Militer dan Kepolisian
Jadi Momok Bagi Para Penjahat, Inilah Sederet Anjing Pelacak yang Digunakan Polisi Indonesia
Setiap anjing yang telah masuk dalam jajaran pasukan K-9, mempunyai kemampuan dan tugasnya masing-masing
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Polisi Republik Indonesia (Polri) memiliki Detasemen Anjing Pelacak atau K-9.
Datasemen ini merupakan salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kepolisian di Indonesia.
Dalam struktur kepolisian Indonesia, detasemen ini termasuk di dalam Direktorat di lingkungan Korsabhara Baharkam Polri dengan nama Direktorat Polisi Satwa (Ditpolsatwa).
Tugas Ditpolsatwa antara lain membina dan menyelenggarakan kegiatan penjagaan, pengawalan, patroli, dan SAR terbatas.
Kemudian, pengendalian massa (dalmas) dengan satwa (anjing dan kuda), pelacakan (umum, bahan peledak atau handak, narkoba, dan SAR/korban bencana).
Baca juga: Rusia Tarik Pasukan, Situasi Ukraina Malah Memanas, Terdengar Ledakan dan Tembakan
Dilansir dari laman boombastis.com, penamaan K-9 yang dieja Ca-nine, berasal dari bahasa ilmiah Yunani Canineae familyae.

Nama ini merujuk pada salah satu jenis keluarga serigala, Canis, yang merupakan kelompok binatang buas bergigi tajam.
Mereka dicirikan memiliki taring, moncong yang sentiasa terbuka, dan susunan rahang belakang yang sanggup memotong daging.
Dan anjing yang digunakan oleh unit K-9, adalah keturunan dari jenis serigala di atas yang telah mengalami evolusi secara genetis.
Ada banyak kisah heroik yang pernah dirasakan oleh unit K-9 Polri dalam setiap tugasnya.
Baca juga: Didukung Israel Plus NATO, Negara Ini Nekat Gempur Wilayah yang Didukung Rusia, Endingnya Memalukan
Diantaranya adalah, sebagai bantuan taktis tempur operasi penumpasan D.I./T.I.I., operasi GAM di Aceh, operasi Seroja di Timor-timur, pembebasan sandera Mapnduma Papua maupun pengamanan pengungsi perang di pulau Galang.
Untuk dalam negeri, unit K-9 berjasa dalam pelacakan jejak para pelaku kriminal, penemuan bahan bom dan obat terlarang, serta pengamanan kedatangan kepala negara asing hingga even internasional di Indonesia.
Setiap anjing yang telah masuk dalam jajaran pasukan K-9, mempunyai kemampuan dan tugasnya masing-masing.
Seperti anjing Handak, yang dilatih secara khusus untuk mendeteksi bahan peledak bersama tim Jihandak/Gegana.
Baca juga: Ini Pendapat Dua Mantan KSAU Soal Pembelian 42 Jet Tempur Rafale, Ternyata Ini Alasan Pembeliannya
Ada pula Anjing Krim Um yang dilatih untuk melacak dan menemukan pelaku kriminal.

Hewan ini berada dalam satuan tugas tindak pidana umum. Untuk anjing pelacak narkotik, tugasnya adalah menemukan bahan dan obat-obatan terlarang, yang berada satu tim dengan unit reserse maupun narkotika.
Terakhir ada anjing dalmas, dimana hewan ini dilatih khusus untuk menghalau konsentrasi massa seperti demonstrasi atau kerusuhan bersama dengan anggota subdit Dalmas.
Sama seperti manusia pada umumnya, anjing yang bertugas pada unit K-9 juga memiliki jangka waktu tertentu.
Mereka akan dipensiunkan jika masanya telah tiba. Sekedar info, para anjing K-9 bertugas maksimal selama tujuh tahun.
Mereka akan dilatih pada umur 1 hingga 1,5 tahun dan akan digunakan hingga 5 tahun kedepan.
Kondisi mereka senantiasa di cek setiap saat. Jika masih fisiknya masih layak, tak jarang masa tugas mereka diperpanjang hingga tujuh tahun.
Dilansir dari ditpolsatwa.baharkam.polri.go.id, berikut sederet jenis anjing yang digunakan Detasemen K-9:
1. German Shepherd
German Shepherd merupakan salah satu satwa anjing berasal dari Jerman yang memiliki nama lebih dari satu, yaitu anjing Gembala Jerman, Herder, dan German Shepherd.
Anjing Gembala Jerman salah satu jenis satwa anjing yang digunakan oleh Polri untuk pelacak karena terkenal pintar (memiliki inteligensia tinggi) dan cepat belajar.
Bentuk badannya yang seimbang, membuatnya cocok dijadikan anjing pekerja maupun anjing peliharaan. Tipe anjing ini setia, pemberani, dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
German Shepherd juga cocok untuk satwa anjing penjaga, satwa anjing polisi, dan satwa anjing penuntun orang buta.
