Berita Pangkalpinang
Kilas Balik Gugurnya Mayor Syafrie Rachman, Bustami: Kayaknya Kakak Saya Dipukul Pakai Besi
Yayasan Jelajah Bangka bekerja sama denga UBB dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Babel menggelar Seminar Sejarah Kilas Balik Tragedi KMBT32
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Yayasan Jelajah Bangka bekerja sama dengan Pihak Universitas Bangka Belitung (UBB) dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Babel menggelar Seminar Sejarah Kilas Balik Tragedi KMBT32 dan Gugurnya Mayor Syafrie Rachman. Acara dilaksanakan di Gedung Rektorat UBB, Rabu (10/8/2022) siang.
Ketua Yayasan sekaligus Pendiri Jelajah Bangka, Darpin Asnan, Rabu (10/8/2022) mengatakan, kegiatan ini dalam rangka mengenang jasa pahlawan di bulan kemerdakaan Republik Indonesia khususnya pahlawan daerah yang berkontribusi besar terhadap Bangka ,yakni Mayor Syafrie Rahman.
Mayor Syafrie Rachman merupakan seorang pahlawan besar sekaligus Bupati Bangka yang dalam perjalanan hidup dan karirnya terhenti sebab meninggal dunia dalam tugas pada Tanggal 30 Juli 1965) lantaran kapal yang ditumpanginya, KMBT32 disabotase dan dibakar oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Kita ingin mengenang jasa pahlawan kita, Mayor Syafrie Rachman ini adalah seorang pemimpin dan merupakan kepala daerah di Kabupaten Bangka yang sangat berjasa," ucapnya kepada Bangkapos.com, hari ini.
Mayor Syafrie Rachman dulunya telah melalangbuana bertugas di luar daerah khususnya Tanah Jawa dan Palembang. Namun sebagai putra daerah, ia kembali ke Bangka untuk mengabdi.
"Dari situ kita bisa belajar, sejauh mana kita melangkah jauh maka kita harus kembali untuk membangun daerah kita sendiri walaupun pada akhirnya nyawa menjadi taruhannya," tegasnya.
Sementara itu Sejarawan, Akhmad Elvian mengakui penting sekali memahami sejarah. Menurutnya satu di antara sejumlah fungsi sejarah agar menjadi guru terbaik supaya bertindak lebih bijaksana.
Elvian mengutip ucapan Cicero, seorang filosofis Yunani yang mengatakan, historia magistra pitae yang artinya sejarah itu adalah guru yang paling utama dalam kehidupan.
Namun, faktanya masyarakat kurang mengenal sejarah khususnya pahlawan daerah. Maka dalam konteks inilah pelaksanaan seminar agar masyarakat serta generasi muda paham sejarah minimal dapat meneladani sikap dan perjuangan serta memahami bagaimana ideologi komunis itu begitu bahaya bagi bangsa.
Oleh sebab itu, Seminar Sejarah pada kesempatan ini merupakan kilas balik terhadap seorang tokoh yang begitu fenomenal yakni Mayor Syafrie Rahman yang dalam perjalanan kehidupan dan karirnya terhenti akibat meninggal dalam tugas.
"Beliau (Mayor Syafrie Rachman -red) merupakan putra daerah terbaik oleh sebab itu maka harus diberikan informasi kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat tidak mengetahui ketokohan mayor Syafrie Rahman. Apalagi di Pangkalpinang ada nama Jalan Mayor Syafrie Rahman, kemudian di Puding Besar ada nama rumah sakit Mayor Syafrie Rahman," ucapnya.
Sementara itu Prof Dr Bustami Rachman satu di antara narasumber sekaligus adik bungsu Mayor Syafrie Rachman pada kesempatan yang sama, Rabu (10/8/2022) mengkilas balik sosok kakaknya yang begitu gigih dalam perjuangan.
Meskipun jarak keduanya berbeda puluhan tahun namun Syafrie Rachman merupakan kakak yang bertanggung jawab sebagai pemimpin di daerah.
"Beliau itu (Mayor Syafrie Rachman -red) anak ke dua, saya anak terakhir ke-10 . Dulu waktu dia (Mayor Syafrie Rachman -red) meninggal, saya sekitar umur 15 tahun. Kalau saya melihat figur seorang kakak waktu itu masih Letnan 1 dia suka ke Belinyu dengan sepeda motor dan saya juga sering diajak jalan-jalan keliling," kenangnya.
Masih jelas diingatanya, sosok kakak acapkali ngobrol beserta teman sesama TNI. Maka tak jarang dirinya yang waktu itu sebagai anak kecil sering dipangku oleh teman kakaknya tersebut. Ia juga begitu sedih saat sang kakak dikabarkan meninggal dunia akibat sabotase PKI.
"Saya liat kayaknya kakak saya dipukul kepalanya menggunakan besi, saya melihat sendiri jenazah beliau lebam di kepala," kenang Bustami.
Sementara itu turut hadir pada kegiatan tersebut, Rektor UBB Dr Ibrahim sekaligus keynote speech, Asisten Staf Khusus Presiden RI sekaligus narasumber Marbawi A. Katon, dan Moderator Dr Aimie Sulaiman. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani)
