Inilah Alasan Lauk di Warung Padang Enggak Gampang Basi, Padahal Jualan dari Pagi Sampai Malam

Tak mengejutkan jika timbul pertanyaan mengapa masakan padang tidak cepat basi. Padahal setiap masakan dari Warung Padang pasti menggunakan santan.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Alza Munzi
Kompas.com
Ilustrasi masakan padang 

BANGKAPOS.COM - Menyantap nasi Padang memang sebuah kenikmatan yang enak dan lezat.

Sajian kuliner khas Padang ini memang terkenal akan cita rasanya yang begitu menggugah selera.

Betapa tidak, dengan sederet menu nikmat yang dimasak dengan rempah-rempah kuat, serta porsi yang melimpah, sajian ala rumah makan Padang tentunya ampuh mengisi perut kosong setelah seharian beraktivitas.

Sajian ini pun tetap enak disantap pada siang maupun malam hari.

Tak mengejutkan jika timbul pertanyaan mengapa masakan padang tidak cepat basi.

Padahal setiap masakan dari Warung Padang pasti menggunakan santan.

Padahal kita tahu, santan merupakan salah satu bahan yang paling cepat mengalami pembusukan.

Tak sedikit orang bahkan membungkus masakan Padang dalam kemasan.

Terutama daging rendang yang bahkan bisa dibungkus dan dibawa sampai ke luar negeri.

Lantas apa yang bikin rendang tidak cepat basi?

Mengutip SajianSedap.com, masakan padang tidak cepat basi karena mengandung banyak rempah-rempah.

"Itu karena di dalamnya ada lebih dari 16 rempah dan herbs yang bersifat antimikroorganisme,” papar Ervina, Msc., dari Indonesia International Institute for Life Sciences, beberapa waktu lalu.

Menurut Ervina, rempah-rempah tidak hanya berfungsi sebagai pemberi aroma tapi juga berguna sebagai pengawet, dan dapat bertindak sebagai antioksidan.

Baca juga: Tertarik Jadi Teller di Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BCA? Segini Gaji yang Diberikan Setiap Bulan

20220524 Kuliner khas Padang
Kuliner khas Padang

Antioksidan didapat dari bawang putih, jahe, jinten, cabai, daun serai, dan lain sebagainya.

Sehingga, rempah-rempah juga dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan.

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Texas A&M University dan Universitas Udayana dalam makalah “Senyawa Aroma dan Citarasa (Aroma and Flavor Compounds)” untuk USAID Tropical Plant Curriculum Project.

Rempah-rempah dan herbal memang sering digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan citarasa makanan dan memperbaiki warna makanan.

Pada masakan padang, misalnya, proses memasak bahan makanan dengan bumbu-bumbu selama 2-3 jam itulah yang akan meningkatkan citarasanya.

Yang belum banyak diketahui adalah adanya bahan aktif di dalam herbal dan rempah-rempah yang memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat digunakan sebagai pengawet.

Hampir semua herbal dan rempah punya bahan aktif yang berfungsi sebagai antimikrobia.

Bawang putih, mustard, cengkeh, dan jahe, sudah terbukti dapat menghambat bakteri di dalam sistem makanan yang disimulasikan.

Rempah lain yang umum digunakan untuk pengawetan makanan antara lain jinten, kayu manis, ketumbar, kunir, mint, bawang, oregano, merica/lada, rosemary, sage, dan daun timi.

Senyawa di dalam rempah-rempah tersebut dapat menghambat mikroba pathogen maupun bakteri pembusuk.

Namun, kemampuan bahan aktif untuk menghambat pertumbuhan mikroba tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya jenis senyawa dan konsentrasinya.

Makin tinggi konsentrasinya, kemampuan antimikrobianya juga makin tinggi.

Sedangkan ekstrak rempah-rempah yang digunakan untuk meningkatkan citarasa masakan biasanya hanya pada konsentrasi yang rendah.

Jika konsentrasinya ditingkatkan untuk digunakan sebagai pengawet, rasanya tentu akan terlalu tajam.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved