Waspada Demam Berdarah, Pasien DBD Didominasi Anak-anak, Zamir Dilarikan ke RSUD Bangka Barat

pasien yang menderita DBD sampai pulih membutuhkan waktu perawatan 3 sampai 4 hari dan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien yang bersangkutan....

Freepik
Ilustrasi DBD_ 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ) harus mewaspadai merebaknya demam berdarah dengue ( DBD ).  

Hal itu diketahui setelah ratusan orang di Babel terpapar (DBD)

Tak kurang dari 704 orang di provinsi ini terpapar demam berdarah dengue dan 11 orang dinyatakan meninggal dunia. 

Angka tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan periode Januari sampai dengan Mei 2022. 

Sebaran kasus ini paling banyak di kabupaten Bangka Barat tercatat 254 orang terpapar dan 5 orang meninggal dunia sedangkan kasus terendah di Belitung Timur tercatat 11 orang terpapar dan tidak ada angka kematian.

Baca juga: Ferdy Sambo, si Jenderal Bintang Dua Termuda, Dulu Dikenal Intel Berambut Gondrong Pemburu Bandit

Baca juga: 8 Bacaan Doa Rezeki Melimpah Ruah, Lancar dan Penuh Berkah Termasuk Bebas Utang

Baca juga: Brigjen Hendra Kurniawan Dinonaktifkan, Inilah Sosok Istrinya Pernah Foto dengan Ariel NOAH Viral

Baca juga: Potret Luna Maya saat Liburan ke Rusia, Penampilannya ini Menuai Pujian

Baca juga: Ahli waris Kesultanan Sulu Berusaha Sita Aset Malaysia di Seluruh Dunia, Aset di 169 Negara Terancam

Di Bangka Barat, seorang pasien DBD, Zamir terlihat terbaring lemas di Ruangan Tulip Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sejiran Setason, Kabupaten Bangka Barat pada Rabu (20/7/2022).

Zamir bocah berumur 9 tahun ini pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sudah menjalani perawatan di sana selama tiga hari.

Tampak menggunakan kain sarung warna hijau dengan motif kotak.

Zamir terlihat terbaring dan kedua tangannya tertusuk jarum infus.

Diketahui, Zamir dirujuk ke rumah sakit umum setelah demam tinggi tak kunjung turun.

Yandra (34) warga Air Lintang, Tempilang, orangtua Zamir pasien DBD mengatakan anaknya sudah tiga hari dirawat di RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat.

Dirinya menyebut anaknya memiliki gejala panas tinggi, sehingga dilarikan ke Puskesmas Tempilang. Setelah dirawat selama dua malam di Puskesmas Tempilang, langsung dibawa ke RSUD.

"Sudah tiga malam dirawat, gejalanya panas tinggi naik turun naik turun. Jadi, langsung sempat dibawa ke Puskesmas Tempilang, dan kemudian dirujuk kesini," kata Yandra, di ruangan tulip, Rabu (20/7/2022).

Kata dia, Zamir awalnya mengalami gejala panas yang turun naik pada malam Jumat. Namun, saat itu dia mengira hanya demam biasa. Sempat dikasih sirup kondisi membaik sebentar.

Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari

Baca juga: Reaksi Kamaruddin Terkait Irjen Ferdy Sambo Minta Perlindungan LPSK: Kita Meminta Perlindungan TNI

Baca juga: Brigadir J Tewas Ditembak, Keluarga Sebut Kemungkinan Yosua Meninggal di Magelang

Baca juga: Dahsyatnya Amalan Astaghfirullah Wa Atubu Ilaih, Sering Dibaca Nabi, Bisa Dibaca 3 Kali Sehari

Baca juga: Sora Aoi Pensiun dari JAV, Ngaku Tak Pernah Malu dan Bongkar Bayaran Fantastis, Masih Dapat Gaji Lho

Setelah, mendapatkan perawatan di RSUD ini kondisi anaknya semakin baik lantaran mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit.

"Alhamdulillah, semakin hari ada perubahan lebih baik kondisinya. Cuma itu tadi, trombositnya naik turun naik turun," kata dia.

Selain, Zamir terdapat dua pasein anak-anak dengan gejalan yang sama, sedang menjalani perawatan insentif di Ruangan Tulip, RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat.

Diketahui, sepanjang bulan Januari hingga Juli 2022, RSUD Sejiran Setason merawat sebanyak 215 pasien yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kasi Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Sejiran Setason, Bangka Barat, dr. Mariya Ulfa mengatakan pasien DBD yang dirawat di RSUD Sejiran Setason didominasi oleh pasien anak-anak.

"Untuk pasien DBD yang dirawat di RSUD Sejiran Setason sebanyak 215 orang dari Januari hingga Juli 2022 ini. Paling banyak itu anak-anak. 5 pasien meninggal dunia, " kata dr Mariya Ulfa.

Mariya Ulfa menyebutkan, untuk pasien yang menderita DBD sampai pulih membutuhkan waktu perawatan 3 sampai 4 hari dan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien yang bersangkutan.

"Tergantung kondisi pasien, jika kondisi pasien jika masih dalam keadaan masih baik biasanya perawatannya 3-4 hari. Tapi, kalau umpamanya kasus sudah berat biasanya lebih dari 4 hari," ucapnya.

Baca juga: Doa Dahsyat ini Dibaca Agar Terhindar dari Penyakit Ain, Diajarkan Rasulullah dan Nabi Ayub

Baca juga: Ketika Susno Duadji, Eks Kabareskrim yang Ikut Soroti Bharada E Dibekali Senjata Api Glock: Wajar?

Baca juga: Bacaan Doa agar Diberikan Keberuntungan, Ada juga Doa Cepat Kaya dan Rezeki Tak Terduga

Baca juga: Kisah TKW Cantik di Taiwan ini Layani Majikan Tiap Malam Hingga Selalu Tidur Berdua Satu Kamar

Baca juga: Inilah Penyebutan Mengenai Husnul Khotimah Dalam Alquran dan Hadis, Termasuk Tanda-Tandanya

Antisipasi Keparahan Infeksi Virus Dengue

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang mengintai Bangka Belitung.

Pada enam bulan terakhir saja, sebanyak 11 orang di Bangka Belitung meninggal dunia karena DBD. Sementara orang yang terpapar DBD di Bangka Belitung sebanyak 919 orang.

Kondisi ini tentu menjadi kekhawatiran dan perhatian dari pemerintah provinsi. Berbagai upaya dilakukan demi menekan kasus DBD agar tidak berkembang masif.

Ahli Epidemiologi sekaligus Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Pangkalpinang, dr Bangun Cahyo Utomo, mengatakan, masyarakat perlu memahami gejala DBD sebagai upaya mengantisipasi keparahan infeksi virus dengue ini.

Apalagi, kasus DBD dominan dialami anak-anak, maka penanganannya mesti tepat.

"Kalau penanganan bagus dan tepat, maka tidak berbahaya. Cuma waktu ditangani harus tepat. Penularan lewat nyamuk. Banyak air yang tergenang, maka mudah berkembangbiak, ini mesti jadi perhatian," kata Bangun kepada Bangkapos.com, Rabu (20/7/2022).

"Kalau demam berdarah itu gejala demam tinggi. Kadang kita tidak tahu pendarahan di mana, biasanya di bawah kulit ada bercak-cak merah. Kadang tidak tahu terjadi pendarahan internal juga di pencernaan misalnya, maka masyarakat harus tahu gejala dari DBD ini," jelasnya.

Dia mengatakan, gejala DBD itu biasanya demam. Kemudian pada hari ketiga terjadi penurunan deman. Di hari kelima terjadi demam lagi, nyeri perut dan kalau ada bercak merah, maka sudah terjadi pendarahan.

"Masyarakat harus paham gejalanya. Kalau tidak segera ditangani dan diberi pertolongan pertama, dikhawatirkan berbahaya. Orang tua juga harus peduli dan paham gejala demam pada anak. Apalagi musim DBD, perlu segera diperiksa ke puskesmas dan rumah sakit," imbuhnya.

Penanganan penderita DBD akan sesuai gejala yang dialami pasien. Hal terpenting, memperbaiki nutrisi menjadi penunjang kesembuhan.

"Virus itu ditangani dengan pemberian terapi, (memperbaiki) kekurangan kalori dan nutrisi supaya meningkatkan daya tubuh sehingga bisa melawan virus. Pemberian nutrisi jambu bisa saja karena nutrisi tinggi, tapi diberi terapi cairan yang paling utama," bebernya.

Disinggung mengenai banyaknya kasus DBD, Bangun mengatakan, faktor lingkungan perlu menjadi perhatian, serta menghalau tempat berkembangbiak nyamuk sebagai vektor virus dengue ini.

"Banyak kasus karena penularan dari nyamuk. Jadi pengendalian DBD, ada vektor, maka ada perkembangbiakan. Ditangani harus dengan (cara) nyamuk dewasa ditekan dan tempat perindukan harus dibersihkan, maka genangan tidak ada. Makanya pengamatan tidak hanya (pada) yang sakit, tapi juga kualitas lingkungan harus dilihat juga," ucapnya.

(Bangkapos.com/Yuranda/Cici Nasya Nita/spa)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved