Begini Penampakan 'Pintu Neraka' di Turkmeknistan, Kawah Api yang Berkobar Puluhan Tahun
Kawah Darvaza mengerikan lantaran memiliki kobaran api yang terus menyala dan tak pernah padam
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - Sudah pernah mendengar sebuah tempat yang disebut sebagai 'pintu neraka'?
Ya, tempat ini ada di sebuah negara Asia Tengah yakni Turkmenistan, tepatnya di tengah Gurun Karakum dan berjarak sekitar 260 kilometer dari ibu kota Ashgabat.
Tempat ini dinamai sebagai Darvaza, yang merupakan kawah gas alam kawah berukuran super besar.
Mengapa dijuluki sebagai 'pintu neraka'?
Lantaran kawah tersebut terlihat mengerikan lantaran memiliki kobaran api yang terus menyala dan tak pernah padam.
Hal itu membuat Darvaza mendapat julukan gerbang neraka atau pintu neraka.
Kawah ini diketahui memiliki lebar 69 meter dan kedalaman 30 meter.
Padang Pasir Karakum merupakan wilayah sangat panas dengan bukit pasir mencakup sekitar 70 persen Turkmenistan.
Wilayah ini dapat dijelajahi seluas 350.000 kilometer persegi selama berhari-hari dan yang terlihat hanyalah wilayah tak berujung dan lembah gurun tandus Karakum.
Tumbuh sejumlah teori terkait terbentuknya kawah mengerikan ini.
Baca juga: Potret Cantik Karen Vandela, Anak Konglomerat yang Gagal Dinikahi Boy William
Baca juga: Ini 4 Menteri yang Buat Jokowi Jengkel karena Banyak Impor, Menteri Kesehatan hingga Menteri BUMN

Menurut pakar geologi Turkmenistan, kawah ini terbentuk pada tahun 1960-an tetapi baru mengobarkan api pada 1980-an.
Namun, dengan tingginya harga minyak dan gas di Turkmenistan selama masa Soviet, tampaknya catatan apa pun terkait terbentuknya kawah menjadi rahasia tingkat tinggi.
Sejauh ini, lubang metana yang tebakar ini menjadi salah satu tempat kunjungan turis di Turkmenistan, yang mencatat sekitar 6.000 wisatawan mancanegara per tahun.
Dan kesulitan itulah yang dihadapi George Kourounis.
“Salah satu hal yang paling mengecewakan tentang kawah ini adalah tak banyak informasi yang bisa saya dapatkan, bahkan setelah mengunjungi negara ini. Saya berusaha keras untuk mendapatkan laporan resmi, dokumen yang menunjukkan insiden. Tapi nihil. Bahkan ada kontroversi bahwa kawah ini tersulut tak sengaja, dengan petir atau memang disengaja," kata dia.