Tribunners
Rajin Cuci Tangan Cegah Ribuan Kuman dan Penyakit Mematikan
Kita sering menganggap tangan kita bersih dengan kasatmata sehingga kita tidak waspada bahwa ada ribuan kuman sudah menempel di tangan
Oleh: Chairul Aprizal, S.K.M. - Penyuluh Kesehatan Masyarakat Bidang Promkes UPT Puskesmas Air Bara
JIKA diambil survei singkat bahwa seringkali kita meremehkan hal-hal kecil yang sebenarnya dapat berdampak besar untuk kesehatan, salah satunya sering mengabaikan kondisi tangan apakah dalam keadaan bersih atau kotor. Kita sering menganggap tangan kita bersih dengan kasatmata sehingga kita tidak waspada bahwa ada ribuan kuman sudah menempel di tangan yang akan membahayakan bagi tubuh, terutama untuk kesehatan diri.
Diketahui bahwa tangan yang tidak bersih dapat menempel sebanyak sekitar 1.500 kuman atau bakteri setiap satu sentimeternya. Begitu pula ketika kita malas atau enggan mencuci tangan maka dapat berisiko keracunan makanan karena terkontaminasi virus, bakteri, atau kuman.
Seperti ketika kita selesai membuang air kecil atau air besar di toilet terkadang kita lupa untuk mencuci tangan. Saat habis bermain atau beraktivitas di luar rumah memegang banyak benda di luar sana seperti ponsel, ke pasar, memegang troli, besi pagar, dan sebagainya kita lupa untuk mencuci tangan. Dan yang paling fatal masih ditemukan adanya kebiasaan makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Tentu hal ini akan berisiko bagi kesehatan karena ribuan kuman dan bakteri yang tidak dapat dilihat secara kasatmata sudah menempel dan masuk ke dalam tubuh melalui sel kulit, salah satunya penyakit mematikan seperti diare. Diare dikenal sebagai salah satu penyakit mematikan menurut WHO apabila penanganan yang lambat sehingga menimbulkan dehidrasi. Mencuci tangan adalah salah satu cara mencegah penyakit mematikan ini mencapai 40 persen dan penyakit pernapasan sebesar 20 persen.
Beberapa jenis agen infeksi yang dapat menyebabkan penyakit diare adalah Salmonella, Shigella, Vibrio, Campylobacter, dan Yersinia. Penyakit diare ini menurut Kementerian Kesehatan RI sekarang masih menjadi masalah kesehatan serius di negara berkembang seperti Indonesia. Angka kematian untuk penyakit diare lebih banyak menimpa anak usia 12-59 bulan, tercatat ada 314 balita yang meninggal dunia pada tahun 2019.
Pada profil kesehatan Indonesia tahun 2020, di Indonesia total penemuan 7.318.417 orang untuk semua umur, dan Provinsi Jawa Barat yang tertinggi sebanyak 1.348.628 orang, sementara Provinsi Bangka Belitung termasuk yang sedikit untuk penderita diare sebanyak 40.975 orang.
Selain penyakit diare, malas mencuci tangan juga dapat berakibat kanker bahkan berisiko tertular dengan penyakit hepatitis akut yang baru-baru ini heboh statusnya masih misterius karena belum teridentifikasi.
Mencuci tangan dianjurkan dengan menggunakan langkah-langkah yang sudah diberikan WHO serta lebih baik mencuci tangan menggunakan sabun daripada hand sanitizer karena dapat lebih efektif membunuh kuman yang menempel meskipun dua-duanya sama baiknya.
Di tempat saya bertugas sempat diberikan pertanyaan singkat kepada 10 warga yang melakukan kunjungan pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Air Bara, diakui 8 di antaranya dengan pertanyaan yang sama, menyatakan jarang mencuci tangan dengan sabun hanya menggunakan air mengalir dengan frekuensi 2 sampai 3 kali sehari ketika hendak makan pakai tangan atau habis bersih-bersih saja.
Cara sederhana mencuci tangan dapat dilakukan mulai dari membasuh tangan dengan air bersih, gunakan sabun ke seluruh bagian tangan, mulai dari telapak dan punggung tangan, sela-sela jari, hingga area di bawah kuku. Gosokkan tangan selama 20 detik, bilas tangan dengan air hingga bersih, lalu keringkan.
Mencuci tangan sangat bermanfaat untuk kesehatan kita dan keberlanjutan kehidupan, maka tidak ada ruginya untuk mengingat hal kecil ini di setiap aktivitas kita sehari-hari dengan selalu mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.
Kondisi rajin mencuci tangan ini perlu juga diingat kepada anak-anak usia sekolah yang terpapar dengan jajanan di sekolah serta bermain dengan teman sebayanya. Karena kerentanan anak-anak ketika terpapar penyakit diare dan penyakit pernapasan berawal pintu masuknya melalui tangan yang kotor dipenuhi kuman dan bakteri. (*)
