Ketua Tim Dokter Forensik Beberkan Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Keluar 4-8 Minggu Lagi

Dikatakan Ade, rentang waktu keluarnya hasil autopsi ulang Brigadir J diperkirakan antara 4-8 minggu dan akan disampaikan ke pihak penyidik.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
Youtube/KompasTV
Tangkapan layar video siaran langsung proses autopsi ulang Brigadir J 

BANGKAPOS.COM - Proses autopsi ulang jenazah Brigadir Nopryansah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J telah selesai dilakukan.

Dari siaran langsung Kompas TV, jenazah sedang dibawa kembali ke TPU setempat untuk kembali dikebumikan.

Yoshua akan dimakamkan secara kedinasan.

Proses autopsi ulang Brigadir J melibatkan tim kedokteran forensik Indonesia.

Baca juga: Pantes Betah Jadi Sopir Bus di Arab Saudi, Ternyata Segini Gaji dan Bonusnya

Proses tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Ade Firmansyah Sugiharto

Dikatakan Ade, rentang waktu keluarnya hasil autopsi ulang Brigadir J diperkirakan antara 4-8 minggu.

Dalam tayangan live itu Ade menjelaskan bahwa sampel jaringan tubuh Brigadir J akan dibawa ke Jakarta dan diteliti secara mikroskoptik.

Baca juga: Anya Geraldine Samakan Tak Ucapan Goodnight dan I Love U dengan Haramnya Suami Tak Beri Nafkah

"Lama pemeriksaan kami perkirakan tentunya 2-4 minggu untuk memproses sampel jaringan itu hingga menjadi slide hingga bisa dipastikam" jelasnya kepada awak media, sebagaimana melansir Kompas TV, Rabut (27/7/2022).

"Tentunya kami akan periksa lagi, jadi rentangnya saya enggak mau menggebu-gebu mungkin antara 4-8 minggu lah ya sampai keluar hasil yang akan kita berikan kepada pihak penyidik," lanjutnya.

Tangkapan layar video siaran langsung proses autopsi ulang Brigadir J
Tangkapan layar video siaran langsung proses autopsi ulang Brigadir J (Youtube/KompasTV)

Ditanya soal bagian pemeriksaan autopsi tersebut, Ade mengatakan fokus dari tim forensik adalah sebagaimana permintaan dari kuasa hukum keluarga Brigadir J.

"Jadi bagian yang kami periksa terutama pada luka, ada beberapa tempat menjadi fokus penelitian kami, apakah itu luka sebelum atau sesudah kematian," ungkap Kepala Departemen Dokter Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.

Tahu betul autopsi yang ia lakukan kali ini begitu sensitif, Ade menyampaikan pemeriksaan harus sangat hati-hati karena jenaza Brigadir J sudah mengalami pembusukan.

"Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, adanya kemerahan atau cokelat kehitaman pada jenazah yang membusuk itu luka betul atau pewarnaan dari proses pembusukan, jadi tidak mungkin diperika oleh makroskoptik jadi harus pemeriksaan mikroskoptik," jelasnya kemudian.

Makam Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Brigadir J semasa hidup.
Makam Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Brigadir J semasa hidup. (Kloase Tribunnews.com/ Tribunjambi.com/ Danang Noprianto)

Sementara saat diminta menyimpulkan penyebab kematian Brigadir J, Ade menegaskan lebih lanjut mengenai tugasnya saat itu.

"Untuk masalah (penyebab kematian) kami sebagai saksi ahli membatasi untuk tidak mengatakan apakah disiksa atau penembakan atau segala macam, kami melihat mana jenis kekerasan penyebabnya dan efek kekerasan tersebut pada tubuh manusia," jelasnya lagi.

Untuk diketahui sampel jaringan tubuh Brigadir J akan dibawa dan ditelitik di Laboratorium Patologi Anatomik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved