Berita Pangkalpinang

Kisah Radit Hafiz Quran Tujuh Juz, Sempat Dijauhi Teman Karena Terlalu Fokus

Raditnal Gunawan (15) melangkahkan kakinya perlahan menuju pendopo di Pondok Pesantren Modern, Darul Abror, Kace, Bangka.

bangkapos.com
Raditnal Gunawan santri hafiz Quran 7 Juz di Ponpes Modern Darul Abror, Kace, Bangka. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani) 

BANGKAPOS.COM-BANGKA - Raditnal Gunawan (15) melangkahkan kakinya perlahan menuju pendopo di Pondok Pesantren Modern, Darul Abror, Kace, Bangka. Mengenakan baju putih dan celana hitam lengkap kopiahnya ia menceritakan perjalanannya sebagai Hafiz Quran.


Remaja yang kerap dipanggil Radit ini merupakan santri, Kelas 1 Madrasah Aliyah (MA)  di Ponpes ModernDarul Abror Kace.


Menghafal Alquran merupakan kewajiban baginya,  walaupun sulit namun bisa dilakukan dengan sering mengulang bacaan. Keinginannya menghafal Alquran berawal dari dirinya yang tidak biasa bergaul dengan seseorang.


"Saya mulai hafal Al-Quran ketika masuk pondok ini karena dulunya pada saat kelas satu dulu saya belum terbiasa bergaul dengan seseorang, jadi saya mencari kegiatan seperti menghafal Al-Quran," ujarnya kepada Bangkapos.com Senin, (18/04/2022) siang.


Remaja yang sudah menjadi santri selama 3 tahun ini mengawali hafalan Al-Quran dimulai juz 30, walau sulit di awal karena banyak godaan ia tetap berusaha istiqamah.


"Pertama kali menghafal juz 30 awalnya susah karena banyak godaan dan ajakan teman untuk bermain tapi di sisi lain saya mencari waktu untuk menghafal Al-Quran seperti selesai doa, sebelum subuh dan ketika di kelas," tambahnya.


Lambat laun ia pun berhasil menghafal Juz 30  selama 3 bulan sekarang menuju hafalan 8 juz. Remaja kurus tinggi ini mengatakan pencapaiannya sejauh ini tak lepas dari peranan orangtua yang selalu menyemangati dirinya. Pesan khusus berupa motivasi dari orangtuanya menjadi pemacu untuk meningkatkan kualitas hafalannya.


"Orangtua selalu menyemangati saya, walaupun dia berada jauh dia selalu bilang , kalau kamu ingin menjadi sesuatu maka berusahalah karena tidak ada yang tidak mungkin dan kamu harus yakin walaupun penuh dengan rintangan," ujarnya seraya senyum.


Radit menceritakan ia memiliki metode hafalan yang berbeda dari oranglain. Jika pada umumnya menghafal terlebih dahulu kemudian murojaah (pengulangan). Lantas, Radit  memakai caranya sendiri. Ia memiliki jadwal khusus dalam menghafal Al-Qur'an.


"Mulai senin sampai kamis saya menghafal kemudian jumat sampai minggu saya murojaah ,dalam satu minggu itu saya usahakan untuk istiqamah, walaupun sulit," tegasnya.


Seiring berjalannya waktu, terlebih saat memasuki juz 1 ke atas, ia kembali merubah teknik hafalannya sebab katanya pada juz tersebut jarang ditemui kosa kata bahasa Arab yang lumrah. Sehingga ia menghafal sambil memaknai makna yang terkandung.


"Masuk juz satu ke atas saya merasa banyak kosa kata bahasa Arab yang jarang ditemui oleh karena itu saya menghafal dengan metode yang berbeda lagi yaitu menghafal sambil memaknai makna yang terkandung dalam Alquran," ujarnya.


Menurutnya, ketika menghafal Al-Quran dan memahami maknanya dapat diimplementasikan dalam prilaku sehari-hari  serta menambah kosa kata bahasa Arab. 


Namun ia tidak memungkiri ,selama menghafal ada juz cukup sulit untuk dihafalnya terlebih banyak kosa kata asing yang jarang terdengar.


"Paling susah juz 2 karena banyak kosa kata yang jarang ditemui disana banyak kosa kata domir wanita, jadi gak terbiasa bagi kita laki-laki mengucapkannya, oleh karena itu saya menghafal dengan memahami maknanya," katanya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved