Warga Sumatera Utara ini Terjebak di Ukraina, Sembunyi dari Pasukan Vladimir Putin di Bunker
Sembilan pekerja Indonesia pabrik, dua rekan Nepal mereka dan seluruh staf Ukraina berkumpul di lantai pabrik, bertanya-tanya apa yang harus mereka...
BANGKAPOS.COM, CHERNIHIV -- Iskandar, Warga Binjai, Sumatera Utara ( Sumut ), seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi saksi invasi Rusia ke Ukraina.
Ia mengaku bahwa tak percaya bisa selamat karena peluangnya untuk bertahan hidup hanya 10 persen.
Dirinya menghabiskan tiga minggu bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah saat kedutaan Indonesia menyusun beberapa rencana penyelamatan.
“Saya hanya memiliki sedikit harapan bahwa saya akan hidup, dari garis antara hidup dan mati,” kata Iskandar, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Iskandar telah bekerja sebagai petugas kontrol kualitas di sebuah pabrik plastik Ukraina sejak tahun 2017.
Baca juga: Miyabi Bakal Berkarir di Indonesia, Siap Bintangi Klip Single Baru yang Dinyanyikan Evelyn
Baca juga: W, si Mahasiswi Asal Indonesia yang Mencari Papa Katsu di Jepang, Penghasilannya Rp 33 Jutaan
Baca juga: Terang-terangan Bela Rusia, Kim Jong-un Dukung Putin Tumpas Pasukan Musuh dan Jaga Solidaritas Kuat
Baca juga: Tak Kunjung Pulang ke Indonesia, Masa Lalu Ayah Atta Halilintar di Organisasi Terlarang Kini Terkuak
Baca juga: Bacaan Doa Pengusir Jin dan Setan dari Rumah Sesuai Ajaran Agama Islam, Lengkap dengan Terjemahannya
Iskandar, yang berbasis di kota utara Chernihiv, pertama kali mengetahui tentang invasi di YouTube pada pagi hari tanggal 24 Februari, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.

“Setelah video hampir selesai (diputar), penembakan dimulai,” kata Iskandar.
Sembilan pekerja Indonesia pabrik, dua rekan Nepal mereka dan seluruh staf Ukraina berkumpul di lantai pabrik, bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan.
“Semua orang pucat dan tekanannya bisa diraba. Aku bahkan tidak bisa tersenyum, dan kami mulai panik."
"Bos kami menyuruh kami mematikan mesin. Kami hanya meringkuk di sana dan mendengarkan suara roket yang terbang di atas kepala,” kata ayah empat anak itu kepada Al Jazeera.
Sayangnya bagi Iskandar dan para pekerja pabrik yang sekarang terperangkap, mereka terperangkap dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Pengepungan Chernihiv.
Secara strategis penting, kota ini terletak di utara ibukota Ukraina, Kyiv, dan dekat dengan perbatasan Belarusia dan Rusia.
Lebih buruk lagi, putra Iskandar yang berusia 23 tahun, Aris Wahyudi, bersamanya di Ukraina.
Baca juga: Polisi Pasang Baliho untuk Melamar Sang Kekasih di Klaten Viral, Benaran Diterima Kah?
Baca juga: INILAH Bacaan Doa yang Dapat Mendatangkan Harta Sebumi Ilmu Selangit, Selalu Diamalkan Nabi Muhammad
Baca juga: Luna Maya sampai Keceplosan Sebut Ariel NOAH Vokalis Paling Seksi, Akhirnya Berujung Salah Tingkah
Baca juga: Berat Badan Kamu Naik Setelah Lebaran? Yuk Coba Ikutin Tips Ratain Perut Ala Maria Vania ini
Baca juga: Dahsyatnya Doa Pendek ini, Sangat Dibenci Setan, Sampai-sampai Tak Berani Lagi Goda Manusia
“Semua orang di tim Indonesia berusia dua puluhan kecuali saya,” katanya.

“Mereka mencari saya untuk jawaban tentang apa yang harus dilakukan, dan saya tidak tahu harus berkata apa kepada mereka. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa berbicara, mereka sangat ketakutan.”