Belum Sebulan, Tiga Orang Tewas Tersambar Petir di Bangka, Terbaru Terjadi di Toboali
Sepanjang bulan Juni 2022 ini tercatat sudah tiga insiden sambaran petir yang menelan korban jiwa korban luka di Pulau Bangka
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM--Sepanjang bulan Juni 2022 ini tercatat sudah tiga insiden sambaran petir yang menelan korban jiwa dan korban luka di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tercatat tiga orang tewas akibat insiden sambaran petir tersebut.
Dua orang korban diantaranya berpofesi sebagai Aparatur Sipil negara (ASN).
Insiden sambaran petir terbaru menimpa, Iskandar alias Tam seorang pekerja Tambang Inkonvesional (TI) jenis upin Ipin di daerah perairan laut Kampung Padang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 08.00 WIB
Ia dikabarkan tewas tersambar petir saat ingin berangkat bekerja, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 08.00 WIB.
Fandi, Lurah Tanjung Ketapang membenarkan atas kejadian salah satu warga sekaligus pekerja tambang yang tersambar petir tersebut.
"Iya benar, salah satu penambang TI di Kampung Padang bernama Iskandar alias Tam meninggal dunia karena tersambar petir," kata Fandi.
Fandi menambahkan, saat kejadian korban hendak berangkat bekerja nambang di laut Padang saat kondisi cuaca hujan dan suara petir bersautan.
"Saat itu korban mau berangkat kerja nambang TI, sedangkan kondisi cuaca hujan dan petir berkali-kali. Baru turun ke laut korban tiba-tiba tersambar petir, sehingga korban meninggal dunia," tambahnya.
Setelah kejadian tersebut, korban langsung dibawa ke rumah duka dan akan dilakukan penguburan terhadap Tam.
"Korban sudah dievakuasi oleh warga sekitar bersama dengan keluarga, korban akan dimakamkan ditempat pemakaman umum Kampung Padang," jelas Fandi.
Petir Sambar Rumah
Satu unit rumah warga yang berada di Desa Sidoharjo Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disambar petir.
Akibat sambaran petir ini penghuni rumah mengalami luka ringan.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, kondisi cuaca sedang mendung disertai hujan gerimis, Selasa (21/6/2022).
Kepala Desa Sidoharjo Aminanto mengatakan, bahwa satu rumah milik Shobirul Khoirul di sambar petir.
"Ya benar kejadiannya tadi siang dan saat itu cuaca memang lagi mendung disertai hujan gerimis," kata Aminanto.
Menurutnya, saat kejadian Shobirul Khoirul hendak melaksanakan Salat Dzuhur dan masih berada di dalam rumah.
"Pemilik rumah itu mengalami luka dibagian pelipis serta mata terkena pecahan genteng yang disambar petir, karena saat kejadian penghuni rumah mau Shalat Dzuhur," jelasnya
"Namun tiba-tiba ada petir yang menyambar dan tak sempat keluar dari rumah. Akibat kejadian tersebut korban syok dan atap rumah hancur, terutama peralatan elektronik dan KWH PLN rusak," ungkap Aminanto.
Agus Alvando selaku Kepala Damkar Bangka Selatan mengimbau kepada seluruh maayarakat, untuk selalu berhati-hati dan waspada dengan cuaca pancaroba.
"Kami tenttunya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu waspada, dengan kondisi cuaca yang tidak stabil dan sering berubah-ubah," imbaunya.
Sementara di Kabupaten Bangka Selatan, beberapa hari terakhir mengalami turun hujan dan disertai angin pada siang ataupun malam hari.
Tersambar Petir di Laut
Batas hidup seseorang tak ada yang mengetahui, termasuk tempat dan waktunya.
Hal ini terjadi kepada dua orang pemancing yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dua orang yang sedang memancing ikan ini berasal dari Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dan Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
Korban meninggal dunia setelah disambar petir ketika dalam perjalanan pulang di lautan menggunakan perahu.
Insiden itu di Perairan Jebu Laut, Desa Kelabat, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Sabtu (4/6/2022) sekitar Pukul 13.45 WIB.
Dua korban meninggal di tempat usai tersambar petir di tengah laut.
Nahkoda perahu yang ditumpangi para korban, Darwis Ajis alias Alek (49), Warga Desa Kelabat, Kecamatan Parittiga, Bangka Barat, usai kejadian, Sabtu (4/6/2022) menceritakan kronologis naas itu.
Ia menyebutkan kejadian berawal saat mereka berlima pulang mancing dari tengah laut, Perairan Jebu Laut, Desa Kelabat, menggunakan perahu.
Di tengah perjalanan mereka dihadang hujan lebat.
Kelimanya sepakat berhenti untuk berteduh di dalam perahu.
Namun, saat hujan turun disertai petir seorang rekannya (korban) di perahu tersebut merekam petir, seketika petir menyambar perahu yang ditumpangi para korban.
"Kami saat itu sudah pulang, lantaran hujan kami sempat berlabuh dan berteduh di dalam perahu. Cuma almarhum (korban -red) sempat merekam petir dengan ponselnya," kata Alek saat dihubungi Bangkapos.com, via telepon, Sabtu (4/6/2022), usai kejadian.
Seketika kata Alek, petir langsung menyambar, sehingga menyebabkan korban luka parah pada bagian kepala.
Petir juga menyambar penumpang lainnya (korban kedua) di perahu yang sama.
"Saya kurang kenal (dengan korban -red) karena saya cuma antar orang yang ingin pergi mancing.
Cuma ada satu orang Jerry yang saya kenal (di perahu -red), dia yang mengajak teman-teman lainnya untuk mancing dan saya yang antar. Jerry orang Pangkalpinang," kata dia.
Saat kejadian Alek mengaku sempat mengalami lemas hingga tidak bisa berdiri, namun masih bisa untuk menyelamatkan rekannya saat di atas perahu.
"Kami berlima pergi mancing. Duanya meninggal dunia, sedangkan tiga orang selamat termasuk saya (selamat -red)," ujar Alek dalam nada masih lemas.
"Saya sempat lemas saat kejadian itu dan tidak bisa berdiri, satu rekannya selamat namun linglung dan satunya lemas, muka dan matanya mengeluarkan darah," tambahnya.
Saat ini Alek mengaku sudah berada di kediamannya usai dirawat di Rumah Bhakti Timah Parittiga.
Sedangkan dua rekan yang selamat dibawa ke Pangkalpinang.
Begitu juga dua korban yang meninggal dunia telah dibawa menggunakan mobil ambulans ke rumah duka masing-masing.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/doa-yang-dianjurkan-dibaca-saat-hujan-deras-disertai-petir-dan-angin-kencang.jpg)