Meski Tahu Dosa, Survei Mengungkap 9 dari 10 Remaja Kecanduan Berhubungan Secara Bebas
Meski Tahu Dosa, Survei Mengungkap 9 dari 10 Remaja Kecanduan Berhubungan Secara Bebas
Siti Kamsiah mengatakan, masalah ini sulit dicegah karena orangtua tidak memantau keberadaan anak perempuannya sehingga menyebabkan anak perempuan terlibat dalam aktivitas se**ual.
"Mereka tidak diajari bagaimana menjalani hidup sebagai anak-anak dan remaja hingga akhirnya terjebak dengan aktivitas tersebut," katanya.
"Orang-orang ini tidak memiliki agen, tetapi menggunakan media sosial untuk mencari pelanggan."
"Mereka bersedia menawarkan diri mereka serendah 50 ringgit (sekitar Rp 170 ribu) untuk memiliki hubungan terlarang."
Namun, Siti Kamsiah mengatakan bahwa setelah wawancara dilakukan, ternyata uang bukanlah pendorong utama karena kepuasan berhubungan menjadi lebih diprioritaskan.
Ia menambahkan, kegiatan ini harus dihentikan agar tidak menyebar di masyarakat.
"Lebih meresahkan jika ada oknum yang memanfaatkannya."
"Remaja-remaja ini tidak terdidik dengan baik sementara orangtua tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang memadai," katanya.
"Biasanya, orangtua dari remaja 'terabaikan' ini tidak bisa mengantisipasi risiko dan ancaman di sekitar anak mereka selain memberikan terlalu banyak kepercayaan."
"Ini akhirnya mengarah pada kasus pemerkosaan di mana beberapa remaja melakukan tindakan itu dengan kenalan media sosial baru."
"Di sinilah masalah dimulai ketika mereka akhirnya menjadi kecanduan."
Survei ini dilakukan di Malaysia, negara yang bertetangga dengan Indonesia. (*)