Dipercaya Akibat Ulah Hantu Janda, 10 Pria di Desa Ini Dilaporkan Meninggal, Warga Sampai Pindah
Beberapa dari mereka dilaporkan telah menderita sakit, tapi yang lainnya tidak memiliki kondisi yang jelas sebagai penyebab kematian
BANGKAPOS.COM-Teror Hantu Janda kembali terjadi di Thailand.
Sejumlah penduduk Desa Ban Pak Huai Mai Ngamdi di Kota Mueang, Provinsi Tak, Thailand, dilaporkan percaya bahwa kematian 10 pria secara berturut-turut di desa meraka terkait dengan hantu janda.
Dikutip dari The Thaiger via kompas.com, Selasa (28/12/2021), akibat anggapan tersebut, beberapa penduduk pria di Ban Pak Huai Mai Ngamdi akhirnya telah memutuskan untuk pindah ke luar desa sementara waktu sampai masalah "hantu" ini terpecahkan.
Ada juga penduduk yang mencoba menggantungkan baju merah dengan tulisan dalam bahasa Thailand “Tidak ada pria di dalam rumah” sebagai upaya mencegah roh masuk dan mengambil jiwa lain.
Beberapa penduduk Thailand, sebagian besar di provinsi timur laut dilaporkan telah mempercayai anggapan ini selama bertahun-tahun.
Baca juga: Ngaku Kurang Jago di Ranjang, Nagita Slavina Beberkan Raffi Ahmad Langsung tak Tahan . . .
Ketika ada sejumlah pria dalam sebuah desa atau kampung meninggal pada waktu yang bersamaan, seperti di Tak, beberapa penduduk akan mengatakan bahwa arwah janda gentayangan di daerah itu sedang mencari suami.
Seorang warga berusia 60 tahun yang tinggal di Tak, Boonchuay Chimsawat, mengatakan kepada media Thailand Khaosod, bahwa lebih dari 10 pria di lingkungannya baru-baru ini meninggal dunia.
Baca juga: Tak Ribet, Inilah Cara Mandi Wajib (Junub) Secara Mudah, Begini Penjelasan Buya Yahya
Beberapa dari mereka dilaporkan telah menderita sakit, tapi yang lainnya tidak memiliki kondisi yang jelas sebagai penyebab kematian.
Beberapa penduduk setempat ketakutan dan mengira itu mungkin ulah hantu janda.
Untuk melindungi laki-laki yang tinggal di satu rumah, orang-orang coba menggantung baju merah untuk menipu dan mengusir hantu tersebut.
Baca juga: Inilah Sosok Istri Nadeo Argawinata, Kiper Timnas Indonesia yang Tampil Gemilang Lawan Singapura
Menurut dia, ini merupakan praktik yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Penduduk setempat juga akan berkumpul untuk membuat jasa kebajikan di kuil dengan kerikil dan mengirimkan jasa tersebut kepada roh-roh janda untuk tidak mengganggu kerabat pria di desa.
Upacara ini dilakukan sesuai dengan kepercayaan yang diturunkan dari kakek-nenek mereka.
Kejadian menggantungkan baju merah untuk mencegah serangan hantu janda juga pernah dilaporkan terjadi di desa Ban Tha Luang di distrik Phimai, provinsi timur laut Thailand pada Januari 2020.
Mengutip Bangkok Post, saat itu, penduduk desa Ban Tha Luang saat itu menggantung baju merah di depan rumah menyusul adanya kematian 13 orang (sebagian besar pria) dalam tiga bulan terakhir.
Penduduk percaya bahwa hal itu dapat mencegah mereka dari serangan hantu janda.
Sementara itu, berbeda dengan anggapan penduduk, para dokter saat itu menyimpulkan bahwa kematian penduduk kemungkinan karena masalah pernafasan.
Kisah Nyata
Dilansir dari kompasiana.com, legenda tentang hantu ini telah dikisahkan turun temurun di Thailand.
Konon, menurut masyarakat lokal, legenda ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi pada sekitar tahun 1850an.
Alkisah seorang gadis cantik bernama Nak. Ia baru saja menikah dengan lelaki pujaannya. Baru saja menjalani kehidupan baru, bahtera rumah tangga mereka harus diuji.
Tid Mak suaminya harus pergi meningalkan Nak untuk memenuhi panggilan tugas negara menjadi tentara. Pada saat Tid Mak pergi, Nak sedang dalam kondisi hamil.
Malang bagi Nak, pada saat melahirkan, ia mengalami komplikasi fatal. Nak meninggal bersama bayinya karena kehabisan darah.
Nak sangat mencintai Tid Mak, sehingga tetap bergentayangan di dunia manusia sebagai arwah.
Ketika Tid Mak kembali, ia tidak tahu tentang kabar kematian istrinya.
Saat ia disambut oleh istri dan anaknya yang lucu, Tid Mak pun tidak tahu jika mereka adalah hantu gentayangan.
Nak sangat bahagia bisa berkumpul kembali bersama suaminya. Tidak rela kehilangan segalanya, Nak pun berubah menjadi setan pembunuh. Siapa pun yang hendak membocorkan rahasia dirinya kepada Tid Mak, dibunuh olehnya.
Hingga suatu waktu, Tid Mak secara tidak sengaja bertemu dengan tetangganya yang usil.
Sang tetangga pun membocorkan rahasia Nak kepada Tid Mak. Ia menyuruh Tid Mak untuk mengintip istrinya jika sedang beraktivitas sendirian di rumahnya.
Tid Mak pun mengikuti saran tetangganya. Betapa kaget dirinya ketika melihat Nak berkelakuan tidak seperti orang biasa pada umumnya, seperti tangannya yang bisa memanjang meraih barang-barang yang jauh darinya.
Syahdan, Tid Mak pun percaya jika istrinya itu bukanlah manusia biasa. Ia adalah hantu gentayangan. Tid Mak pun melarikan diri dan bersembunyi di sebuah kuil yang tak dapat dijangkau oleh Nak.
Ketika Nak menyadari jika Tid Mak telah meninggalkannya, ia pun naik pitam. Kesedihan berubah menjadi kemarahan.
Nak berubah menjadi semakin kejam dengan membunuh orang-orang sekampung.
Seorang dukun sakti pun muncul. Ia berhasiil menangkap Nak dan memasukkan arwahnya ke dalam toples dan dibuang jauh-jauh.
Cerita tidak berakhir sampai di situ. Selama bertahun-tahun desa tersebut hidup dengan damai. Namun, secara tak disengaja, seorang anak kembali melepas toples yang mengurung Nak. Alhasil teror kembali terjadi.
Untungnya seorang biksu hebat bernama Somdej Toh bersedia membereskan kekacauan tersebut. Dengan kesaktiannya, sang biksu kembali mengurung Nak.
Melihat potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh Nak, sang biksu pun bermohon kepada pihak kerajaan untuk mengamankan setan ganas tersebut. Ternyata pihak kerajaan pun bersedia dan kisah berakhir sampai di sini.
Kecuali pada tahun 2013, ketika 10 orang lelaki meninggal secara misterius. Apakah benar kejadian aneh tersebut akibat Pee Mae Mai.
Tidak ada yang tahu, tapi demikian kata "orang pintar."