Minyak Goreng Mahal dan Langka, Bolehkah Ganti Pakai Mentega? Ini Kata dr Feni Nugraha
Apakah mentega sebenarnya sehat untuk menggantikan posisi minyak goreng sebagai bahan masakan?
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - Saat ini masyarakat Indonesia sedang diresahkan akan kondisi kelangkaan minyak goreng.
Di berbagai daerah, warga harus rela mengantre panjang hanya demi bisa mendapatkan minyak goreng sebagai kebutuhan memasak.
Tak cuma pembeliannya yang dibatasi, harga minyak goreng pun dikabarkan tinggi dari biasanya.
Tentu hal ini membuat warga kebingungan.
Hingga banyak dari mereka yang mulai beralih memasak menggunakan mentega.
Bicara soal mentega, bahan satu ini memang kerap menjadi peganti minyak goreng untuk memasak.
Namun tak banyak yang tahu apakah mentega sebenarnya sehat untuk menggantikan posisi minyak goreng sebagai bahan masakan?
Spesialis Gizi Klinik dr Feni Nugraha MARS, M.Gizi, SpGK pun mengungkap fakta sebenarnya.
Baca juga: Mbah Mijan Buka Suara Terkait Ritual Kendi di Acara IKN yang Dihadiri Presiden Jokowi
Baca juga: Istana Terbesar dan Termegah di Dunia Ini Hanya Ada di Brunei, Punya Helipad dan Ratusan Kamar Mandi
Mengutip dari YouTube VDVC Health, dr Feni menjelaskan mana penggunaan yang lebih sehat, memasak dengan minyak goreng atau mentega.
Sebelumnya dr Feni menjelaskan minyak terbagi menjadi dua, yakni minyak yang memiliki lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
"Biasanya minyak yang dipakai oleh ibu-ibu untuk menggoreng adalah minyak kelapa sawit, minyak ini tinggi lemak jenuhnya," ujar dr Feni Nugraha.
Kemudian faktanya, untuk memasak, minyak goreng disebut dr Feni jauh lebih menyehatkan dari pada mentega.
Hal ini karena lemak jenuh yang terkandung dalam minyak goreng tersebut.
Dijelaskan dr Feni bahwa untuk menggoreng lemak jenuh akan lebih baik karena lebih stabil, dan tidak mudah terurai pada proses pemanasan suhu tinggi.
"Kandungan lemak jenuh akan lebih dipakai untuk menggoreng, memanggang atau pembakaran suhu tinggi," lanjutnya.
Sementara itu mentega yang terbuat dari lemak susu memiliki 60% kandungan yang masuk ke dalam lemak jenuh.
dr Feni menerangkan kandungan lemak yang dimiliki minyak goreng jauh lebih banyak dari pada mentega.
"Jadi sebenarnya kandungan 1 sdm minyak goreng mengandung 13-14 gram lemak, dimana kandungan lemak jenuh dan tidak jenuh tergantung dari jenis minyak itu sendiri," kata dr Feni.
Disebutkannya untuk mentega per 1 sdm kandungan lemaknya adalah 11,5 gram, yang berarti jumlahnya lebih sedikit dari pada minyak.
"Tetapi dalam mentega terkandung kolesterol 31 mg," lanjut dr Feni.
Baca juga: Inilah Penampakan Rumah Nabi Muhammad SAW Saat Masih Bayi dan Disusui oleh Halimah Sadiyah
Untuk kandungan lemaknya mentega paling tinggi 60% lemak jenuh dan 40% lemak tak jenuh.

Selanjutnya, soal penggunaan minyak goreng atau mentega yang acap kali digunakan berkali-kali ternyata kurang baik menurut dr Feni.
"Sebenarnya minyak goreng dan mentega tidak boleh dipakai berulang.
Disarankan pemakaiannya hanya 1 kali atau maksimalnya 2 kali," tandas dia.
Hal ini karena jika minyak goreng dipakai berulang kali maka akan terjadi perubahan fisik seperti warna, aroma, atau pun rasa.
Tak cuma itu tentunya kandungan zat gizi dan kimia juga ikut berubah.
"Yang tadinya ada lemak sehatnya atau lemak tidak jenuh akan berubah menjadi lemak trans," pungkas dr Feni.
Dirinya menyebut bahwa lemak trans tergolong ke dalam lemak yang tak sehat.
"Lemak trans ini lemak yang tidak baik karena dapat menyumbat dalam pembuluh darah," tuturnya.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)