Militer dan Kepolisian
Mampu Tembus Pertahanan Udara Rusia, Inilah Rudal Tochka-U Peninggalan Soviet yang Digunakan Ukraina
seperti apakah kemampuan rudal balistik OTR-21 Tochka, sehingga mampu menembus sistem hanud Rusia?
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Meskipun dari sisi kekuatan militernya kalah jauh dari Rusia, pihak Ukraina tak mau menyerah menghadapi serangan Rusia.
Militer Ukraina melakukan perlawanan sengit di darat dan udara guna menahan laju pasukan Rusia.
Militer Ukraina memiliki rudal balistik jarak pendek Tochka-U era Soviet, yang memiliki hulu ledak yang kuat, tetapi presisinya tidak sebagus milik senjata Rusia terbaru.
Sejak serangan yang dilancarkan Rusia pada 24 Februari lalu, praktis berita didominasi oleh langkah operasi militer Rusia yang merangsek masuk wilayah Ukraina timur.
Namun, pada 25 Februari lalu, untuk pertama kalinya Ukraina melakukan serangan balasan langsung ke wilayah Rusia.
Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal balistik jarak dekat.

Dikutip dari indomiliter.com, serangan Ukraina menyasar ke Pangkalan Udara Millerovo di wilayah Rostov Rusia, yang berjarak sekitar 20 km dari garis perbatasan Rusia-Ukraina.
Menurut laporan, pangkalan itu terkena sejumlah rudal balistik OTR-21 Tochka (SS-21 Scarab/9M79).
Dari citra satelit dan foto-foto yang beredar, pangkalan udara itu mengalami sejumlah kerusakan, setidaknya satu unit Sukhoi Su-30SM ‘Flanker-H’ dari Resimen Penerbangan Tempur Pengawal ke-31 Pasukan Dirgantara Rusia (VKS) ke-31 terbakar.
Tentu yang menjadi pertanyaan, seperti apakah kemampuan rudal balistik OTR-21 Tochka, sehingga mampu menembus sistem hanud Rusia?
OTR-21 Tochka adalah rudal balistik jarak pendek – close-range ballistic missile (CRBM).
Rudalnya sendiri mengusung jenis 9M79 yang memiliki jangkauan antara 15 dan 70 km.
Rudal 9M79 dapat dipersenjatai dengan unitary high-explosive blast fragmentation dan hulu ledak submunisi.
Angkatan Darat Ukraina diketahui telah menerima atau mewarisi 500 rudal dengan 90 peluncur, meskipun tidak diketahui berapa banyak yang tersisa dalam inventarisnya.
OTR-21 Tochka bukan sistem rudal baru, senjata taktis ini adalah peninggalan era Uni Soviet yang dibuat oleh KBM (Kolomna).
Dirancang sejak 1968, OTR-21 Tochka mulai digunakan Soviet sejak 1976, dan dikedepankan untuk serangan tepat ke sasaran taktis musuh, seperti pos kendali, jembatan, fasilitas penyimpanan, konsentrasi pasukan, dan lapangan terbang.
Hulu ledak fragmentasi dapat diganti dengan hulu ledak nuklir, biologi atau kimia.
Propelan padat membuat rudal mudah dirawat dan disebarkan.
Unit OTR-21 Tochka umumnya digelar dalam struktur brigade. Ada 18 peluncur dalam tiap brigade; setiap peluncur dilengkapi dengan 2 atau 3 rudal.
Sebagai platform kendaraan adalah BAZ-5921 6×6 yang berperan sebagai transporter erector launcher (TEL).
Kendaraan pengusung ini punya kemampuan amfibi.
Ditenagai mesin diesel, BAZ-5921 punya kecepatan maksimum di jalan raya 60 km per jam, dan kecepatan mengarung di air 8 km per jam.
Untuk perlindungan pada awaknya, OTR-21 Tochka dilengkapi proteksi anti nubika.
Ada tiga varian OTR-21 Tochka yang berhasil dikembangkan, yakni Scarab A – berat 2.000 kg (1976), Scarab B – berat 2.010 kg (1989) dan Scarab C – berat 1.800 kg (1990).
Rudal ini punya panjang 6,4 meter dengan diameter 0,65 meter.
Tiga varian masing-masing punya jarak jangkau berbeda meski sumber tenaganya adalah single-stage Solid fuel rocket 96kN – Scarab A (70 km), Scarab B (120 km) dan Scarab C (185 km).
Mengandalkan inertial guidance dan passive radar, dan OTR-21 Tochka dapat melesat hingga Mach 5.3 dengan tingkat akurasi 150 meter.
Pengguna terbesar OTR-21 Tochka saat ini adalah Rusia yang ditaksir punya 220 peluncur.
Negara lain pengguna selain Ukraina dan Rusia adalah Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Bulgaria, Suriah, Korea Utara, Kazakhstan dan Yaman.
Soal pengalaman perang, OTR-21 Tochka rasanya sudah kenyang, di antaranya aktif digunakan pada Perang Sipil di Yaman, Perang di Donbass, konflik di Suriah sampai Nagorno-Karabakh.
Senjata yang Dikerahkan Rusia di Ukraina
Dilansir dari voaindonesia.com, berikut ini adalah beberapa senjata yang digunakan oleh Rusia dalam perang dengan Ukraina
Pesawat Tempur dan Rudal
Militer Rusia telah menggunakan pesawat tempur dan rudal jelajah Kalibr (Kaliber) untuk menyerang fasilitas di seluruh penjuru Ukraina.
Kalibr adalah senjata presisi.
Lokasi fasilitas militer Ukraina dan gedung-gedung pemerintah, yang tampaknya menjadi sasaran rudal di Kyiv dan Kharkiv, terletak dekat dengan daerah pemukiman.
Akibatnya serangan-serangan tersebut menelan banyak korban sipil.
Hal yang sama berlaku untuk rudal yang dibawa oleh pesawat tempur Rusia, yang menargetkan infrastruktur militer yang pada ujungnya juga mengakibatkan kerusakan tambahan.
Untuk mencapai target utama, militer Rusia juga telah menggunakan rudal Iskander yang memiliki jangkauan hingga 500 kilometer dan membawa hulu ledak yang jauh lebih kuat yang dapat menghancurkan gedung-gedung besar dan beberapa fasilitas yang dibentengi.
Beberapa rudal Iskander dilaporkan ditembakkan dari wilayah sekutu Rusia, Belarusia, yang telah menjadi landasan bagi invasi Rusia.
Roket dan Artileri
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat lainnya menuduh militer Rusia tanpa pandang bulu menembaki bangunan tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit di seluruh negeri.
Foto-foto dari kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, yang diverifikasi oleh The Associated Press menunjukkan seperti rentetan roket Rusia menghantam bangunan tempat tinggal dalam serangan yang menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil.
Peluncur roket ganda Grad (Hujan Es), Smerch (Tornado) dan Uragan (Badai) dirancang untuk menembakkan salvo roket yang kuat untuk menghancurkan konsentrasi pasukan atau peralatan militer.
Penggunaannya di daerah padat penduduk pasti menyebabkan banyak korban dan kerusakan berskala besar pada infrastruktur sipil.
Militer Rusia juga memiliki berbagai unit artileri kuat rancangan Soviet, yang diberi nama aneh berdasarkan bunga, seperti senjata otomatis 203-mm Peony dan 152-mm Hyacinth dan senjata otomatis Acacia howitzer.
Moskow mengklaim hanya menargetkan pangkalan militer dan infrastruktur Ukraina, tetapi Associated Press telah mendokumentasikan kerusakan besar pada infrastruktur sipil dan daerah perumahan di Kyiv, Kharkiv dan banyak kota lain di seluruh Ukraina.
Para pejabat Rusia menuduh bahwa pasukan Ukraina telah secara luas mengerahkan senjata berat di daerah pemukiman untuk menggunakan warga sipil sebagai tameng, sebuah klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.
Berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan “kebanyakan (tewasnya) korban sipil disebabkan oleh penggunaan artileri berat, sistem roket multi-peluncuran dan serangan udara di daerah berpenduduk, dengan laporan mengenai penggunaan mesiu tandan yang menyasar warga sipil.”
Dia tidak merinci pihak mana yang mungkin telah menggunakannya.
Munisi Klaster dan Senjata Termobarik
Pejabat Ukraina menuduh Rusia menggunakan senjata klaster, tuduhan yang dibantah oleh Kremlin.
Senjata tersebut dirancang untuk menargetkan pasukan musuh dan senjata di wilayah yang luas, dan penggunaannya di daerah berpenduduk pasti akan menyebabkan korban massal di kalangan warga sipil.
Senjata termobarik terdiri dari wadah bahan bakar dan dua bahan peledak terpisah.
Bahan peledak pertama berfungsi membubarkan partikel bahan bakar dan yang kedua menyalakan bahan bakar dan oksigen yang tersebar di udara, menciptakan gelombang ledakan tekanan dan panas yang ekstrem yang menciptakan vakum parsial di sebuah ruang tertutup.
Senjata itu sangat mematikan di ruang tertutup.
Pentagon mengatakan bahwa peluncur seluler Rusia untuk senjata termobarik terlihat di Ukraina, tetapi tidak dapat mengonfirmasi penggunaannya.