Tak Ribet, Inilah Cara Mandi Wajib (Junub) Secara Mudah, Begini Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan cara mandi wajib atau mandi junub secara mudah dan tidak ribet.

Penulis: Widodo | Editor: Iwan Satriawan
YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya 

BANGKAPOS.COM -- Buya Yahya menjelaskan cara mandi wajib atau mandi junub secara mudah dan tidak ribet.

Hal itu ia jelaskan dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV diunggah pada 3 JAnuari 2019 lalu.

Buya Yahya menjelaskan sesuai Fiqih sebab mandi wajib atau junub di antaranya karena bersenggama meskipun tanpa keluar cairan mani. 

Selain itu karena melahirkan, haid dan nifas. 

"Orang sehabis berhubungan suami istri wajib mandi besar," kata Buya Yahya

"Orang habis melahirkan, haid dan nifas wajib mandi besar atau mandi junub," lanjutnya. 

Terlebih menurutnya bagi orang yang mau melakukan shalat, sesudah berhubungan harus mandi besar. 

Namun ada dua cara yang dilakukan saat mandi wajib (junub). 

"Pertama adalah niat mandi besar atau mandi wajib," kata BUya Yahya. 

Dia melanjutkan bersamaan niat mandi wajib penguyuran air atau menyiram air dari kepala.

Lalu yang kedua meratakan air ke seluruh tubuh. 

"Meskipun rambutnya panjang beberapa meter wajib dibasuh semuanya," bebernya.

Buya Yahya mengaskan selagi masih nyambung wajib dibasuh semuanya. 

"Kalau ada ditinggal satu rambut saja maka tidak sah," sebutnya. 

Oleh karena itu dia menyarankan agar membasuh semuanya dan tidak boleh ada yang ditinggalkan. 

"Tidak pakai shampo juga sah, asalkan air yang dipakai wudhu diguyur sambil membaca niat," kata Buya Yahya

"bismillahirahmanirahim nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta'ala"

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala".

Namun Buya Yahya mengingatkan tidak mesti harus berbahasa arab ketika membacakan niat. 

Cukup dengan bahasa Indonesia maupun bahasa jawa juga sudah sah. 

"Jadi kalau pakai bahasa arab boleh kalau bisa, tetapi kalau tidak pakai bahasa indonesia juga tidak apa-apa," kata Buya. 

Lalu Buya Yahya melanjutkan siram ke sekujur tubuh. 

"Mudah, tidak susah dan tidak repot, niantnya pakai bahasa jawa juga boleh," terangnya.

"Terpenting fardhunya niat, lalu meratyakan air ke sekujur tubuh," tegasnya. 

Simak video selengkapnya di sini 

Sebelum Berhubungan Suami Istri Disunahkan Berwudhu

Buya Yahya menjelaskan mengapa sebelum berhubungan suami istri disunahkan berwudhu.

Sebagaimana diketahui bahwa, pasangan suami istri yang hendak melakukan hubungan ranjang disunahkan berwudhu.

Berikut penjelasan Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 24 September 2020.

Buya Yahya mengatakan bahwa sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW ketika hendak tidur dan makan berwudhu.

"Wudhu itu sunnah. Wudhu bukan karena sholat, kita menjalankan wudhu karena perintah dari Nabi, selesai, itu kesunnahan," ujar Buya Yahya dalam video tersebut.

Oleh sebab itu, tidur hendaknya dengan berwudhu terlebih dahulu meksipun pada akhirnya batal karena bersentuhan dengan suami atau istrinya.

Kemudian terkait dengan sunnah berwudhu sebelum berhubungan intim, dirinya juga mengatakan dalam sebuah hadits.

"Yang disunnahkan berwudhu dalam hubungan suami istri adalah di saat seorang suami ingin mengulang atau berhubungan intim yang kedua kalinya, itu hadits nabi," kata dia.

Maka disunnahkan seorang suami untuk mengambil air wudhu.

Dalam sebuah riwayat Imam Muslim, Buya Yahya menyebutkan ada hikmah di balik berwudhu saat akan berhubungan intim untuk yang kedua kalinya.

"Karena ada fase dia pergi ke tempat wudhu, berjalan itu mengembalikan energi, sehingga dia untuk kembali mengulang atau menggauli istrinya menjadi normal lagi," kata Buya.

Lebih lanjut Buya Yahya juga menjelaskan sunnah lain, yakni ketika seorang suami atau istri selesai berhubungan jangan langsung tidur dalam keadaan tidak suci.

"Kalau tidak sempat mandi besar, paling tidak dia sudah berwudhu, setelah hubungan suami istri," ujarnya.

Akan tetapi, Buya Yahya juga mengatakan jika tidak sempat berwudhu lalu tertidur itu juga tidak masalah.

Sebab menurut Buya Yahya hal itu adalah sunnah.

Sebagaimana diketahui bahwa sunnah adalah dikerjakan dapat pahala, tidak dikerjakan tidak apa-apa.

"Jadi hendak tidur, sunnah disaat suami ingin mengulang dan yang ketiga sunnah disaat hendak tidur belum sempat mandi maka disunnahkan berwudhu," kata dia.

(Bangkapos.com/Widodo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved