Imlek 2022
Mengapa Lampion Selalu Ada Saat Perayaan Imlek? Ternyata Inilah Alasannya
Kelap-kelipnya menjadi satu pemandangan yang tak pernah ketinggalan saat perayaan imlek
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM - Perayaan imlek rasanya kurang lengkap tanpa pernak-pernik lampion.
Ya, perlengkapan satu itu memang selalu ada menghiasi berbagai aneka dekorasi berwarna merah di setiap tempat.
Kelap-kelipnya menjadi satu pemandangan yang tak pernah ketinggalan.
Tak hanya dipasang di klenteng, lampion juga biasanya dipasang di beberapa kawasan jalan hingga menyemarakkan rumah warga Tionghoa.
Hadirnya lampion menambah nuansa merah meriah nan sukacita.
Namun taukah Anda bagaimana asal mula lampion bisa menjadi benda penting untuk menyemarakkan perayaan imlek?
Mengutip dari Culture Trip, lentera China atau yang kerap disebut dengan lampion tujuan awalnya hanyalah untuk menjadi sumber cahaya saja.
Orang-orang dari Dinasti Han Timur kuno dulunya membuat lampion dari rangka bingkai bambu, kayu, atau jerami gandum.
Lalu meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya sehingga nyala api tidak akan tertiup angin.
Di kemudian hari, lampion diadopsi para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.

Atas perintah seorang kaisar, orang-orang bergabung dalam ritual itu lalu menyalakan lentera untuk menghormati Buddha dan membawanya ke istana di Luoyang.
Umumnya masyarakat Tionghoa merayakan merayakan festival lampion di hari ke-15 dalam kalender Lunar.
Festival lampion itu digelar untuk memperingati berakhirnya Tahun Baru Imlek.
Festival Lampion memiliki berbagai macam makna seperti hari pembebasan, Hari Valentine China maupun untuk reuni keluarga.
Ketika perayaan festival tersebut, masyarakat akan menyelenggarakan berbagai macam ritual keagamaan
Mereka juga akan melakukan tradisi menyalakan lampion, bermain teka-teki, makanan tradisional China, pertunjukkan barongsai dan lain sebagainya.
Menghadirkan lampion dalam perayaan imlek tentunya memiliki makna tersendiri.
Menurut sejarawan JJ Rizal, lampion adalah tradisi yang dibawa dari negeri China.
Tetapi dimaknai sama, yaitu sebagai simbol tolak bala.
"Orang China menggunakan lampion untuk Tahun Baru Imlek seiring dengan mengenal teknik membuat kertas di masa-masa paruh pertama tahun masehi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/01/2020).
Warnanya yang merah, imbuhnya menggambarkan pengharapan di tahun baru.
Harapannya segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan kebahagiaan.
Ternyata sederhananya ada dua makna warna merah pada setiap perayaan Imlek.
1. Lambang kebahagiaan
Rohaniawan Tionghoa asal Surakarta, WS. Adjie Chandra menjelaskan bahwa warna merah melambangkan kebahagiaan.
Warna tersebut biasanya digunakan saat ada suatu keluarga yang memiliki hajat mantu.
Hal itu menggambarkan keluarga yang mempunyai hajat mantu sedang berbahagia.
2. Simbol kebaikan hati
Menurut pemberitaan Harian Kompas (30/1/2018) seseorang yang mempraktikkan feng shui tradisional, Suhana Lim menjelaskan bahwa warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.
Lebih lanjut dia menjelaskan bunyi karakter "merah" atau "hung" identik dengan karakter "makmur".
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)