Ditagih Utang, Emak-emak Ini Malah Minta Izin Cium Debt Collector Kalau Mau DIbayar
Emak-emak itu beralasan harus mencium sang debt collector baru mau memberikan tagihannya.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM - Sebagai debt collector, berbagai pengalaman tak biasa pasti kerap didapat saat menagih utang.
Seperti yang sering terdengar saat yang punya hutang lebih galak dari penagih utang.
Mereka yang berprofesi sebagai debt collector pun tak jarang harus memutar akal agar bisa melakukan pekerjaannya dengan maksimal.
Tidak hanya galak, berbagai tipe lainnya juga banyak ditemukan oleh para penagih hutang.
Baca juga: 11 Detik Video Gisel dan Wijin Viral di TikTok Jadi Sorotan, Terciduk Manja dan Nempel Mulu
Seperti yang baru-baru ini viral di media sosial.
Seorang penagih hutang harus berhadapan dengan seorang emak-emak yang susah membayar utangnya.
Emak-emak itu beralasan harus mencium sang debt collector baru mau memberikan tagihannya.
Meski tak marah dan galak saat ditagih, tentu aksi emak-emak ini membingungkan bagi sang penagih utang.
Baca juga: Pantesan Ferdy Sambo Berani, Selain Tukang Pukul Kapolri, Ternyata Ada Kekuatan Besar Dibelakangnya
Lantaran tak ada kewajiban untuk memberi imbalan kepada orang yang akan membayar hutang, apalagi merelakan untuk dicium.
Emak-emak berdaster ini kekeuh mau mencium sang penagih utang.
Dia pun berani menghadapi sang penagih utang sendirian.
Dilansir dari akun TikTok @tonikecet, terlihat emak-emak itu sedang duduk santai di teras rumah.
Ia saat itu mengenakan daster berwarna kuning.
Narasi video itu menuliskan "Gimana mak, aku minta angsuran kamu malah minta cium, bagaimana ini,"
Tak ada raut kepanikan di wajahnya.
Baca juga: Pernyataan Najwa Shihab yang Bikin Nikita Mirzani Hingga Anggota Sahabat Polisi Indonesia Naik Pitam
"Endi mak setorane, Mak? [Mana setorannya, Bu]," ujar sang debt collector.
Emak-emak itu pun langsung mengatakan keinginannya yang membuat sang penagih hutang kelimpungan.
"Ora, gah, pokoke tak ambung sek. [Tidak, enggak mau, pokoknya saya cium dulu]," kata emak-emak itu.
Mendengar permintaan itu sang penagih utang langsung menepis permintaan emak-emak didepannya.
"Ngawur, mosok ngambung inyong? [Ngawur, masak cium saya]," kata si tukang tagih.
Percakapan pun semakin sengit, emak-emak itu masih dengan pendiriannya.
Ia tak bercanda mengatakan permintaan itu.
"Ora ngawur-ngawuran. [Tidak ngawur-ngawur]," jawab si emak-emak.
Emak-emak itu pun mengungkap bahwa sang penagih hutang pernah menyebar fitnah tentangnya.
Syarat itu rupanya sebagai upaya balas dendam. " Kowe wes mitnah aku, aku garek balese koyok kuwi. [Kamu sudah memfitnah aku, aku balas seperti itu]," kata emak-emak itu.
Melihat kegigihan itu, teman sang penagih utang yang juga berada di tempat itu turut tangan.
Ia kemudian memohon emak-emak itu utuk segera membayar kewajibannya.
"Ojo guyonan. [Jangan bercanca]," kata teman sang penagih utang.
"Aku ora guyonan, Om. [Aku tidak bercanda, Om]." jawab emak-emak itu lagi.
Pusing menyikapi permintaan emak-emak, sang penagih utang kembali menegaskan bahwa setorang emak-emak itu haru dibayar.
"Lha iki setorane piye Mak? [Lha ini setoranya bagaimana Bu?]," tanya sang penagih utang.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)