Kisah Mencekam Detik-detik Brigadir J Tewas, Berlutut di depan Ferdy Sambo yang Pakai Sarung Tangan

Kisah mencekam pembunuhan Brigadir J akhirnya pelan-pelan terungkap. Brigadir J sempat berlutut di depan Ferdy Sambo.

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
Kolase Tribunnews
Irjen Ferdy Sambo tersangka pembunuhan Brigadir J, Senpi Glock 17, Brigadir J. Ferdy Sambo diperiksa perdana sebagai tersangka pembunuhan berencana pada ajudannya sendiri, Brigadir J.Pemeriksaan dilakukan oleh tim khusus Kapolri di Mako Brimob, tempatnya ditahan pada Kamis (11/8/2022). 

BANGKAPOS.COM - Kisah mencekam pembunuhan Brigadir J akhirnya pelan-pelan terungkap. Brigadir J sempat berlutut di depan Ferdy Sambo.

Kejadian itu diungkapkan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Ia mengungkapkan Bharada E yang menembak Brigadir J atas intruksi Ferdy Sambo.

Kasus tewasnya Brigadir J dikediaman Ferdy Sambo perlahan menemui titik terang.

Titik terang kasus tewasnya Brigadir J itu tak terlepas dari desakan publik agar keadilan menemui jalan benarnya.

Kini, Ferdy Sambo resmi menjadi tersangka karena dinilai menjadi otak pembunuhan teehadap Brigadir J.

Belakangan, kisah kekejaman Ferdy Sambo yang menyebabkan Brigadir J muncul kepermukaan.

Hal itu diungkapkan mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.

Bharada E sempat menceritakan saat itu mereka sedang berada di rumah Dinas Jalan Saguling, Duren Tiga Barat, Pancoran, Jakarta Selatan.

Mulanya, Brigadir J diminta untuk naik ke lantai atas, namun dia menolak.

Tapi karena perintah itu datang dari Ferdy Sambo, akhirnya Brigadir J menurut.

Kala itu, Bharada E juga naik ke lantai atas, dia menyaksikan Brigadir J yang sudah berlutut di depan Ferdy Sambo yang sedang memegang pistol sambil memakai sarung tangan.

“Di atas itu sudah ada kejadian, si Yoshua berlutut di depan Sambo. Kalau menurut keterangan Richard, kan Richard pegang pistol. Sambo juga pegang pistol. Tapi Sambo pakai sarung tangan. Biasa kan, namanya mafia kan, suka pakai sarung tangan,” kata Deolipa Yumara.

Situasi menjadi panas ketika Irjen Ferdy Sambo memberikan perintah kepada Bharada E untuk menembak rekannya.

Perintah itu tak dapat ditolak oleh Bharada E, maka terjadilah penembakan terhadap Brigadir J.

“Dalam posisi itu, ada perintah dari Sambo untuk si Richard, ‘woy sekarang woy.. tembak, tembak woy. Ya namanya perintah kan Richard ketakutan," papar Seolipa.

"Karena kalau Richard nggak nembak, mungkin dia ditembak. Karena sama-sama pegang pistol kan. Akhirnya atas perintah, Richard langsung tembaklah, ‘dor.. dor.. dor..’,” kata Deolipa, menirukan ucapan yang disampaikan Bharada E.

Pelecehan Seksual

Sementara itu, terkait dugaan pelecehan seksual, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi angkat bicara.

Brigjen Andi Rian mengatakan, dalam pendalaman tidak ditemukan tindak pidana dalam laporan pelecehan seksual.

"Berdasarkan hasil gelar perkara tadi sore, dua perkara ini kita hentikan penyidikannya karena tidak ditemukan peristiwa pidana," kata Brigjen Andi Rian Djajadi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (12/8/2022).

Lebih lanjut, Brigjen Andi Rian menjelaskan pihaknya melakukan gelar perkara dua laporan, yakni dugaan percobaan pembunuhan yang dilaporkan Briptu Martin Gabe dengan korban Bharada Richard Eliezer atau E dan terlapornya Brigadir J.

Gelar perkara itu juga membahas dugaan kekerasan seksual dengan korban Putri Candrawathi.

Banyak yang menyakini Irjen Ferdy Sambo suami Putri Candrawathi memiliki banyak bekingan yang kuat.

Hal tersebut diyakini jadi penyebab sang Jenderal Polri ini berani menutupi kasus pembunuhan ajudannya sendiri.

Polri sampai bersikeras menutupi motif pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.

Padahal sudah 31 oknum polisi yang diduga terlibat membantu  Irjen Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Dari perbuatannya tersebut kini Irjen Ferdy Sambo terancam hukuman mati.

Setelah Irjen Ferdy Sambo tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J, muncul isu adanya perlawanan di Internal Polri.

Beredarnya isu ini pun langsung ditanggapi Kadiv Humas Polri Dedi Prasetyo.

Ia mengatakan bahwa semua anggota Polri tetap setia dan taat pada Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

"Sejauh ini 460 ribu anggota Polri semuanya Satya Haprabu pada Kapolri, jadi kita tetap tunduk, taat dan setia
 
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa semua anggota secara menyeluruh berada di bawah pengawasan Kapolri.

"Semuanya full under control bapak Kapolri sampai dengan hari ini dan ini merupakan komitmen bapak Kapolri dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh dampak daripada kasus ini," ujarnya.  (kompas.tv/tribunbogor/tribuntimur)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved