Para Orang Tua Harus Tahu, Aisah Dahlan Beberkan Cara Mendidik Anak Secara Islami

dr Aisah Dahlan beberkan cara mendidik anak secara islami yang harus dipahami oleh orang tua.

Penulis: Widodo | Editor: Iwan Satriawan
zoom-inlihat foto Para Orang Tua Harus Tahu,  Aisah Dahlan Beberkan Cara Mendidik Anak Secara Islami
YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan CHt
dr Aisah Dahlan bahas cara mendidik anak secara Islami yang harus diketahui oleh orang tua

BANGKAPOS.COM -- dr Aisah Dahlan beberkan cara mendidik anak secara islami yang harus dipahami oleh orang tua. 

Anak adalah cerminan orang tua. 

Maka orang tua berusaha memberikan didikan terbaik kepada buah hatinya itu. 

Hal itu dilakukan agar sanga anak tidaklah salah langkah dan tidak menjadi kurang ajar atau susah diatur. 

Neskipun demikian bahwa banyak menghadapi anak yang susah diatur. 

Tetapi sebaiknya orang tua tidak mendidiknya dengan cara yang kasar. 

Dalam sebuah video dr Aisah Dahlan, dia menjelaskan cara mendidik anak yang tepat secara Islami.

Oleh karena itu, orang tua perlu memahami hal ini.

Hal itu dia beberkan dalam kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt pada 6 Oktober 2021.

Menurut dr Aisah Dahlan, bahwa sebagai orang tua, dalam mendidik anak harus berlemah lembut.

dr Aisah Dahlan mengatakan, sebagai orang tua akan lebih cepat kesal terhadap anak apabila sedang berbicara.

Hal itu menurutnya disebabkan karena rasa memiliki dan ingin mengontrol tingkah laku anak.

"Kita ya orang tua ini sama anak kandung ya itu lebih cepat keselnya dibanding sama orang lain kalau lagi ngomong," ujar dr Aisah Dahlan.

"Kenapa? Karena kita merasa memiliki dan merasa ingin kontrol dia, jangankan ya dengan orang lain, anak tetangga saja dengan anak kita, kalau kita ketemu, kita lebih cepat senyum sama anak tetangga," tambahnya.

Maka langkah yang harus dilakukan sebagai orang tua, menurut dr Aisah Dahlan, dalam mendidik anak itu harus sesuai dengan yang diajarkan Allah SWT.

"Itulah ya di dalam pendidikan ini ya jadi diajarkan oleh Allah ya untuk berlemah lembut sama anak,

Jadi supaya kita lembut sama anak kita, minta rahmat sama Allah, jadi rahmat Allah itu diminta," tuturnya.

"Orang tua Bapak Ibu lembut sama anak kandung bukan bawaan lahir, karena selalu ingin kontrol, makanya kalau ada orang tua bisa lembut sama anaknya itu rahmat Allah turun," lanjut dr Aisah Dahlan.

Maka dari itu dr Aisah Dahlan menyarankan agar meminta rahmat Allah agar mendapatkan komunikasi yang lembut dan bijak dengan anak.

Simak video singkatnya di sini

Inilah Tips Menasehati Anak Agar Jadi Penurut dan Tidak Kurang Ajar Pada Orang Tua

Ada beberapa tips dan teknik yang bisa dilakukan dalam menegur dan menyuruh anak agar selalu nurut kepada orang tua.

Terlebih orangtua merupakan pendidikan pertama anak.

Tumbuh kembang anak di masa kecil sangat ditentukan bagaimana orangtua mendidiknya.

Jika penididikan dri orangtua kurang tepat maka bisa menyebabkan anak tersebut kurang ajar.

Begitupun dalam halnya ketika melakukan kesalahan, orangtua harus pandai bagaimana cara menegur dan menyuruh anak.

Sejatinya seorang anak wajib berbakti kepada orangtua dan menuruti ketika orang tua menyuruh sesuatu.

Tidak membantah dan bersikap kurang ajar kepada orang orang tua.

Kadang, teguran orangtua seolah tidak didengar dan perintah orang tua tidak segera dilaksanakan.

Namun, sebelum menyalahkan anak, sebaiknya para orang tua bisa introspeksi diri dahulu.

Bisa jadi kesalahan utama bukan pada anak, melainkan pada teknik yang digunakan orang tua.

Penjelasan dr Aisah Dahlan mengenai cara mendidik, menegur dan menyuruh anak agar nurut pada orangtua dibagikan di kanal Youtube RTQ TV yang diunggah pada 30 Januari 2020 lalu.

Dia menyebutkan, manusia mempunyai sistem saraf di telinga yang bisa menggerakkan tubuh untuk melakukan sesuatu.

"Maka kalau ibu ngomong sama anak yang baik-baik. Karena apa anak kita juga punya sistem saraf yang omongan bisa ditangkap di telinganya dan jalan di sitem saraf," ujar dr Aisah Dahlan dalam video tersebut.

Oleh sebab itu dia menyarankan, ketika menegur atau menyuruh anak sebaiknya jangan menggunakan kalimat negatif.

Misalnya ketika sudah masuk waktu sholat atau waktunya tidur malam, tapi anak masih main gadget, maka jangan katakan kalimat seperti ini.

"Main gadget terus, atau jangan juga menggunakan "Kamu kalo main aja lama banget," ujarnya.

Akibatnya setiap disuruh atau ditegur, anak akan main hp terus atau setiap main akan lama karena itu yang diucapkan orang tuanya.

Lalu dr Aisah Dahlan menyarankan untuk menegur dan menyuruh anak menggunakan bahasa yang baik.

"Misalkan udah Maghrib, simpan gadgetnya sholat magrib yuk," terangnya.

Hal tersebut lebih baik daripada kalimat sebelumnya yang bisa membuat anak terus bermain hp.

Kemudian ketika anak sedang bertengkar dengan temannya atau saudaranya, maka sebaiknya katakan:

"Sudah nak, cukup, damai saja," lanjutnya.

Maka, kalimat tersebut bisa masuk ke sistem saraf dan akan menggerakkan anak untuk lebih menyukai damai.

Lalu dr Aisah Dahlan mengatakan sebaiknya orangtua memberikan contoh.

Ketika orangtua menyuruh sesuatu atau melarang anak melakukan sesuatu, maka sebaiknya orangtua juga menjalankannya.

Contoh ketika menegur anak yang main hp saat waktunya sholat, maka akan sangat baik jika anak melihat orangtuanya sudah siap sholat.

"Misalkan kita sudah siap pakai mukena dan mulai membentangkan sajadah makan pesannya lewat mata dan telinga akan sampe," jelasnya.

Dengan contoh yang dilakukan oleh orang tua, maka anak akan lebih terdorong untuk berhenti main dan bersiap untuk sholat.

Daripada ketika anak ditegur dan melihat ke arah orangtuanya yang juga masih asyik main gadget.

Jika demikian, maka si anak cenderung malas melakukan perintah orang tuanya karena orang tuanya tidak memberikan contoh.

(Bangkapos.com/Widodo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved