Inilah Frekuensi Terbaik Berhubungan Suami Istri dalam Seminggu, Tips dr Aisah Dahlan
Bukan setiap hari, ini frekuensi berhubungan biologis dalam seminggu menurut dr Aisah Dahlan.
Penulis: Widodo | Editor: Alza Munzi
BANGKAPOS.COM -- Frekuensi berhubungan biologis dalam seminggu menurut dr Aisah Dahlan, ada batasannya.
Bukan dilakukan setiap hari termasuk para pegantin baru.
Sebab, jika terlalu sering justru akan ada dampak yang ditimbulkan.
Memang hubungan suami istri sangat penting dalam rumah tangga.
Tetapi jangan sampai tidak paham frekuensi idealnya.
Bagi pasangan suami istri penting untuk mengetahui seberapa penting frekuensi berhubungan biologis.
Selain tidak bosan, agar suami maupun istri tetap sehat.
Kadang kala bagi pengantin baru hubungan biologis dilakukan terlalu sering.
Padahal menurut para ahli justru tidak dianjurkan.
Maka dari itu, dr Aisah Dahlan menjelaskan frekuensi berhubungan suami istri dalam seminggu yang normal dilakukan pasutri.
Baca juga: AWAS, Suami Mulai Genit Jika Masuk Usia Ini, Penampilan Seperti Anak Muda Lagi Kata dr Aisah Dahlan
Terlebih bagi suami jika penat dan otaknya tegang harus dilenturkan dengan cara berhubungan suami istri.
Lalu, berapa jatah hubungan suami istri sebenarnya menurut dokter peneliti sekaligus motivator rumah tangga, dr Aisah Dahlan?
Simak penjelasannya dalam kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt yang diunggah pada 21 Juli 2021.
dr Aisah Dahlan menjelaskan bahwa otak yang menjadi bagian pusat syahwat pada laki-laki lebih lebar.
Bagian otak ini juga berfungsi sebagai pusat yang mengatur munculnya kebutuhan menjaga keamanan.
Salah satu keamanan yang dijaga oleh laki-laki dari diri dan keluarganya ialah keamanan ekonomi.
"Tetapi karena laki-laki lebih lebar, berarti laki-laki kalau sedang bekerja di luar kantor itu kan berarti dia menjaga keamanan ekonomi," kata dr Aisah Dahlan.
Bekerja secara terus-menerus akan menyebabkan bagian otak ini menjadi tegang.
"Tiga hari bu itu, ini hipotalamus tegang. Pada saat tegang, syahwat naik, bu.
Makanya harus dilenturkan dengan hubungan suami istri," kata dr Aisah Dahlan.
Berbeda dengan perempuan yang lebih cenderung mengharapkan cinta, kasih, dan komunikasi terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan suami-istri.
Pada laki-laki hubungan antara suami istri merupakan sarana melepas ketegangan sehingga setelahnya menjadi lebih rileks dan lebih bersemangat.
Namun boleh melakukannya di malam hari bulan ramadhan.
Barulah setelahnya mampu memberikan cinta yang lebih pada istri, lebih bersemangat bekerja besoknya lagi.
dr Aisah Dahlan menjelaskan bahwa ketegangan hipotalamus dapat dipengaruhi oleh faktor usia.
Pada usia di atas 55 tahun biasanya hipotalamus baru akan tegang dalam waktu seminggu.
Namun, bagi yang usianya masih muda bisa jadi dua hari sudah membuat hipotalamus tegang.
Artinya 2 kali sehari bagi pasangan muda berhubungan suami istri.
Sementara bagi pasangan yang sudah tua cukup 1 kali dalam seminggu karena sesuai hipotalamus tegang dalam seminggu.
Sehingga harus berhubungan suami istri lebih sering, yaitu dua hari sekali dan akan lebih sering lagi jika merupakan pasangan baru.
"Kalau dia menikahnya umur 30 tahun, akil balighnya 10 tahun, berarti 20 tahun dia sudah tegang, makanya sehari dua kali dia bisa," bebernya.
"Artinya apa? Semakin kita layani suami , maka dia akan semakin baik bekerja menjaga keamaan ekonomi kita," ujarnya.
(Bangkapos.com/Widodo)