Berita Bangka Barat

Dipasarkan Sejak 1992 Kain Cual Muntok Ini Berhasil Menembus Pasar Malaysia dan Singapura

Selama 30 tahun bergelut di dunia kain tradisional celupan awal (cual), kini kain khas kota Muntok buatan tangan pengerajin Magdalena (63)

Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Rizki Irianda Pahlevy
Magdalena pengerajin kain tradisional cual saat menenun, Rabu (19/01/2022). 

BANGKAPOS.COM,BANGKA --  Selama 30 tahun bergelut di dunia kain tradisional celupan awal (cual), kini kain khas kota Muntok buatan tangan pengerajin Magdalena (63) berhasil menebus pasar Malaysia dan Singapura

Warga Gang Cek Daud, Kelurahan Sungai Baru ini pun sudah mulai belajar menenun kain cual sejak umur 12 tahun, namun pemasarannya baru dilakukan sejak 1992.

Bahkan kini hasil produksi buah tangan Magdalena,  telah dipasarkan melalui sejumlah toko online atau marketplace hingga promosi melalui media sosial. 

"Mulai merintis usaha kain cual sejak sekitar tahun 1992, untuk pemasaran kain cual ini melalui online. Selain di seputar Pulau Jawa dan Batam, sudah pernah dijual ke Malaysia dan Singapura," ungkap Magdalena, Rabu (19/01/2022). 

Baca juga: Kelakuan Remaja Ini Buat 3 Ibu Muda Trauma, Sampai Nekat Diam-diam Masuk Kamar dan Curi Celana Dalam

Baca juga: Bupati Bangka Selatan Ingatkan Orang Tua Waspadai Predator Anak, Minta Pelaku Dihukum Setimpal !

Hasil karya tangan ini tentunya tak sembarang orang bisa melakukannya perlu ketekunan dan keterampilan, hingga dapat membuat benang sutra menjadi kain cual dengan nilai tinggi. 

Tak ayal untuk membuat satu kain cual saja, Magdalena harus menghabiskan waktu sekitar dua bulan untuk mengerjakannya. 

Untuk motif kain tradisional cual ini pun memiliki motif beragam, seperti motif flora dan fauna dengan detail serta perpaduan warna yang tentunya akan menambah nilai seni kain cual. 

"Biasanya buat itu dua bulan, paling cepat satu bulan lah. Kalau bahan baku dari benang sutra super dari Palembang, jadi benang itu sudah dipintal dan diwarnai," ucapnya. 

"Untuk motifnya seperti motif Kembang Bunga Hon, Kuda Laut, Bebek Setaman, dan Ubur-ubur, jadi dengan motif itu barulah dibawa ke alat untuk ditenun," tambahnya. 

Magdalena pengerajin kain tradisional cual saat menenun, Rabu (19/01/2022).
Magdalena pengerajin kain tradisional cual saat menenun, Rabu (19/01/2022). (Bangkapos.com/Rizki Irianda Pahlevy)

Kerajinan tangan dengan tingkat kesenian tinggi disertai bahan yang berkualitas, membuat harga kain cual buatan Magdalena berkisar Rp 3,6 juta hingga Rp 6 juta. 

"Kalau yang kain dodot, harganya satu set selendang dan bawahan kain itu Rp 6 juta. Kalau kain selendang yang tanggung Rp 3,6 juta, tergantung bahan baku juga kalau naik ya harga ikut naik. Selain cual, ada juga jumputan yang dibuat baju kemeja harganya berkisar Rp 200.000 hingga Rp300.000," jelasnya. 

Baca juga: Gubernur Bangka Belitung Terbitkan Aturan Terbaru Cegah Sebaran Omicron

Baca juga: Anggaran Dana Desa Tahun 2022 Turun Rp 1,9 Miliar, Kadinsos Minta Kades Manfaatkan Sesuai Aturan!

Bagi masyarakat yang ingin memiliki kain khas Bangka ini dapat menghubungi nomor 082178456387, atau langsung mengunjungi marketplace dengan nama 12345dedra.

Sementara itu Magdalena juga berharap ada perhatian pemerintah, guna terus melestarikan kerajinan tangan tradisional kain cual. 

"Harapannya ada bantuan dari pemerintah, untuk membuat bangunan khusus menenun cual. Karena terus terang saja ini kan rumah, kurang muat untuk menyimpan alat-alat tenun," ungkapnya.

(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved