Ramuan Khusus Keperkasaan Raja Jawa Agar Sanggup Menggilir Selir-selirnya
Ramuan ini khusus diminum secara rutin oleh seorang raja agar bisa menggauli permaisuri dan selir-selirnya.
Selir-selir itu juga jadi semacam simbol bagi kuasanya sang rajakala memerintah kerajaannya.
Selir itu bisa dikatakan perempuan-perempuan yang terikat hubungan dengan raja tanpa status pernikahan.
Karena keterikatan itu, selir juga harus melayani raja dalam segala hal yang menyenangkan, termasuk urusan di atas ranjang.
Baca juga: Siu Ban Ci, Perempuan Muslim Asal China yang jadi Selir Raja Majapahit, Putranya Jadi Pendiri Demak
Baca juga: Jangan Buru-buru Konsumsi Obat Kuat, Coba Minum Rebusan Ginseng, Dijamin Suami Kuat di Ranjang
Baca juga: Inilah Obat Kuat yang Paling Manjur di Dunia Menurut dr Boyke, Bukan Tangkur Buaya atau Pasak Bumi
Soal urusan di atas ranjang, tentu banyak yang heran bagaimana para raja Jawa dulu mampu perkasa dalam urusan bercinta dengan selir-selir yang sampai berjumlah puluhan.
Misalnya Raja Kasunanan Surakarta (Solo), Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono X.
Raja Kasunan Surakarta yang memerintah tahun 1893-1939 itu konon memiliki 40 sampai 45 orang selir.
Sejumlah literatur menyebutkan, Sinuhun Pakubuwono X mampu mengatur waktu ketika berhubungan intim dengan para selirnya itu.
Ternyata, rahasia keperkasan ala raja Jawa di atas ranjang salah satunya pada "ramuan khusus".
Ramuan itu yang digunakan para raja Jawa untuk menggauli para selirnya yang sampai puluhan orang tersebut.
Ramuan itu merupakan minuman yang harus diminum secara rutin setiap hari.
Baca juga: Dulunya Pengamen di Cafe, Intip Penghasilan Tri Suaka yang Kini Mesra dengan Nabila Maharani
Baca juga: Video Gisel Bareng Wijin Ternyata Masih Viral di Instagram dan TikTok
Baca juga: Pose Maria Vania dengan Busana Terbuka di Dekat Pohon, Sampai Ada yang Ngaku Pusing
Ramuan itu campuran dari 40 butir merica, 40 lembar daun sirih, dan 40 bawang lanang yang dihaluskan bersama menggunakan layah dari batu.
Usai dihaluskan, lalu direbus dan disaring.
Selanjutnya air hasil penyaringan itu diembunkan semalaman. Pagi harinya air itu diminum. Begitu terus setiap hari.
Selain ramuan, para raja Jawa juga memegang ilmu Asmaragama sebagai pedoman dalam bercinta.
Aji Asmaragama itu dibeberkan oleh Dhamar Sasangka dalam bukunya 'Gatholoco, Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama' (Jakarta, 2013).