga: Amalia Korban Pembunuhan di Subang Siap-siap Menikah, Sempat Tanya Berapa Biaya Pernikahan

Terkait telah ditemukannya kasus Covid-19 varian Delta tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:

a. Varian Delta memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dan sangat cepat, namun untuk saat ini belum ada perbedaan dalam upaya pencegahan maupun penanganan/pengobatannya.

b. Cakupan dan percepatan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat perlu dilakukan dengan segera, mengingat orang yang belum divaksin memiliki kemungkinan tinggi dan gampang menjadi sumber mutasi baru.

c. Tracing terhadap kontak erat di area kasus positif Covid-19 khususnya di klaster keluarga/masyarakat maupun perkantoran harus diperkuat dan lebih agresif.

Penguatan tracing juga harus dilakukan kepada kontak erat dengan risiko atau tingkat kerentanan tinggi yakni masyarakat usia 65 tahun ke atas atau memiliki penyakit penyerta (komorbid).

d. Memastikan Isolasi Terpusat (Isoter) maupun Isolasi Mandiri (Isoman) dilaksanakan dengan aman dan taat atau disiplin, termasuk dan tidak terkecuali bagi kontak eratnya.

e. Semakin memperkuat penerapan Protokol Kesehatan 6M dengan memperketat dan memastikan tidak ada kegiatan yang menimbulkan potensi kerumunan yang berpotensi menjadi tempat atau klaster penularan;

f. Pasien yang dinyatakan positif Covid-19 diwajibkan melakukan Isoter yang disediakan oleh Satgas/Pemerintah maupun komunitas masyarakat.

g. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan Isoter berdasarkan prinsip keselamatan bersama dan kepedulian sosial.

Untuk itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi bersama Forkopimda telah mempersiapkan dan melakukan beberapa strategi untuk mencegah dan mengatasi agar varian Delta ini tidak meluas, yaitu:

1. Meningkatkan kapasitas layanan Rumah Sakit Rujukan Covid-19, logistik dan sumber daya manusia untuk penanganan Covid-19 di tiap Kabupaten/Kota.

2. Memastikan ketersediaan oksigen dengan menurunkan Satgas Oksigen.

3. Percepatan distribusi obat dan suplemen gratis bagi pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi/karantina.

4. Menaikkan kapasitas tracing dan testing dengan membentuk dan menurunkan Satgas Tracing dan Testing.

5. Perlunya peran serta dan peran aktif dari seluruh masyarakat untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya dengan memperkuat penerapan protokol dan melaksanakan vaksinasi secara masif dengan membentuk dan menurunkan Satgas Vaksin.

6. Mempersiapkan dan mengaktifkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk membuka Isoter dengan membentuk dan menurunkan Satgas Isoter.

7. Menyiapkan dan mengoptimalkan anggaran dari Pemerintah, donasi masyarakat umum dan dunia usaha dalam penanganan Covid-19 dengan membentuk dan menurunkan Satgas Anggaran.

8. Semua Satgas yang dimaksud di atas telah dibentuk oleh Gubernur bersama Forkopimda dan akan diturunkan ke seluruh wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terutama yang berada di zona merah sebagai prioritas.

"Kita semua memahami kondisi saat ini memang menjadi problem psikologis di masyarakat sehingga tidak gampang dan menjadi tantangan tersendiri untuk mengedukasi masyarakat," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bangka Belitung Andi Budi Prayitno dalam rilisnya kepada Bangkapos.com.

Menurutnya,  perlu adanyamemahami dan terus memberikan pemahaman bahwa penyelesaian pandemi ini tidak hanya dari aspek kepentingan pemerintah atau aspek kepentingan tenaga medis saja, tapi juga untuk kepentingan masyarakat.

Untuk itu menurut Andi, tidak bisa tidak, penanganan Covid-19 membutuhkan kerjasama bahu-membahu, sinergi dan kolaborasi dari semua unsur dan komponen masyarakat

"Lebih dari itu adalah komitmen masing-masing Kepala Daerah dan konsistensi kebijakan dalam menanggulangi pandemi Covid-19 demi menjamin kesehatan dan keselamatan warganya. Tanpa itu, upaya dalam mengatasi pandemi ini terutama dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berhasil dan maksimal,: tegas Andi.

Selain itu ia menilai perlunya, disiplin dan sinergitas antar pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sampai ke tingkat kecamatan, desa/kelurahan, bahkan RT/RW, menjadi kata kunciuntuk fokus dan serius menangani Covid-19 dan pada saat yang sama mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari pandemi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Kita bersyukur ikhtiar kita untuk melakukan pemulihan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 sudah mulai tampak dan menunjukkan kondisi yang menggembirakan," ungkap Andi.

Hal itu ditandai menurutnya, dengan tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di kwartal pertama (I) tahun 2021 yang membaik dan menunjukkan peningkatan dalam masa recovery akibat Covid-19 dan di kwartal kedua (II) yang melesat naik menjadi 6,85% (y-o-y), berada di atas pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera di triwulan II sebesar 5,27%, dan merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di wilayah Sumatera setelah Provinsi Kepulauan Riau yang tumbuh 6,90%.

"Dengan progress dan capaian tersebut, mari kita terus meningkatkan soliditas dan menggelorakan solidaritas serta semangat optimisme dan "positive thinking," ajak Andi.

Ilustrasi pasien covid 1
Ilustrasi penanganan pasien covid 1 di rumah sakit (Darwinsyah/BangkaPos)

26 Hari, 12.399 orang Tertular Covid-19

Kasus Covid-19 sepanjang bulan ini dari tanggal 1 hingga 26 Agustus 2021 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertambah sebanyak 12.399 orang.

Sementara kasus yang dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi bertambah sebanyak 13.079 orang.

Adapun kasus meninggal dunia Covid-19 sebanyak 505 orang.

Data tersebut berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka  Belitung dalam rilis yang diterima Bangkapos.com, Kamis (27/8/2021) kemarin.

Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Terbongkar Ternyata Sosok Ini yang Hapus Foto-foto Amalia

Baca juga: Heboh TKA China Makan Buaya Muara 3 Meter yang Dimasak Jadi Sop, Begini Ganasnya Reptil Tersebut

Diakui Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka  Belitung, Andi Budi Prayitno untuk mengatasi penyebaran penularan Virus Corona ini, perlu kesiapsiagaan daerah terutama dalam melakukan tracing, testing, dan treatment yang agresif dan masif dalam merespon kasus Covid-19 yang merupakan kunci untuk mengendalikan kasus.

"Kenaikan kesembuhan harus terus ditingkatkan hingga mencapai target signifikan, sehingga lebih tinggi dari kasus baru dengan terus melakukan tidak hanya peningkatan tracing dan testing dengan penyelidikan epidemiologi (PE) yang lebih serius untuk mengidentifikasi klaster-klaster penularan, namun juga treatment khususnya penyediaan fasilitas isolasi terpusat/terpadu dan kualitas pelayanan kesehatan agar kesembuhan dapat ditingkatkan dan kematian dapat dicegah serta diminimalisasi," ungkap Andi.

Baca juga: 12 Tahun Nabung Uang Kembalian, Pria Belitung Batal Beli Mobil Malah Pilih Ambulans di Showroom

Diakuinya, masih terjadinya penularan Covid-19 yang masif dan tingginya kasus kematian akibat Covid-19 di sejumlah daerah di Bangka Belitung.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya mobilitas dan kegiatan berkerumun masyarakat di tempat-tempat keramaian dan fasilitas publik baik untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, tak terkecuali aktivitas keagamaan dan rekreasi/pariwisata, lantaran melalaikan dan mengabaikan atau tidak mengindahkan penerapan protokol kesehatan.

"Dalam hal ini, pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di lembaga pendidikan/sekolah perlu mendapat perhatian serius para pihak pemegang otoritas dan pengambil kebijakan," tegas Andi.

Selain itu juga menurutnya, kegiatan atau acara yang menimbulkan kerumunan orang banyak seperti pesta atau resepsi pernikahan.

Di samping itu, kondisi ini terjadi karena ketidakdisiplinan mereka yang dinyatakan positif Covid-19 yang menjalani swaisolasi atau karantina mandiri di rumah/tempat tinggalnya serta tidak berjalan efektifnya Posko Covid-19 di tingkat RT/RW, desa/kelurahan, dan kecamatan, ditambah ketidakpedulian masyarakat untuk turut serta melakukan pengawasan terhadap orang yang positif Covid-19.

Faktor-faktor ini diakuinya,  menambah panjang daftar orang yang terpapar dan tertular Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(Bangkapos.com/Rilis/Nurhayati)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved