Bacaan Niat

Kisah Nyata Sedekah Hari Jumat Lengkap dengan Penjelasan Niatnya

Beramal pada hari Jumat, misalnya bersedekah, memiliki banyak keutamaan, berikut beberapa kisah nyatanya

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Tribunnews
Ilustrasi sedekah 

“Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!”

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata,

“Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”

Selanjutnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.

Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mencek saldo rekeningnya.

Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mencek saldo rekeningnya.

Di depan ATM, Budiman memasukkan kartu ke dalam mesin.

Ia tekan langsung tombol 'informasi saldo', kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman tersenyum.

Ternyata uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.

Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya.

Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu rupiah yang ia tarik dari dompet.

Uang itu kemudian dia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadinya meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan:

“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga…”

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan.

Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja.

Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu.

Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya,

“Nak, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!”

Mendegar ucapan sang wanita pengemis tersebut, hati Budiman tergedor dengan begitu kencang.

Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan.

Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman.

Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. “Ada apa Pak?” Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan:

“Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis.

Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:

“Bu…, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

“Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mencek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

“Bu…, aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba.

Sedekah

Menarik membahas tentang sedekah.

Apalagi sedekah itu dilakukan pada hari Jumat, hari yang penuh dengan keutamaan.

Ya, salah satu amalan hari Jumat bagi umat Islam adalah memperbanyak amal kebaikan.

Ini karena pahala amal baik di hari Jumat dilipatgandakan.

Sebagaimana hadist nabi:

"Amal-amal kebaikan itu akan berlipat ganda (pahalanga) pada hari Jumat," (HR. At Thabrani) melansir buku Panduan Amalan Hari Jumat, Mahmudin, Mutiara Media, 2008.

Amal kebaikan itu dipahami berupa ucapan, dzikir, atau perbuatan anggota badan, seperti halnya sedekah.

Berikut dalil keutamaan sedekah hari Jumat selengkapnya:

Rasulullah bersabda, diriwayatkan dari Ka'ab ra, "Pahala shadaqah berlipat ganda pada hari Jumat" (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Sementara itu Ibnul Qayyim berkata,

"Sedekah di hari Jumat dibandingkan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya. Saya telah menyaksikan Syikhul Islam Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jumat, beliau bawa apa yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannua menuju masjid secara sembunyi-sembunyi. Dan aku mendengarnya berkata,'Jika Allah memerintahkan kita sedekah di sisi Rasul SAW, maka bersedekah di hadapan Allah itu tentu lebih utama dan lebih layak dengan keutamaan'."

Selain mendapatkan keutamaan dari Allah SWT, sedekah adalah obat dan bisa menyembuhkan sakit.

Sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam hadist berikut:

Bersihkanlah hartamu dengan zakat, obatilah sakitmu dengan sedekah, dan tolaklah olehmu bencana dengan doa (Hadist Riwayat Ibnu Mas'ud) melansir buku 10 Dzikir Pilihan, Ust. M Arifin Ilham dan Ust. Yudi Effendy, Qultum Media, 2012.

Sedekah menyembuhkan sakit, karena dalam setiap sedekat mengandung keberkahan dan doa.

Apalagi sedekah itu diberikan kepada orang yang betul-betul membutuhkan.

Pengertian Sedekah

Seperti kita ketahui

Sedekah merupakan satu di antara amalan dalam Islam yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan ini.

Kemudian sedekah juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.

Sedekah dimaknai sebagai Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

Artinya ini adalah dengan satu tindakan yang dilakukan karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.

Sehingga sedekah dapat kita maknai dengan segala bentuk / macam kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.

Sedekah dapat berbentuk harta seperti zakat atau infaq, tetapi dapat pula sesuatu hal yang tidak
berbentuk harta.

Misalnya seperti senyum, membantu kesulitan orang lain, menyingkirkan rintangan di jalan, dan berbagai macam kebaikan lainnya.

Seperti halnya infaq, dalam shadaqah tidak di tetapkan bentuknya, bisa berupa barang, harta maupun satu sikap yang baik.

Ketika seseorang bersedekah maka ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia lakukan.

Perlu diketahui pula, sedekah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya dsb.

Baca juga: Niat Sedekah Agar Kaya, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Khalid Basalamah

Niat Sedekah

Lantas bagiamana sebaiknya niat bersedekah?

Secara umum, tak ada niat khusus dalam bersedekah.

Namun, sangat penting untuk dipahami bahwa, sedekah haruslah dengan niat yang ikhlas, jangan ada niat ingin dipuji (riya) atau dianggap dermawan, dan jangan menyebut-nyebut shadaqah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si penerima.

Allah berfirman dalam surat AI Baqarah ayat 264: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. AI Baqarah : 264) (Tribunnews/ bangkapos.com)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved