Berita Pangkalpinang
Harga Telur Naik, Omzet Bisnis Telur Gulung Webi Turun 40 Persen
Kebutuhan telor yang digunakan dalam sehari bisa mencapai 2 rak telur dihaniskam atau sebanyak 60 butir pada hari normal.
Penulis: Sela Agustika |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Naiknya harga telur ayam saat ini berdampak signifikan terhadap omzet bisnis jajanan telur gulung. Pasalanya bahan baku utama yang digunakan telur.
Meski harga telur naik, Owner Telur Gulung Webi, Webi mengungkapkan jika ia tak menaikan harga jual telur gulung karena sebelumnya ia sudah menaikan harga jual dari biasanya.
"Harga telor ini memang naik, karena untuk harga jual kita sekrang Rp2.500 pertusuk ini sudah naik kurang lebih 4 bulan lalu, dan kenaikan ini memang sudah pertimbangkan karena bahan baku jualan yang sudah kita prediksi naik," ungkap Webi Kepada Bangkapos.com, Kamis (23/6/2022).
Ia mengaku dengan harga telur saat ini, omzet yang didapat turun hingga 40 persen dari biasanya.
"Kalau omzet hari normal kurang lebih Rp500 ribu perhari tapi jika ada event bisa mencapai Rp 5 juta. Dan otomatis dengan harga bahan baku sekarang ini omzet turun dari biasanya hingga 30 persen sampe 40 persen," katanya.
Webi menyebut, kebutuhan telor yang digunakan dalam sehari bisa mencapai 2 rak telur dihaniskam atau sebanyak 60 butir pada hari normal. Sementara apabila ada event (bazar) bisa mencapai belasan rak telor yang dihabiskan dalam sehari.
"Kurang lebih pada hari normal 200 tusuk telur yang terjual, namun misalkan ada event kaya bazar ini bisa terjual 2.000 tusuk " kata Webi.
Tak hanya menyediakan satu varian menu, dengan harga Rp2.500 pertusuk ada beberapa pilihan menu yang ditawarkan yakni telur gulung, bihun telur (Bilor), sosis gulung telur, dan bakso gulung telur.
Dikatakan Webi, selama kurang lebih 4 tahun bisnis telur gulung, sejak pandemi covid-19 melanda daya beli masyarakat turun dan belum terjadi peningkatan.
"Selain omzet kita turun karena bahan baku yang naik, daya beli ini juga berpengaruh. Karena apabila pembeli semakin banyaj otomatis berpengaruh terhadap omzet, dan sekarang ini daya beli turun dibanding awal-awal jualan," tuturnya.
Ia berharap ditengah kondisi saat ini pemerintah memiliki solusi untuk mengatasi harga bahan pokok agar kembali stabil.
(Bangkapos.com/Sela Agustika)