Berita Belitung Timur
TBS Kelapa Sawit Tak Ada yang Beli, Petani Belitung Timur Frustasi Rugi Miliaran Rupiah
Dia mengimbau kepada para petani untuk sabar dan menahan diri walaupun tidak menampik bahwa petani sudah sangat resah.
Penulis: edwardi | Editor: Novita
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPD Apkasindo) Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Kusniardi, mengatakan, sejak akhir Bulan Ramadan, Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah hingga saat ini, seluruh perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Belitung Timur belum menerima pembelian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari petani mandiri/rakyat, dan hanya membeli dari petani plasma saja.
Akibatnya, saat ini para petani kelapa sawit rakyat mengalami kerugian hingga miliaran rupiah, karena TBS kelapa sawit tidak bisa dipanen akibat tidak ada perusahaan PKS yang mau membelinya.
"Kami para petani kelapa sawit rakyat atau petani kelapa sawit mandiri saat ini frustasi, kesal dan menderita, karena mengalami kerugian miliaran rupiah akibat hasil panen kelapa sawit tidak ada yang mau membelinya," kata Kurniardi melalui telepon saat menghubungi Wakil Sekretaris Apkasindo Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jamaludin, yang juga Ketua DPD Apkasindo Kabupaten Bangka, Selasa (10/05/2022) sekitar pukul 11.45 WIB.
Dia menyebut, hari ini sekitar pukul 14.00 WIB, pihak pengurus Apkasindo Beltim dipanggil dan diajak rapat oleh Bupati Beltim bersama pihak perusahaan PKS guna membahas masalah ini.
"Saat berkoordinasi pertama kali dengan pihak PKS, menyebutkan pabrik akan dibuka pada tanggal 5 Mei 2022, kemudian diundur tanggal 10 Mei 2022, dan kemudian diralat lagi," kata Kusniardi.
Dia mengimbau kepada para petani untuk sabar dan menahan diri walaupun tidak menampik bahwa petani sudah sangat resah.
"Setelah saya berkoordinasi dengan Ketum Apkasindo Pak Gulat, pesan beliau agar tetap sabar dan semangat. Maka dari itu, harapan dan doa kami semoga pemangku kebijakan di negeri ini agar cepat membuat keputusan yang berpihak kepada kami petani rakyat di seluruh Indonesia ini, demi menghindari kemungkinan terburuk," ucap Kusniardi. (Bangkapos.com/Edwardi)