Berita Pangkalpinang

Pengamat Nilai Tingginya Harga Sawit dan Timah Picu Daya Beli Emas

Ia menilai, invesatasi emas atau tabungan uang memiliki kelebihan masing-masing tergantung keinginan konsumen.

Penulis: Sela Agustika | Editor: Novita
Ist/Dokumentasi Pribadi
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Hingga saat ini, emas masih menjadi pilihan investasi yang digemari. Kecenderungan harga emas yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadi daya tarik bagi masyarakat.

Dekan Fakultas Ekonomi sekaligus Dosen Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani, mengemukakan, ketertarikan pada investasi emas mengingat harga emas tidak terpengaruh oleh inflasi, serta permintaan terhadap emas terus mengalami peningkatan.

Sementara untuk investasi kenaikan dan penurunan harga emas tidak drastis dalam jangka pendek, sehingga emas dianggap investasi yang mampu melindungi nilai.

Tingkat likuiditas yang tinggi dan risiko kerugian yang relatif rendah, menjadi pilihan yang cocok untuk investasi jangka panjang.

Bahkan, hal lain yang sering menjadi pertimbangan adalah nilai dari emas tersebut tergolong sangat stabil karena memiliki nilai volatilitas yang rendah dengan tren harga jangka panjang selalu naik.

"Yang perlu dicermati ketika berinvestasi emas, perhatikan tujuan kita membeli emas, apakah untuk investasi atau untuk koleksi. Jika untuk investasi, sebaiknya memilih emas murni, bisa dalam bentuk fisik batangan atau LM (Logam Mulia). Namun jika untuk koleksi, dapat membeli emas dalam bentuk perhiasan," jelas Devi, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, naik atau turunnya harga komiditi unggulan suatu daerah, khususnya di Bangka Belitung seperti timah dan sawit, turut memengaruhi daya beli atau minat investasi emas.

"Iya faktor ekonomi seperti sawit dan timah jni akan memengaruhi daya beli masyarakat terhadap emas. Kecendrungan yang terjadi, ketika masyarakat panen sawit dan bekerja sebagai penambang timah, memperoleh keuntungan dari tingginya harga kedua komoditas tersebut, maka kecendrungan mereka menyisihkan pendadapatan untuk membeli emas sangat besar," bebernya.

Ia menilai, invesatasi emas atau tabungan uang memiliki kelebihan masing-masing tergantung keinginan konsumen.

"Tentunya dengan menabung uang di bank sangat membantu sekali dalam kita bertransaksi jangka pendek, untuk segala jenis pembayaran dapat kita lakukan melalui smart phone ataupun ATM. Namun untuk menabung jangka panjang, maka nilai uang yang kita tabung tersebut rentan tergerus inflasi. Berbeda dengan emas yang cocok untuk investasi jangka panjang karena resiko kerugian yang relative rendah," kata Dewi

Dengan membuka tabungan di bank, imbuhnya, menjadi penggerak aktivitas ekonomi, sehingga turut membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Itu karena dana yang ditabungkan di bank tersebut, setidaknya akan kembali didistribusikan ke masyarakat dalam bentuk kredit ataupun pinjaman untuk modal usaha dan lain-lain. (Bangkapos.com/Sela Agustika)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved