Militer dan Kepolisian

Mampu Sasar Target Apa pun di Bumi, Inilah Senjata Baru Rusia yang Diklaim Putin Tak Terkalahkan

Rudal Sarmat yang dijuluki Satan 2 oleh analis Barat adalah salah satu rudal generasi terbaru Rusia yang disebut Putin tak terkalahkan

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
The National Interest
Rudal RS-28 Sarmat atau biasa disebut Satan 2 

BANGKAPOS.COM-Senjata terbaru Rusia yaitu Rudal Sarmat berhasil diuji coba pada Rabu (20/4/2022).

Sarmat adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) baru milik Rusia yang mampu membawa muatan nuklir.

Peluncuran uji ini adalah yang pertama dari serangkaian uji coba yang diperlukan untuk adopsi senjata baru oleh pasukan strategis Rusia.

Rudal itu terbang melintasi seluruh negeri, mendarat di lokasi uji coba di Timur Jauh Rusia.

“Hulu ledak inert mendarat di area yang ditentukan di tempat pelatihan Kura di Semenanjung Kamchatka,” kata militer seperti dilansir intisari-online.

Rudal strategis berbasis silo baru akan menggantikan ICBM Voevoda R-36M/R-36M2. Dibandingkan dengan pendahulunya, Sarmat dapat membawa lebih banyak senjata, serta dilengkapi dengan jenis hulu ledak baru, termasuk “unit peluncur hipersonik”, catat militer.

Uji coba senjata baru ini sendiri berlangsung ditengah perang antara Rusia dan Ukraina.

Menurut Putin, rudal Sarmat Rusia akan membuat musuh Kremlin berpikir dua kali.

Rudal Sarmat yang dijuluki Satan 2 oleh analis Barat adalah salah satu rudal generasi terbaru Rusia yang disebut Putin tak terkalahkan, bersama rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.

Bulan lalu Rusia mengatakan, telah menembakkan rudal Kinzhal kali pertama dalam peperangan untuk menyerang sasaran di Ukraina.

Dalam foto yang dirilis oleh Roscosmos Space Agency Press Service pada Rabu, 20 April 2022, rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan dari Plesetsk di barat laut Rusia.
Dalam foto yang dirilis oleh Roscosmos Space Agency Press Service pada Rabu, 20 April 2022, rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan dari Plesetsk di barat laut Rusia. (ROSCOSMOS via AP PHOTO)

"Saya mengucapkan selamat kepada Anda atas keberhasilan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat," kata Putin kepada tentara dalam sambutan yang disiarkan televisi pada Rabu.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat mereka, yang dalam panasnya retorika agresif, mencoba mengancam negara kita, berpikir dua kali," lanjut Putin seperti dikutip dari kompas.com.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, uji coba rudal Sarmat berhasil dilakukan di kosmodrom Plesetsk, Rusia utara.

Menurut Kemenhan Rusia, rudal Sarmat membawa hulu ledak pelatihan ke tempat uji coba Kura di semenanjung Kamchatka, Timur Jauh Rusia.

Rudal Sarmat sebagai ICBM superberat dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan fase dorongan awal yang singkat, sehingga sulit dilacak oleh musuh.

Dengan berat lebih dari 200 ton dan mampu mengangkut banyak hulu ledak, Putin mengatakan rudal Sarmat dapat mengenai target apa pun di Bumi.

Dikutip dari Associated Press Putin juga mengeklaim, rudal Sarmat tidak memiliki analog asing dan mampu menembus pertahanan rudal prospektif.

Militer Rusia sebelumnya mengatakan, kendaraan hipersonik Avangard dapat berpasangan dengan rudal Sarmat.

Menurut militer Rusia, Avangard mampu terbang 27 kali lebih cepat dari kecepatan suara dan bermanuver tajam ke sasaran untuk menghindari perisai rudal musuh.

"Sarmat adalah rudal paling kuat dengan jangkauan penghancuran target terpanjang di dunia, yang secara signifikan akan meningkatkan kekuatan tempur pasukan nuklir strategis negara kita," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.

Apa itu rudal balistik?

Melansir Wikipedia, rudal balistik atau peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik.

Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja.

Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an berdasarkan perintah dari Walter Dornberger.

Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian.

Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.

Trayektori rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfer bumi.

Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam).

Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket.

Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas.

Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Peluru kendali balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.

Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:

-Boost Phase; Fase di mana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 km.

-Mid-course Phase; Fase di mana rudal berada di luar atmosfer bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yang dimiliki ke target-target yang sudah ditentukan.

-Re-entry Phase; Fase di mana RV memasuki atmosfer, rata2 dari ketinggian 100 km. Kecepatan rata-rata 4 km/s.

Jenis rudal balistik

Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.

-Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.

-Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.

-Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.

-Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).

-Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau  LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.  LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM). Satu lagi adalah full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.

-Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).

Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal.

Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien.

Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan.

Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved