Militer dan Kepolisian
Mengenal Korps Marinir, Si Hantu Laut Petarung Senyap yang Jago Bertempur di Darat, Laut dan Udara
Sebagai prajurit semua anggota Marinir merupakan petarung sejati yang dengan nama Tuhan disiapkan bertempur dari arah laut dan menang
BANGKAPOS.COM-Hari ini, Senin (15112021) adalah hari yang istimewa bagi Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Korps kebanggaan TNI Angkatan Laut ini kini genap berusia 76 tahun.
Korps dengan ciri khas Baret Ungu ini dilahir pada 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah.
Semua prajurit Korps Marinir TNI AL digembleng untuk menjadi prajurit petarung yang handal.
Baik kemampuan bertarung dalam pertempuran menggunakan tangan kosong, pertempuran sangkur (perkur), menggunakan senjata api, maupun menggunakan senjata berat lainnya seperti tank.
Jika memasuki barak Marinir, tiap barak selalu tersedia sansak untuk berlatih tinju dan beladiri lainnya.

Latihan tinju biasa dilaksanakan para prajurit Marinir setiap harinya.
Sebagai petarung handal yang ketika bertempur diterjunkan dari laut melalui operasi amfibi, mereka selanjutnya mampu bertarung sebagai pasukan infantri, raider, para komando, dan lainnya.
Apalagi setiap prajurit Marinir telah memiliki kemampuan tempur tiga matra (darat, udara, dan laut).
Korps Marinir bahkan memiliki pasukan khusus handal bernama Intai Amfibi Tempur (Intaifib) dan Datasemen Jalamangkara (Denjaka).
Kedua pasukan khusus itu merupakan petarung paling tangguh yang melebihi kemampuan Navy Seal AS.
Karena banyak yang harus dirahasiakan, kemampuan tempur spesifik itu tak bisa diungkapkan di media masa termasuk operasi-operasi rahasia yang pernah dilaksanakan.
Yang jelas mereka adalah para personel sangat terlatih dan dikenal sebagai hantu laut yang siap mengorbankan jiwa raga bagi bangsa negara dalam pertempuran paling ekstrim.
Kendati dicetak sebagai prajurit petarung mereka juga dikenal sebagai prajurit paling ramah dibandingkan satuan-satuan TNI lainnya karena memiliki motto seperti air.
Yakni dengan cepat mencair dengan rakyat sekaligus mengayominya.
Oleh karena itu dalam aksi kerusuhan bulan Mei 1998 di Jakarta mereka menjadi pasukan tempur yang paling bisa diterima warga untuk mengamankan ibukota hingga kondusif.
Petinggi TNI AL, khususnya Kepala Staf AL (Kasal) bahkan selalu menekankan kepada prajurit Marinir dengan khusus.
Sebagai prajurit semua anggota Marinir merupakan petarung sejati yang dengan nama Tuhan disiapkan bertempur dari arah laut dan menang.
Tak ada kata pantang mundur dan kalah bagi prajurit petarung kendati tinggal memiliki sangkur!
Pernah Dimasukkan ke Angkatan Darat
Mengutip laman resmi Marinir, Korps Marinir di Indonesia sudah ada sejak penjajahan yang tergabung dalam Marinir Belanda.
Namun, ketika Belanda pergi meninggalkan Indonesia, ada sebagian yang menjadi pelatih Marinir Indonesia.
Keberadaan Marinir Indonesia secara khusus terbentuk pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal.
Di sini, dilatih para pelaut Indonesia yang masuk dalam ALRI agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.
Tugas utama Korps Marinir yakni sebagai pasukan pendarat, pasukan yang menyerang dari laut ke darat. Mereka dibekali beberapa pelatihan militer lintas matra untuk menunjang penugasan khusus.
Pada 9 Oktober 1948, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: A/565/1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam Angkatan Laut sehingga seluruh satuan kelautan tersebut dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).
KKO AL aktif dalam beberapa penumpasan yang dilakukan oleh militer Indonesia.
Karena mempunyai kekuatan dalam matra darat, pernah sekali KKO masuk dalam jajaran Angkatan Darat.
Penumpasan
Mengutip Harian Kompas, 31 Oktober 1975, KKO AL pernah masuk dalam kesatuan di dalam TNI-AD.
Namun, identitasnya masih dipertahankan dengan menjadi resimen tersendiri.
Masuknya KKO AL dalam AD untuk reorganisasi Angkatan Bersenjata pada 1948.
Resimen ini yang ikut dalam beberapa penumpasan pemberontakan. Beberapa tahun kemudian akhirnya dikembalikan ke dalam jajaran Angkatan Laut.
Pada 1975, terjadi suatu peristiwa yang penting bagi keberadaan Korps, nama Korps Komando Angkatan Laut dikembalikan lagi menjadi Korps Marinir sesuai dengan sejarah lahirnya Korps sejak 1945.
Hal itu berdasarkan Surat Keputsan Kasal Nomor: Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 November 1975.
Pada 15 November 1959, saat menyerahkan Panji Unggul Jaya kepada KKO ALRI, Presiden Soekarno pernah berpidato:
"... Dan kamu daripada Korps Komando Angkatan Laut, telah menyabungkan jiwa ragamu dan beberapa kawan daripadamu, telah gugur di medan pertempuran, tak lain tak bukan, pada hakikatnya ialah untuk membela dan menegakkan sesuatu ide."
Dilansir Harian Kompas, 15 November 2017, hanya satuan Korps Marinir yang istimewa memiliki panji (bendera, terutama berbentuk segitiga memanjang) tersendiri.
Selain itu, panji hanya dimiliki matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Keistimewaan Korps Marinir pada zaman Orde Lama dan Orde Baru adalah mempunyai citra positif di masyarakat.
Semasa perjuangan membebaskan Irian Barat, KKO AL membentuk Pasukan Pendarat 45 (Pasrat-45) dengan 8.100 prajurit.
Selanjutnya terjadi konfrontasi Ganyang Malaysia dengan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), yang menentang pembentukan Malaysia yang disebut Presiden Soekarno sebagai boneka imperialisme Inggris.
KKO AL berulang kali menyusup dan menyerang di pedalaman Kalimantan Utara hingga Semenanjung Malaysia.
Bahkan, dua prajurit KKO, yakni Usman dan Harun, berhasil melancarkan serangan komando dan meledakkan Gedung Bank MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 1965.
Saat ini, Indonesia memiliki tiga Pasukan Marinir (Pasmar), yaitu Pasmar 1 di Jakarta, Pasmar 2 di Surabaya, dan Pasmar 3 di Sorong.
Ini sesuai dengan restrukturisasi organisasi Korps Marinir dalam rencana strategis 2015-2019.
Tujuannya agar gelar pasukan lebih bisa menanggulangi masalah-masalah di berbagai wilayah Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya zaman, terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan.
Perubahan yang dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, dan penambahan kekuatan.
Penambahan kekuatan tersebut baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.
Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada 2004, terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir, yakni terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.
Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk ideal, baik dari segi kualitas maupn kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.(intisari-online/kompas.com)