WhatsApp

Ini Dampak Aturan Baru untuk Pengguna yang Menolak Kebijakan Privasi WhatsApp

Setelah banyak diprotes, WhastApp mulai melunak dengan memberikan opsi "tutup" bagi yang enggan menyetujui aturan baru. Artinya, jika pengguna masih..

Pixabay
Cara pindahkan chat YoWhatsApp ke WhatsApp yang resmi. 

Ini Dampak Aturan Baru untuk Pengguna yang Menolak Kebijakan Privasi WhatsApp

BANGKAPOS.COM -- Aplikasi WhatsApp atau biasa disingkat WA, resmi memberlakukan aturan privasi terbaru untuk para penggunanya pada 15 Mei 2021.

Kebijakan terbaru Whatsapp ini sempat menuai pro dan kontra dari para penggunanya. Sejumlah pengguna menolak aturan terbaru privasi tersebut.

Selain khawatir soal privasi, pengguna juga protes lantaran WhatsApp terkesan "memaksa" pengguna untuk menyetujui kebijakan privasi baru itu.

Setelah banyak diprotes, WhastApp mulai melunak dengan memberikan opsi "tutup" bagi yang enggan menyetujui aturan baru.

Artinya, jika pengguna masih ragu atau menolak aturan tersebut, cukup mengeklik tombol silang (close) di ujung kanan pop-up notifikasi. Akan tetapi, pop-up yang ditutup itu akan muncul lagi sampai pengguna mau menyetujui kebijakan privasi baru.

Baca juga: Samsung Kebagian Pertama, Ini Panduan Fitur Transfer Chat WhatsApp iPhone ke Android Resmi

WhatsApp tidak memberi tahu sampai kapan pop-up itu akan "menghantui" pengguna yang tidak menyetuji aturan barunya.

Kini, beredar kabar WhatsApp akan menggulirkan skema baru bagi pengguna yang belum atau menolak menyetujui kebijakan privasi baru itu. Skema itu agak berbeda dengan yang ada saat ini.

Menurut informasi yang diungkap oleh situs WABetaInfo, pengguna akan diperbolehkan untuk tidak menyetujui kebijakan privasi baru.

Hanya saja, jika mereka memilih untuk tidak menyetujui aturan itu, pengguna tidak akan bisa mengirim pesan ke akun WhatsApp Business yang menggunakan layanan Business Solution Provider (BSP) WhatsApp.

Layanan ini biasanya digunakan perusahaan yang menggunakan API WhatsApp.

BSP WhatsApp merupakan penyedia solusi pihak ketiga yang menawarkan alat khusus untuk membantu pebisnis membaca, menyimpan, dan mengelola pesan yang diterima dari pelanggannya.

Ilustrasi WhatsApp.
Ilustrasi WhatsApp. (Tribunnews.com)

Bagi pengguna yang terlanjur menolak kebijakan privasi baru dan ingin mengirim pesan ke akun WhatsApp Business, harus lebih dulu menyetujui aturan privasi yang muncul dalam pemberitahuan pop-up, seperti gambar di bawah ini.

Tips & Trik Menggunakan WhatsApp, dari Menemukan Pesan Penting Hingga Mengetahui Diblokir atau Tidak

Baca juga: Waspada Penggunaan Aplikasi WhatsApp GB atau Mod, Data Pribadi Bisa Bocor dan Bisa Bawa Trojan

WABetaInfo Tangkapan layar pop-up notifikasi ketika pengguna ingin mengirim pesan ke akun WhatsApp Business API jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru WhatsApp.

Belum diketahui kapan WhatsApp akan menggulirkan informasi skema kebijakan privasi baru ini secara resmi.

Menurut WABetaInfo, skema itu akan segera digulirkan dalam waktu dekat, bersamaan dengan pembaruan bagi pengguna versi Beta untuk Android dan iOS yang mendukung perubahan ini.

Tangkapan layar pop-up notifikasi ketika pengguna ingin mengirim pesan ke akun WhatsApp Business API jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru WhatsApp.(WABetaInfo)
Tangkapan layar pop-up notifikasi ketika pengguna ingin mengirim pesan ke akun WhatsApp Business API jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru WhatsApp.(WABetaInfo)

Jika informasi itu benar-benar digulirkan, itu berarti WhatsApp hanya akan melakukan perubahan sesuai yang dibutuhkan, yakni pada penggunaan WhastApp Business API.

Sebagai informasi, WhatsApp Business API biasanya digunakan perusahaan-perusahaan besar yang punya pelanggan dalam jumlah besar, seperti perusahaan operator seluler, maskapai penerbangan, atau e-commerce.

Ini berbeda dengan akun WhatsApp Business yang lebih menyasar usaha kecil.

Setelah banyak diprotes, WhatsApp menjelaskan bahwa pengumuman kebijakan privasi yang baru sebenarnya untuk memfasilitasi perusahaan yang menggunakan API WhatsApp atau yang terhubung dengan layanan analitik, seperti Facebook.

"Semua terserah Anda (pengguna WhatsApp), apakah ingin berinteraksi dengan bisnis (perusahaan yang menggunakan API WhatsApp) atau tidak," kata WhatsApp APAC Communications Director, Sravanthi Dev kepada KompasTekno beberapa waktu lalu.

Baca juga: Merek & 41 HP yang Bakal Diblokir WhatsApp 1 November, Khusus Android-iPhone Ini Tak Bisa WA

Baca juga: Cara Gampang Membaca Whatsapp Diam-diam Tanpa Harus Ketahuan Sedang Online, Simak Penjelasannya ini

Baca juga: Begini Cara Mudah Menonaktifkan Sementara WhatsApp Anda Tanpa Uninstall

Perusahaan bisa memanfaatkan WhatsApp dengan menggunakan API yang tersedia, untuk mengetahui minat dan kebutuhan pelanggan demi meningkatkan pelayanan.

Jika pengguna bersedia atau menyetujui interaksi dengan akun WhatsApp yang menggunakan API, maka data percakapan itu tidak hanya diakses oleh WhatsApp saja, melainkan oleh pihak ketiga, yaitu perusahaan pengguna API tadi.

Di sinilah alasan mengapa WhatsApp menggulirkan pop-up kebijakan privasi beberapa bulan lalu.

WhatsApp ingin meminta izin kepada pengguna, jika sewaktu-waktu mereka berinteraksi dengan akun bisnis yang menggunakan API, maka data tidak lagi dienkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encryption), dan bisa dikelola pihak lain.

Sementara untuk percakapan pribadi, termasuk panggilan audio dan video, masih tetap akan dilindungi enkripsi dari ujung ke ujung. Kendati demikian, untuk menggunakan API, WhatsApp memiliki persyaratan yang ketat tentang pengelolaan data.

Dampaknya Jika Pengguna Menolak Kebijakan Privasi Terbaru WhatsApp

Menurut laporan WEBetainfo yang dikutip Senin (30/8/2021), pengguna WhatsApp yang menolak aturan privasi terbaru ini tidak akan kehilangan fungsi bertukar pesan atau melakukan panggilan telepon.

Namun, pengguna WhatsApp reguler tidak dapat melakukan chat kepada akun WhatsApp Business yang menggunakan layanan cloud.

Pengguna WhatsApp reguler yang ingin melakukan chat kepada pemilik akun WhatsApp Business diharuskan menyetujui aturan privasi terbaru.

WhatsApp Business berbasis cloud sendiri merupakan layanan WhatsApp premium yang disediakan bagi korporasi atau pelaku bisnis yang biasanya digunakan sebagai customer service digital atu chatbot atau virtual account.

Inti dari aturan kebijakan privasi baru WhatsApp adalah pengguna mengizinkan WhatsApp membagikan data pengguna kepada induknya Facebook.

Data pengguna WhatsApp yang dibagikan ke Facebook seperti level baterai, kekuatan sinyal perangkat, versi aplikasi, informasi browser, jaringan seluler, informasi koneksi (termasuk nomor telepon, operator seluler atau ISP), bahasa dan zona waktu, alamat IP, informasi sistem operasi perangkat dan identifikasi unik terkait dengan perangkat atau akun yang sama.

WhatsApp sendiri mengatakan kebijakan privasi tidak mengubah cara berkomunikasi antar pengguna. Mereka tetap menggunakan End-to-end encryption saat penggunanya mengirim pesan. Artinya WhatsApp tidak bisa melihat pesan pengguna.

(*/kompas.com/tribunnews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved