Terungkap Pengaruh Tinggi Badan Kalangan Firaun Bukan Karena Makanan Tapi Lakukan Hal Tak Wajar Ini

Terdapat banyak mitos di dalam pernikahan sedarah ini dan belum tentu salah satunya benar atau juga salah.

Editor: Alza Munzi
AFP/Khaled Desouki
Ilustrasi. Kepala patung Firaun berusia lebih dari 3.000 tahun ditemukan di sebuah lubang berlumpur di pinggiran Kairo, Mesir, Kamis (9/3/2017). 

BANGKAPOS.COM - Rata-rata tinggi badan kalangan Firaun di Mesir kuno tidak mencolok.

Mereka memiliki tinggi badan yang hampir seragam.

Tidak ada yang menyentuh sampai dua meter, seperti mitos orang-orang kuno memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Ternyata, penyebab tinggi badan sejumlah Firaun hampir merata pada kisaran 160-an Cm bukan karena faktor makanan.

Baca juga: Potret Terbaru Veronica Tan Eks Istri Ahok Bak Artis Korea Bikin Pangling, Bagikan Kabar Bahagia Ini

Tetapi pada pasangan mereka melakukan hubungan badan.

Ya, kalangan Firaun biasa melakukan hubungan badan sedarah.

Pernikahan sedarah atau incest di zaman sekarang dinilai sesuatu yang tidak pantas.

Terdapat banyak mitos di dalam pernikahan sedarah ini dan belum tentu salah satunya benar atau juga salah.

Baca juga: Maria Vania Ingat Permintaan Tukul Arwana Sebelum Jatuh Sakit, Diduga Gejalanya: Apa Karena Itu ya?

Tapi nyatanya pada zaman Mesir Kuno ditemukan fakta penguasa Mesir pernah melakukan pernikahan sedarah.

Kalangan elite Mesir Kuno sangat percaya bahwa diri mereka adalah keturunan dewa.

Karenanya keturunan mereka nantinya harus dari sesama mereka juga.

Baca juga: Heboh Video Gisel Lagi, Kali Ini Durasinya Sama 19 Detik, Rela Bergoyang Demi Wijin

Penemuan ini berhasil diungkap berdasarkan pengukuran tinggi badan pada 259 mumi.

Profesor Frank Rühlidari, peneliti dari University of Zurich ini melakukan pengukuran.

Lalu membandingkan rata-rata tinggi badan beberapa Firaun pada beberapa masa.

Ia menjelaskan temuan tinggi badan bangsa Mesir Kuno berdasarkan waktu sejarah mereka.

Untuk pria, pada masa 1550 sampai 1070 SM, rata-rata tinggi sekitar 161 cm.

Sedangkan pada masa 2925 sampai 2575 SM rata-rata 169,9 cm.

Keseluruhan rata-rata menjadi 165,7 cm.

Untuk wanita, dari masa 712 sampai 332 SM rata-rata 155,6 cm.

Lalu ketika masa dinasti awal sekitar 159,5 cm.

Keseluruhan, rata-rata tinggi wanita adalah 157,8 cm.

Sementara itu, tinggi rata-rata raja Mesir Kuno sekitar 166 cm.

Untuk wanita kerajaan tinggi badannya sekitar 156,7 cm.

Temuan ini membuat peneliti yakin adanya pernikahan sedarah.

Mengingat perbedaan tinggi kalangan Firaun dan rakyat biasa sangat berbeda jauh. 

Keyakinan ini semakin tinggi karena Thutmosis III (memerintah tahun 1504-1450 SM), Firaun yang memiliki sejarah incest mempunyai tinggi badan yang tidak terlalu tinggi.

Hal ini dikarenakan kakek dan neneknya melakukan incest tapi orang tuanya tidak melakukan.

Firaun lain yang memiliki sejarah incest adalah Firaun Tutankhamun (memerintah tahun 1333-1324 SM).

Dalam sejarah diungkap bahwa ia terlahir dari pasangan saudara kandung.

“Penelitian ini menunjukkan sejumlah bukti tentang pernikahan sedarah yang dilakukan kalangan elit Mesir Kuno.

Caranya andal tapi tidak invasif,” jelas Barry Bogin, profesor antropoli biologi di Loughboroungh University. 

Dikutip dari wikipedia, Firaun adalah gelar yang dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir kuno dari semua periode.

Dahulu, gelar ini mulai digunakan untuk penguasa yang merupakan pemimpin

keagamaan dan politik kesatuan Mesir kuno, hanya selama Kerajaan Baru, secara spesifik, selama pertengahan dinasti kedelapanbelas.

Untuk penyederhanaan, terdapat kesepakatan umum di antara penulis

modern untuk menggunakan istilah ini untuk merujuk penguasa Mesir semua periode.

Firaun juga mengaku sebagai Tuhan.

Ketika wafat, Firaun dimakamkan bersama harta bendanya di makam berhias tulisan

hieroglif, jenasahnya diawetkan dengan ramuan khusus, minyak dan garam, kemudian dibungkus dengan kain kedap udara yang diikat.

Karena Firaun dianggap sebagai wakil bangsa Mesir dihadapan para dewa,

kedamaiannya di dalam kehidupan di alam baka merupakan harapan semua anggota masyarakat.

Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved