Tribunners

Menjaga Integritas Profesionalisme Guru

Guru profesional hendaknya memiliki komponen afeksi yang mencakup karakter yang baik sebagai sikap utama yang harus dimiliki

Editor: suhendri
zoom-inlihat foto Menjaga Integritas Profesionalisme Guru
ISTIMEWA
Nilawati, S.Pd.I., M.Pd. - Ketua MGMP PAI Bangka Selatan periode 2022-2024

GURU adalah pendidik profesional dengan tugas pokok yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Mengkaji tentang profesionalisme guru sepertinya tidak akan pernah ada habis-habisnya. Kajian tersebut selalu saja menarik untuk dibahas apalagi menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era digital dan revolusi industri seperti saat sekarang ini, semua pihak perlu menyamakan persepsi dan perubahan sikap yang produktif untuk mengedepankan peningkatan mutu pendidikan.

Predikat profesional diberikan pada seseorang yang memiliki kompetensi, keahlian yang diperoleh melalui berbagai jenjang program pendidikan tertentu secara berkesinambungan dan mengikuti norma-norma yang diatur dalam kode etik profesi dari suatu pekerjaan tertentu. Profesionalisme dapat dimaknai sebagai komitmen para anggota suatu organisasi profesi tertentu untuk mengembangkan kemampuannya secara terus-menerus.

Sedangkan "profesionalitas" dapat diartikan sebagai sebuah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu organisasi profesi terhadap profesinya serta derajat kompetensi dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Selanjutnya profesionalisme guru dimaknai sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki sebagai dasar dalam melaksanakan tugas profesional yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh.

Permasalahan pendidikan di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung, berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme yang masih belum memadai. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah rendahnya mutu guru itu sendiri.

Kurangnya pemerataan sektor pendidikan di wilayah-wilayah terpencil pun menjadi faktor kurangnya mutu pendidikan di Indonesia. Sebagai contoh motivasi menjadi tenaga pendidik di sekolah-sekolah yang berada di daerah pelosok sangat minim sehingga sekolah-sekolah yang terdapat di daerah pelosok tidak mendapatkan tenaga pendidik yang profesional.

Selain itu tentu saja banyak faktor lain seperti sarana dan prasarana pendidikan yang dinilai masih kurang memadai. Guru sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas menjadi faktor utama yang sangat penting dalam memajukan mutu pendidikan.

Tuntutan sumber daya pendidikan yang berkualitas dan profesional, menjadi suatu keharusan pada era global, informasi, dan reformasi pendidikan. Guna mencapai tujuan dan mutu pendidikan yang berkualitas sudah selayaknya seorang guru meningkatkan kemampuan profesionalismenya di dalam menjalankan tugas dan kewajiban.

Ciri guru profesional terdapat berbagai komponen yang harus dimiliki seorang guru agar dapat dikatakan sebagai guru profesional, yakni afeksi, penguasaan ilmu pengetahuan, penyajian bahan pelajaran, hubungan guru dengan murid, dan hubungan guru dengan orang dewasa (Fathurrohman dan Suryana: 2012).

Guru profesional hendaknya memiliki komponen afeksi yang mencakup karakter yang baik sebagai sikap utama yang harus dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru yang memiliki afeksi yang baik akan dipandang sebagai sosok yang sempurna dalam bersikap dan menjadi uswatun hasanah bagi murid-muridnya.

Hal ini ditunjukkan dalam beberapa ciri, yakni sabar, bijaksana, ulet, rendah hati, beriman, dan berakhlak mulia. Komponen afeksi guru dapat dibentuk melalui berbagai peraturan atau budaya baik yang dijalankan di sekolah.

Komponen penguasaan ilmu pengetahuan mencakup pengalaman pendidikan formal yang sesuai dengan bidang yang diampu sehingga guru menguasai dan mampu mengembangkan berbagai pengetahuan di bidang tersebut. Guru profesional hendaknya mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Guru yang mengajar sesuai dengan pendidikannya akan lebih mudah mendidik dan mentransfer pengetahuan kepada muridnya.

Selain itu, guru profesional juga terus mengembangkan kapasitas yang dimilikinya baik dalam segi pengetahuan, metode, maupun teknik mengajar. Komponen penyajian bahan pelajaran mencakup berbagai hal dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa seperti bagaimana metode yang digunakan guru saat mengajar di dalam kelas.

Guru profesional hendaknya menggunakan metode mengajar yang beragam dalam penyajian bahan pelajaran. Penggunaan metode mengajar yang beragam akan memberi pengaruh positif pada hasil pembelajaran dibandingkan metode yang monoton.

Selain penggunaan metode, dalam komponen penyajian pengetahuan, guru juga harus mampu menanamkan cara berpikir ilmiah serta kemampuan untuk bertindak sebagai promotor, fasilitator, korektor, konsultan, dan manajer dalam mengelola proses belajar siswa.

Guru profesional juga harus cerdas dalam membangun dan membina hubungan dengan muridnya. Pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan harmonis jika guru dan peserta didik memiliki ikatan hubungan yang erat layaknya seperti keluarga. Kemampuan dan sensitivitas untuk mengenal kondisi, sifat, tingkah laku, dan berbagai hal lain terkait dengan murid menjadi sebuah keharusan bagi guru profesional.

Komponen terakhir yang harus dimiliki guru profesional ialah hubungan guru dengan orang-orang dewasa. Guru profesional harus membangun hubungan baik dengan sesama guru baik dalam satu instansi kerja maupun berbeda.

Selain itu, guru juga harus terus memupuk silaturahmi dengan orang tua atau wali siswa dan seluruh anggota masyarakat lainnya. Hal ini selain untuk pribadi sang guru dapat menjadi contoh di masyarakat juga dimaksudkan sebagai sarana bagi guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

Ketika guru membangun hubungan baik dengan sesama guru, akan menjadi jalan termudah baginya untuk mendiskusikan berbagai hal terkait dengan profesinya sesama guru. Begitu juga hubungan yang dibina dengan orang tua atau wali siswa akan memudahkan guru dalam menyukseskan pendidikan peserta didiknya.

Sudah saatnya seluruh guru di Indonesia untuk terus memupuk sikap (afeksi) yang baik, menguasai ilmu pengetahuan, dan menyajikan materi pelajaran dengan beragam metode dan teknik yang baru. Selain itu, terus membangun dan membina hubungan baik antara guru dan siswa, guru dengan orang dewasa lain yang meliputi sesama guru, orang tua atau wali siswa, dan anggota masyarakat lainnya, karena menjadi guru yang profesional ialah sebuah keharusan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketercapaian profesionalitas guru akan berdampak nyata kepada perbaikan nasib bangsa yang sekarang dan masa depan. Pemahaman akan hakikat guru yang sebenarnya haruslah kembali ditingkatkan. Peran dan fungsi guru yang terlaksana dengan baik akan mewujudkan pendidikan yang bermutu sebagai alat utama untuk melangkah ke arah kemajuan bangsa.

Guru bukanlah sekadar profesi untuk mengejar penghasilan dan ajang pencarian penghargaan. Guru adalah suatu panggilan jiwa untuk sebuah pengabdian. Pengabdian yang berguna untuk mencetak kader bangsa yang akan menentukan ke mana arah bangsa ini. Cerah gelapnya nasib bangsa adalah cerminan dari sistem pendidikan yang diaktorkan oleh guru.

Oleh karena itu, para guru hendaknya berlomba memberikan sumbangsih yang terbaik bukan dengan menuntut kesejahteraan dari pemerintah sebagai hak melainkan pengabdian yang tulus untuk negeri. Guru haruslah tetap menjaga kehormatannya oleh karena pengetahuannya, kebijaksanaannya, kemampuannya memberikan pencerahan, kewibawaan dan kewenangannya.

Guru harus tetap setia memikul tanggung jawab moral dan etika yang luhur dan harus dipegang teguh. Di atas semua itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru yang sampai saat ini masih tetap setia menjalankan pengabdiannya kepada bangsa dengan ketulusan. Semoga senantiasa amanah dan selalu bergiat diri untuk menjaga integritas guru profesional yang sesungguhnya. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved