Terungkap Alasan Kenapa Anak Laki-laki Sering Berbohong, Begini Solusinya Kata dr Aisah Dahlan
dr Aisah Dahlan mengatakan ada dua faktor ataui alasan anak berbohong yaitu faktor predisposisi dan faktor kontribusi.
Penulis: Widodo | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Dokter Neoruparenting, dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan Anak Laki-laki suka berbohong.
Selain itu dr Aisah Dahlan juga menjelaskan cara mengatasinya.
Apapun yang dilakukan oleh orang tua, semua anak pasti pernah sesekali mencoba berbohong
Ada banyak alasan mengapa anak-anak bisa berbohong.
Anak berbohong biasanya karena takut dimarahi, untuk menghindari masalah, membela teman, atau tidak ingin membicarakan pengalaman menyakitkan.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika kebiasaan berbohong yang mereka lakukan terjadi karena sifat orang tua yang terlalu keras.
Oleh karena itu sebagai orang tua, Anda bisa belajar cara menghentikan anak dari kebiasaan berbohong.
Orang tua tentu sering bingung, bahkan kesal menghadapi anak laki-laki yang sering berbohong.
Bohong adalah berkata tidak jujur, dan ketidaksesuaian antara tindakan dengan perkataan.
Dilansir Bangkapos.com di kanal YouTube Andromedia Channel pada 8 September 2022, dr Aisah Dahlan menjelaskan cara menghadapi anak laki-laki yang berbohong.
Mendidik anak adalah kewajiban kedua orang tua demi melahirkan insan yang berbudi pekerti luhur.
Cara mendidik Anak Laki-laki tentu berbeda dengan perempuan, karena perbedaan hormon yang ada dalam tubuh mereka.
Baca juga: Bukan 20 Tahun, Ini Usia Wanita Paling Ideal untuk Menikah Menurut dr Aisah Dahlan
Baca juga: Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Game Online, Ini Tips dr Aisah Dahlan
Jika Anak Laki-laki dianggap berbohong oleh orang tua, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa berbohong berbeda dengan ingkar.
"Kalau dia satu atau dua kali dia berjanji lalu tidak ditepati, itu bukan bohong, tapi bisa dikategorikan ingkar," kata dr Aisah Dahlan.
dr Aisah juga mengingatkan bahwa orang tua tidak boleh menuduh anak berbohong.
Jadi jika mengingkari sesuatu, juga perlu ditanya kenapa mengingkarinya.
"Mengingkarinya juga kita harus tanya kenapa nak," lanjut dr Aisah Dahlan.
Menurutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu faktor predisposisi dan faktor kontribusi.
Faktor predisposisi salah satunya adalah watak ekstrovet, yaitu suka mengubah rencana karena cenderung menyukai spontanitas.
Selain itu, faktor kontribusi juga mempengaruhi perilaku anak yang dianggap berbohong.
Orang tua pernah berjanji tetapi tidak ditepati.
Pola asuh seperti itu akan menjadi contoh bagi anak untuk meniru.
Orang tua yang suka mendesak anak juga menjadi faktor anak melakukan sesuatu dan dianggap kebohongan, semata-mata untuk menghindari desakan orang tuanya.
dr Aisah Dahlan mengingatkan para orang tua untuk bijaksana dalam bersikap.
Baca juga: dr Aisah Dahlan Ungkap 6 Ciri-ciri Ayah yang Rugi pada Anaknya, Jangan Dilakukan
Baca juga: Para Suami Harus Tahu , Beginilah Cara Membujuk Istri yang Sedang Marah Menurut dr Aisah Dahlan
Maka yang paling utama adalah tidak boleh menuduh anak berbohong.
"Introspeksi diri kita dulu, dan coba tolong bijaksana.
Nomor satu, stop memblaming anak pembohong," ujar dr Aisah Dahlan.
(Bangkapos.com/Widodo)