Bukan Karena Gaji, Ini Alasan Petugas Kebersihan Masjidil Haram Asal Madura Tetap Lakoni Profesinya
Faiz Slamet lewat kanal YouTube-nya mengulik cerita salah satu pekerja yang asalnya dari Indonesia tepatnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Fakta bahwa banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi bukanlah hal baru.
Selain menjadi TKW, tak sedikit pula, WNI yang berprofesi lain seperti petugas kebersihan di Masjidil Haram, Mekkah.
Seperti yang kita tahu, di musim haji seperti sekarang, Masjidil Haram ramai dikunjungi umat Islam dari seluruh dunia untuk beribadah.
Tak heran jika petugas kebersihan yang turun menjaga kebersihan disana juga tak sedikit.
Kurang lebih sekitar 4.000 pekerja bertugas melakukan operasi pembersihan setiap harinya.
Seorang YouTube asal Indonesia, Faiz Slamet lewat kanal YouTube-nya mengulik cerita salah satu pekerja yang asalnya dari Indonesia tepatnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Saat itu ia memperhatikan seorang pria yang sibuk mengelap bagian pagar masjid.
Ia pun melihat identitas yang tertera di saku kiri seragam petugas tersebut.
"Indonesia?," tanya Faiz pada petugas tersebut.
"Dimananya?," sambungnya.
"Lombok," sahut si WNI.

"Pantesan tetep cemerlang, saya Madura," ujar Faiz lagi.
Diketahui jika petugas WNI tersebut sudah 3 tahun bekerja di Masjidil Haram.
"Masya Allah," sahut Faiz.
Lebih lanjut, Faiz pun mengajak petugas WNI tersebut berbincang-bincang.
"Ini banyak orang Indonesia yang kerja kayak gini?," tanya Faiz.
"banyak," jawab WNI tersebut.

Pria itu menjelaskan ada banyak WNI yang bekerja di Masjidil Haram jumlahnya sekitar 20 orang.
Faiz Slamet juga menanyakan besaran gaji yang diterima oleh para WNI yang bekerja di masjidil Haram.
Secara blak-blakan, WNI asal Lombok tersebut mengungkap bahwa ia mendapat gaji sebesar 700 riyal, atau setara dengan 2,7 juta rupiah.
Gaji itu dinilai cukup kecil untuk ukuran para pekerja migran di Mekkah, Arab Saudi.
Dalam percakapan itu, WNI asal Lombok tersebut mengaku bahwa gaji sempat macet diberikan selama 3 bulan karena alasan tertentu.
Meskipun begitu, ia menjelaskan bahwa gaji itu tetap diberikan hanya saja waktunya yang ditunda.
"Oh tiga bulan ini tidak digaji? Tapi itu macet apa nanti digaji atau gimana?," tanya Faiz.
"Digaji, tapi karena ada masalah di bawah kan kemarin itu (karena pandemi Covid 19)," ujar WNI tersebut.
Sementara itu, Faiz pun penasaran dengan alasan mereka bertahan untuk bekerja di sana.
"Terus alasan bertahan apa? Karena bisa sholat di Harom ya?," tanya Faiz.
"Iya, cuma bisa sholat di sini aja," ungkap WNI tersebut.
"Karena ibadah itu aja," tambahnya.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)