Di Polri, pemanfaatan anjing Gembala Jerman direkomendasikan untuk pelacak (umum, narkotika, handak), SAR, dan dalmas.
Sesuai proporsi tubuhnya, anjing Gembala Jerman memiliki tinggi badan 55-60 sentimeter dan berat badan 27,8-38,6 kilogram.
2. Dutch Shepherd
Dutch Shepherd rata-rata memiliki berat badan antara 50-70 kilogram dan tinggi bervariasi antara 55-63 sentimeter.
Dutch Shepherd merupakan anjing serba bisa karena memiliki karakter yang kuat, mandiri, setia, dapat diandalkan, waspada, aktif, cerdas, dan intuitif sehingga cukup handal bila melakukan tugas kepolisian atau militer.
Di Polri, pemanfaatan Dutch Shepherd direkomendasikan untuk pelacak umum, handak, narkoba, SAR, dan dalmas.
3. Belgian Malinois
Belgian Malinois berasal dari Belgia, memiliki karakter sangat keras, daya penciuman, pendengaranya relatif tajam dibanding satwa anjing lain, vitalitas dan mobilitasnya yang tinggi.
Anjing Belgian Malinois biasanya digunakan sebagai satwa anjing penjaga dan pelacak.
Pemanfaatan Belgian Malinois di Polri direkomendasikan untuk pelacak umum, handak, narkoba, SAR, dan dalmas.
Sesuai proporsi tubuhnya, anjing Belgian Malinois memiliki tinggi badan 54-60 sentimeter dan berat badan 23-27 kilogram.
4. Labrador Retriever
Labrador Retriever merupakan salah satu satwa anjing terpopuler di dunia karena terkenal pintar dan cepat belajar.
Sebagian besar Labrador Retriever sangat suka berenang di air.
Ketika berburu, mereka sering disuruh untuk mengambil hewan buruan yang jatuh ke air.
Secara naluri, anjing Labrador suka membawa barang dengan mulut, dan tidak jarang senang memasukkan tangan atau lengan orang ke dalam mulut dan menggigit-gigitnya seperti mengajak bermain.
Umur rata rata satwa anjing Labrador Retriever adalah 12-13 tahun.
Secara umum, Labrador merupakan satwa anjing ras yang sehat dan relatif hanya memiliki sedikit masalah kesehatan.
5. German Pointer
Berasal dari campuran Spanish Pointer dan Hanoverian Schweisshund, anjing Pointer dibiakkan oleh para olahragawan yang menginginkan satwa anjing multi fungsi.
Saat ini, Pointer terus menjadi satwa anjing pilihan ketika datang kecepatan, daya tahan, tekad, dan kemampuan berburu.
Di Polri, pemanfaatannya direkomendasikan untuk pelacak narkoba dan SAR.
6. Doberman Pincher
Doberman Pincher merupakan salah satu anjing berasal dari Jerman yang menjadi satwa anjing penjaga unggulan.
Anjing Doberman Pincher digunakan oleh Polri untuk pelacak karena diklaim setia dan konsekuen terhadap tanggung jawabnya.
Bentuk badannya yang seimbang, cocok dijadikan anjing pekerja.
Sifatnya Doberman Pincher pemberani, penuh percaya diri, selalu siap siaga, serta daya penciuman dan pendengarannya sangat tajam sehingga cocok untuk satwa anjing penjaga.
7. Rotweiller Retriever
Rotweiller Retriever merupakan anjing bertampang seram dan tipe satwa anjing penjaga yang serba bisa.
Satwa anjing Rotweiller Retriever mempunyai kecerdasan di atas rata–rata satwa anjing lain, kuat, agresif, patuh, dan sangat pemberani dalam membela majikan.
Di Polri, pemanfaatan Rotweiller Retriever direkomendasikan untuk pelacak umum, SAR, dan dalmas.
8. Golden Retriever
Golden Retriever merupakan salah satu satwa anjing berasal dari Eropa yang sangat cerdas, periang, dan tidak mudah menyerah.
Daya penciumannya yang sangat tajam, bisa difungsikan sebagai satwa anjing pelacak dan sebagai penuntun orang buta.
Di Polri, pemanfaatan Golden Retriever direkomendasikan untuk pelacak handak dan narkoba.
9. Beagle
Beagle adalah jenis satwa anjing yang telah ada di Inggris Raya sejak awal hingga pertengahan tahun 1500-an, dan digunakan untuk berburu kelinci dan marmut.
Anjing jenis Beagle mudah bergaul baik dengan manusia maupun dengan hewan apa pun.
Di Polri, pemanfaatannya direkomendasikan untuk pelacak narkoba dan SAR.