Bacaan Niat

Contoh Amal Jariyah Saat Orang Sudah Meninggal, Satu di Antaranya Sedekah, Begini Niatnya

Amal jariyah adalah amal yang pahalanya terus mengalir meski seorang manusia telah meninggal dunia/mati.

Editor: Dedy Qurniawan
freepik.com via Tribunnews
Ilustrasi sedekah untuk amal jariyah 

BANGKAPOS.COM - Berikut ini penjelasan contoh amal jariyah saat orang sudah meninggal.

Ya, amal jariyah adalah amal yang pahalanya terus mengalir meski seorang manusia telah meninggal dunia/mati.

Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini pasti akan merasakan mati sebagaimana yang tertulis dalam Q.S Ali Imran Ayat 185 berikut:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali Imran: 185).

Ada 3 amalan yang jika dikerjakan ketika masih hidup pahalanya akan mengalir meski sudah meninggal dunia (mati).

Baca juga: Arti Innamal Amalu Binniyat Beserta Contoh Hadisnya dan Penjelasan Pentingnya Niat dalam Islam

Ilmu yang bermanfaat

Yang dimaksud dengan Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu pengetahuan yang berguna bagi orang lain dalam hal kebaikan.

Selama ilmu yang diajarkan tersebut digunakan dan dimanfaatkan oleh orang lain maka selama itu pula pahalanya akan mengalir terus walaupun orang yang memberi ilmu sudah meninggal dunia.

Anak yang shaleh dan shalehah

Maksud dari anak yang shaleh adalah anak yang diberi kasih sayang dan dididik baik oleh orang tuanya dengan ikhlas hingga anak tersebut menjadi anak yang taat kepada Allah Swt.

Mendidik anak memang tanggung jawab yang besar maka dari itu jika kita diamanahi anak oleh Allah swt, hendaknya ikhlas mendidik sebaik mungkin hingga jadi anak yang saleh.

Baca juga: Doa atau Niat Sedekah Cukur Rambut Bayi

Sedekah Jariah

Sedekah jariyah adalah sedekah yang diberikan dalam bentuk apapun namun memberi manfaat jangka panjang untuk orang lain. 

Contoh Sedekah jariah adalah:

Seperti membangun masjid, menggali sumur, memberi makan anak yatim serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.

- Wakaf Masjid/ Membangun Masjid

- Wakaf Sumber Air

- Wakaf atau Sedekah untuk Pesantren

- Sedekah atau memberi makan anak Yatim

- Sedekah untuk dakwah islam

Sedekah dan Niatnya

Berbicara mengenai doa niat sedekah, maka ada banyak hal untuk dipahami.

Terlebih mengenai niatnya.

Seperti kita ketahui, sedekah merupakan satu di antara amalan dalam Islam yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan ini.

Semak selengkapnya bagaimana niat sedekah untuk orang tua yang sudah meninggal, niat sedekah untuk anak yatim, hingga niat sedekah agar kaya di keseluruhan artikel ini.

Sedekah bisa diartikan sebagai suatu pemberian kepada seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.

Sedekah dimaknai sebagai Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

Artinya ini adalah dengan satu tindakan yang dilakukan karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.

Sehingga sedekah dapat kita maknai dengan segala bentuk / macam kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT.

Sedekah dapat berbentuk harta seperti zakat atau infaq, tetapi dapat pula sesuatu hal yang tidak
berbentuk harta.

Misalnya seperti senyum, membantu kesulitan orang lain, menyingkirkan rintangan di jalan, dan berbagai macam kebaikan lainnya.

Baca juga: Niat Sedekah Agar Kaya, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Khalid Basalamah

Seperti halnya infaq, dalam shadaqah tidak di tetapkan bentuknya, bisa berupa barang, harta maupun satu sikap yang baik.

Ketika seseorang bersedekah maka ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia lakukan.

Perlu diketahui pula, sedekah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya dsb.

Niat Sedekah

Lantas bagiamana sebaiknya niat bersedekah?

Secara umum, tak ada niat khusus dalam bersedekah.

Namun, sangat penting untuk dipahami bahwa, sedekah haruslah dengan niat yang ikhlas, jangan ada niat ingin dipuji (riya) atau dianggap dermawan.

Jangan pula menyebut-nyebut shadaqah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si penerima.

Allah berfirman dalam surat AI Baqarah ayat 264: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. AI Baqarah : 264)

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam praktik sedekah kita sehari-hari:

Niat Sedekah untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia

Lantas muncul pertanyaan di benak kita, bolehkah berniat sedekah untuk orangtua, termasuk yang sudah meninggal dunia.

Terkait ini, Ustaz Adi Hdiayat menjelaskan seluruh amal ibadah itu, penerimaannya oleh Allah, atau landasan pemberian pahalanya, bergantung pada niatnya.

"Sungguh seluruh amal perbuatan, aktivitas seorang hamba, dibatasi pemberian pahalanya, feedbacknya, kembali pada niatnya," ujar Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, boleh tidaknya bersedekah yang diniatkan untuk lebih dari satu orang ( misal untuk orangtua) bisa dikembalikan pada ketentuan Al Quran dan praktik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Kita bisa mencontoh perbuatan qurban oleh Rasullah SAW.

Sedangkan qurban adalah bagian dari sedekah.

"Beliau menyampaikan Ya Allah, mohon terima ini qurban. Ini Qurban dari saya, dari keluarga besar saya, dan dari umatku yang tidak mempunyai kemampuan untuk berqruban," ujar Ustaz Adi Hidayat.

Infaq juga bagian dari sedekah.

Karena itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ada sebagian ulama yang meluaskan itu semua dengan kebolehan berinfaq atau sedekah untuk banyak niat atau dalam arti diniatkan untuk banyak orang, termasuk orangtua atau anggota keluarga lainnya.

"karena itu ada di sini, pendapat ulama yang mengambil contoh perbuatan Nabi SAW, bahkan sabda Nabi SAW,  yang membolehkan seseorang berinfaq atau bahkan berqurban yang diatasnamakan untuk orangtua yang sudah wafat atau saudara yang tiada," ujarnya.

"Maka dari sini, secara ringan, bisa dikatakan bahwa, boleh-boleh saja ada seseorang yang berinfaq diatasnamakan bagi orang lain atau menyertakan orang lain, termasuk bagi orang yang sudah tiada,. Boleh dalam bentuk sedekah, wakaf, untuk karpet masjid, untuk tempat wudhu, lalu diniatkan untuk orangtua yang sudah meninggal, itu sah-sah saja dilakukan," tutur Ustadz Adi Hidayat.

Lantas bagaimana pahalanya?

Ustadz Adi Hidayat mengatakan berdasarkan dalil, ada tiga amalan yang pahalanya tidak terputus untuk orangtuanya.

Ketiganya adalah ilmu yang bermanfaat, ada anak soleh yang berdoa, dan sedekah jariyah.

"Karena itu, sepanjang kita, masih hidup kita masih berpeluang untuk saya bisa bersedekah untuk niat orangtua yang sudah meninggal dunia, atau bersedekah menyertakan orangtua yang sudah meninggal dunia.  Ini pendapat yang saya pilih, sekaligus kita hormati pendapat yang berbeda, tidak usah berselih, yang penting masing-masing ada dalilnya," tutur Adi Hidayat.

Selengkapnya tentang ini bisa disimak pada video berikut ini:

Sedekah untuk Anak Yatim

Anak Yatim sangat dianjurkan agar kita sedekahi.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan hal demikian.

Setidaknya hal itu tercermin dalam hadis berikut ini:

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim, (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.” (H.R Bukhari)

Rasulullah SAW mengatakan bahwa ada tiga amalan yang pahalanya tidak akan terputus meski seseorang telah meninggal dunia.

Tiga amalan tersebut adalah sedekah jariyah, doa anak yang shaleh, serta ilmu yang bermanfaat.

Bersedekah ke anak yatim juga dapat menghindarkan diri dari bala bencana dan marabahaya.

Saat bersedekah untuk anak yatim dianjurkan untuk membaca doa ini.

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فِيهِ رَحْمَةَ الْأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلامِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الْآمِلِينَ

Allahummar Zuqni Fiihi Rahmatal Aytaam wa Ith'aamat Tha'aam wa Ifsyaas Salaam wa Shuhbatal Kiraam Bithoulika Yaa Maljal

Artinya: 

Berilah aku rezeki berupa kasih sayang terhadap anak yatim dan pemberian makan dan penyebaran salam dan pergaulan dengan orang-orang mulia, dengan kemuliaan-Mu. Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap.

Niat Sedekah Agar Cepat Kaya

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan sedekah boleh diniatkan untuk mendapatkan yang diinginkan.

Satu di antaranya mendapatkan kemudahan dalam hidup.

"Misal, sedekah ini, jadikan dengan sedekah ini yang menerimanya mendapatkan kemudahan. Dan dengan kemudahan itu, jadikan keluargaku mendapat rahmat dariMu, jadikan kemudahan itu sebagai kemudahan ilmu bagi anak cucuku. Boleh, itu dalilnya banyak," katanya.

Kata Ustadz Adi Hdiayat, Rasulullah pernah meluruskan dengan membolehkan umatnya untuk orangtua wafat.

"boleh, dia bersedekah untuk ibunya yang wafat... dan sedakah terbaik itu tidak harus dengan materi, sedekah itu bisa berupa setiap amal soleh yang dikerjakan," ujarnya.

Penjelasan lengkap Ustaz Adi Hidayat bisa disimak di video berikut ini:

Sementara itu, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, Islam mengajarkan untuk menjadi kaya bukan dengan menabung, melainkan bersedekah.

"Mulai sekarang, teman-teman kau memberikan uang kepada anak-anak, bukan dengan memasukkan celengan, suruh bawa ke masjid, suruh traktir temannya di sekolah kalau ada teman yang lapar, kalau ada pakaiannya yang robek, belikan. Selalu kita ajarkan sedekah Karena konsep kita memang seperti itu, keluarkan, maka kita kaan dapat. Main banyak yang dikeluarkan, maka makin banyak rezeki Allah SWT datang," ujarnya.

Simak penjelasan Ustadz Khalid Basalamah berikut ini:

Rukun dan Syarat Sedekah

Adapun rukun sedekah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk mentasharrufkan
( memperedarkannya )

2. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki.  Dengan demikian tidak syah memberi kepada.anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak berhak memiliki sesuatu

3. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian.

4. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.

Orang yang memberikan sedekah atau hadiah itu sehat akalnya dan tidak dibawah perwalian
orang lain.

Hadiah orang gila, anak-anak dan orang yang kurang sehat jiwanya (seperti pemboros) tidak
sah sedekah dan hadiahnya.

Penerima haruslah orang yang benar-benar memerlukan karena keadaannya yang terlantar.

Penerima shadaqah atau hadiah haruslah orang yang berhak memiliki, jadi shadaqah atau hadiah kepada anak yang masih dalam kandungan tidak sah. Barang yang dishadaqahkan atau dihadiahkan harus bermanfaat bagi penerimanya.

(bangkapos.com/ sebagian diolah dari makalah berikut yang ditulis Mukmin Mukri, Widyaiswara BDK Palembang/ tribun sumsel)

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved