2 Minggu Larangan Ekspor CPO Dicabut Jokowi, Petani Bingung Harga TBS Cuma Naik Segini: Membahayakan

2 Minggu Larangan Ekspor CPO Dicabut Jokowi, Petani Bingung Harga TBS Cuma Naik Segini : Bahaya

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Tribunnews
Ilustrasi ekspor CPO - Buah Sawit 

BANGKAPOS.COM - Sejak diizinkan kembali pada 23 Mei 2022 lalu, dua minggu sudah larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dicabut Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini tentu diharapkan berimbas pada naiknya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di tingkat petani yang sebelumnya sempat anjlok pada harga Rp1.600-Rp1.700 per kg saja.

Lantas bagaimana harga TBS saat ini?

Dua minggu setelah larangan ekspor CPO dicabut, harga TBS sawit memang mengalami kenaikan.

Namun, kenaikan tersebut tak sesuai dengan harapan para petani kelapa sawit., khususnya di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Misalnya, perkembangan harga jual TBS kelapa sawit di tingkat perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS), seperti di PT GCM Desa Tiang Tara Kecamatan Bakam di Kabupaten Bangka memang sempat mengalami kenaikan sedikit demi sedikit, mulai Rp2.200-2.270 per kg.

Kemudian pada Selasa (24/05/2022) naik lagi menjadi Rp2.370 per kg TBS.

Bahkan Sabtu (28/05/2022), harga TBS menjadi Rp2.440 per kg (harga tertinggi setelah larangan ekspor dicabut).

Harga sempat stagnan hingga Kamis (2/06/2022).

Namun, harga TBS kelapa sawit di PT GCM mulai menurun menjadi Rp2.290 per kg, dan Jumat (3/06/2022) turun lagi jadi Rp2.220 per kg, lalu Sabtu (04/06/2022) turun lagi jadi Rp2.160 per kg.

Pada Minggu (05/06/2022), harga TBS kelapa sawit hanya Rp2.210 per kg TBS.

Harga TBS sawit setelah keran ekspor dibuka lagi memang belum stabil.

Harganya belum kembali naik di atas harga normal Rp3.000 an per kg.

Menanggapi fluktuatinya harga TBS kelapa sawit rakyat di tingkat perusahaan pabrik kelapa sawit, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kabupaten Bangka, Jamaludin alias Tipek buka suara.

Ia mengaku ikut bingung melihat harga TBS kelapa sawit rakyat di perusahaan PKS belum juga naik signifikan,

"Bahkan hanya beberapa hari saja naik di kisaran Rp2.440 per kg TBS, setelah itu cenderung menurun kembali, meskipun keran ekspor CPO dan turunannya sudah dibuka sejak Senin (23/05/2022) lalu," kata Jamaludin, Minggu (05/06/2022).

Baca juga: Kebun Sawitnya di Indonesia, 3 Konglomerat Sawit RI Ini Ternyata Berkantor Pusat di Singapura

Menurut dia, kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan para petani kelapa sawit rakyat.

"Kami perkirakan semakin lama akan semakin anjlok lagi harga TBS kelapa sawit ini, karena saya dapat info hingga saat ini perusahaan PKS di Indonesia belum ada yang bisa mengekspor CPO dan minyak goreng ke luar negeri," ujar Jamaludin.

Jamaludin mengatakan, berdasarkan informasi para pengusaha perusahaan PKS, mereka masih kesulitan mengurus atau mendapat izin administrasi untuk ekspor CPO ke luar negeri.

Perusahaan disebut belum mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.

"Apabila perusahaan PKS tetap kesulitan dapat izin ekspor CPO, maka sangat membahayakan karena tanki CPO semakin penuh, sehingga perusahaan PKS dikhawatirkan semakin menurunkan harga TBS, bahkan ada kemungkinan stop membeli TBS kelapa sawit rakyat," imbuh Jamaludin.

Bila kondisi ini semakin lama terjad makai dikhawatirkan para petani kelapa sawit rakyat akan mati pelan-pelan.

Pasalnya dengan harga saat ini, petani mengaku masih merugi.

Sebab, harga beli pupuk nonsubsidi, racun rumput dan sarana produksi kebun lainnya terus naik harganya.

"Kita juga bingung dengan cara berpikir pemerintah saat ini, padahal pajak pungutan ekspor (PE) dan pajak bea keluar untuk CPO ini sudah dinaikkan, namun kenyataannya perusahaan PKS tetap belum bisa mengekspor CPO dan turunannya," tukas Jamaludin.

Ia berharap, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan agar mempermudah dan memperlancar pengurusan surat izin ekspor CPO dan turunannya ke luar negeri saat ini.

"Para petani kelapa sawit selama 2 bulan terakhir ini sudah banyak mengalah dan bersabar, jadi tolonglah agar persoalan kelapa sawit dan minyak goreng ini segera dicarikan solusi terbaiknya," harap Jamaludin.

"Kita dapat kabar dari Ketua APKASINDO pusat apabila kondisi ini tidak membaik juga ada  kemungkinan APKASINDO akan melakukan aksi keprihatinan Tahap II di Jakarta, khususnya di Kemendag RI. Untuk memperjuangkan ini kami dari APKASINDO Kabupaten Bangka siap kembali ikut demo ke Jakarta," imbuh Jamaludin.

Jamaludin mengimbau agar seluruh petani kelapa sawit rakyat bisa ikut bergabung bersama APKASINDO supaya garis perjuangan semakin kuat.

"Jangan hanya saat harga sawit murah baru mau bersatu dan meminta APKASINDO memperjuangkannya, saat harga kelapa sawit mahal tidak mau bersatu dan tak saling peduli, kami mengimbau agar seluruh petani kelapa sawit rakyat bersatu dan sama-sama berjuang mengajar nasib petani kelapa sawit rakyat," ajak Jamaludin.  (*/Bangkapos.com/Edwardi)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved