Mana yang Lebih Wajib, Menafkahi Ibu atau Istri? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Mana yang Lebih Wajib, Menafkahi Ibu atau Istri? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Mana yang Lebih Wajib, Menafkahi Ibu atau Istri? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Memberi nafkah kepada istri jadi hal yang wajib dilakukan oleh suami, akan tetapi bagaimana dengan orangtua khususnya ibu?
Ustadz Abdul Somad secara jelas menerangkan mengenai hal ini.
Ustadz Abdul Somad menyebutkan bahwa antara ibu dan istri merupakan kewajiban suami untuk menafkahi.
"Bagi seorang laki-laki mana yang harus dinafkahi, ibu atau istri? Sementara sudah tidak memiliki ayah," kata Ustadz Abdul Somad saat membacakan pertanyaan.
"Dua dua kewajiban mu, kau gendong ibu mu dari Panam ke Mekah balek lagi belum tentu dapat menebus satu teriakannya saat melahirkan engkau. Oleh sebab itu kata nabi kau urus tapak kakinya (ibu), kau dapati surga di sana," katanya.
Ustadz Abdul Somad mengingatkan kepada para pria, khususnya yang masih lajang untuk dapat berkata tegas kepada calon istri mengenai ibu.
Hal ini dilakukan supaya tidak ada ketahuan dan kecemburuan istri kepada ibu.
"Hai laki-laki yang lajang-lajang yang punya ibu, kau mesti berani berkata ke calon istrimu itu kau akan menjadi a second women, yang pertama siapa? I love amak.
Aku milik suami ku kata anak gadis yang cantik jelita, aq milik suami ku, suami ku milik ibunya. Dan ternyata di balik lelaki yang perkasa ada ibu yang luar biasa," katanya.
Bagaimana Hukum Berdzikir Tanpa Menghitung Jumlahnya
Bagaimana hukum berdzikir tanpa menghitung jumlhanya, Ustaz Abdul Somad beri penjelasan.
Apakah hal tersebut juga dibenarkan?
Berdzikir memang dianjurkan dalam Islam.
Terutama untuk mengingat Allah SWT dan melembutkan hati.
Di dalam Alquran sendiri, kata dzikir disebut sebanyak 267 kali dengan berbagai bentuk kata.
Saat berzikir biasanya orang akan menghitung dengan cara menggunakan tasbih.
Ada pula yang hanya menggunakan jarinya saja dalam berhitung saat berzikir.
Hal itu semata-mata agar untuk mengingat hitungannya.
Lalu bagaimana bila berdzikir tanpa menghitung jumlahnya?
Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad di kanal YouTube Ustadz Menjawab yang diunggah pada 5 Januari 2021 lalu.
Ustaz Abdul Somad menjawab jika berdzikir tanpa menghitungnya merupakan berdzikir yang paling mantap.
"Inilah yang paling mantap, ini namanya unlimited, tak berhenti dia allahummah solli ala sayyidina muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad, astagfirullah," kata Ustadz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad mengatakan jika orang-orang yang menghitung dzikir itu supaya dia terikat dan supaya ada motivasi.
Namun bagi orang yang sudah terbiasa berdzikir, maka dia tidak akan menghitung-hitung dzikir.
"Syekh Muhammad Najmudin Al-Qurdi, tidak pakai tasbih.
Padahal biasanya tuan-tuan yekh memakai tasbih," kata Ustaz Abdul Somad.
"Menurut dia tak berhenti, sekali tarik (nafas) dengan sekali hembus (nafas) tetap dzikir.
Tariknya dzikir, hembusnya dzikir. Kalo tak putus, 25.000 sehari, agak lupa, ingat lagi," sambung Ustaz Abdul Somad.
Selain itu, Ustaz Abdul Somad mengatakan jika dzikir yang harus dibaca boleh apa saja, lebih afdol dzikir 'laa ilaa ha illallah'.
Lantas bagaimana jika ada orang yang mengajak ngobrol? Ustaz Abdul Somad menjawab tetap dijawab.
Lebih lanjut Ustaz Abdul Somad mengatakan jika dzikir tu menyebut di mulut, mengingat di hati, konsen pikiran, dan sifat mengagungkan.
Bangkapos.com/ Evan Saputra