Babel Miliki Harta Karun Nomor 2 Terbesar di Dunia, Hercules Mantan Preman Tanah Abang Ikut Mencari
Indonesia saat ini adalah negara penghasil harta karun berupa timah terbesar nomor 2 setelah China, sebagian besarnya ditambang dari Bangka Belitung.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kegunaan mineral zirkon, di antaranya sebagai batu setengah permata, bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas), bahan lapisan anti gores keramik, bahan anti korosi dan penahan panas (refraktori dan foundri).
Unsur ini banyak digunakan oleh industri kimia, di mana agen korosif digunakan.
Zirconium digunakan sebagai getter dalam tabung vakum, sebagai agen pencampur logam dalam baja, peralatan bedah, primer peledak, filamen bola lampu pijar dan rayon spinnerets.
Di Indonesia, mineral timah mayoritas banyak dihasilkan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sebagian kecil lainnya berasal dari Kepulauan Riau dan sedikit dari Kalimantan.
Karena itu, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih terkenal sebagai pulau penghasil timah.
Timah Indonesia sebagai Harta Karun Nomor 2 Terbesar di Dunia
Pada sebuah kesempatan, Menteri Invenstasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah berencana melarang ekspor bauksit dan timah pada tahun 2022 ini.
Bahlil mengatakan, larangan tersebut merupakan interpretasi arahan dari Presiden RI Joko Widodo untuk membangun hilirisasi dan industri berbasis energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.
“Kami dari Kementerian Investasi menerjemahkan dengan transformasi ekonomi lewat hilirisasi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam. Nikel, kita setop. Bauksit sebentar lagi kita akan setop. Di 2022 bauksit akan kita setop dan di 2022 akhir kita juga akan setop ekspor timah,” ujar Bahlil seperti dikutip Kontan, Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, larangan ekspor mineral akan mendorong terjadinya hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah.
Hal ini terbukti dari larangan ekspor nikel yang dapat meningkatkan realisasi ekspor tambang.
“Di tahun 2020 ekspor kita untuk hasil nikel cuma US$ 2 miliar. Dan di 2022, ekspor hilirisasi dari stainless steel, itu sudah mencapai US$ 20 miliar,” kata Bahlil.
Selain itu, adanya pelarangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga memberi dampak positif terhadap neraca perdagangan.
Salah satunya dengan negara China.