Ekspresi Wajah Puan Maharani Jadi Sorotan Saat Bagikan Kaos, PDI Perjuangan Menanggapi

Ekspresi Wajah Puan Maharani Jadi Sorotan Saat Bagikan Kaos, PDI Perjuangan Menanggapi

Editor: Evan Saputra
Tribun Medan
Heboh Puan Maharani Cemberut Saat Bagikan Kaos ke Warga, Begini Penjelasan PDI Perjuangan 

BANGKAPOS.COM - Ekspresi Wajah Puan Maharani Jadi Sorotan Saat Bagikan Kaos, PDI Perjuangan Menanggapi

Sebuah video memperlihatkan Ketua DPP PDI Perjuangan atau PDIP, Puan Maharani, tengah membagi-bagikan kaos kepada warga di tengah keramaian.

Mengenakan pakaian berwarna hitam, Puan Maharani terekam dalam video tengah membagi-bagikan kaos yang juga berwarna hitam.

Nah, video ketua DPR yang tengah membagi-bagikan kaos tersebut sontak viral di media sosial. Pasalnya, putri dari Ketua Umum PDIP ini membagikan kaos kepada warga dengan cara dilempar dan ekspresi wajah cemberut.

Tak hanya itu, Puan Maharani juga tampak memarahi pengawal pribadinya yang memegang kaos warna hitam tersebut untuk dibagikan.

Tidak ada sedikitpun senyum yang terpancar dari wajah Puan.

Karena ekspresi Puan Maharani itulah, sejumlah netizen banyak yang menyorotinya.

Menanggapi video yang viral tersebut, Ketua DPP PDIP Said Abdullah angkat bicara. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi belum lama ini di wilayah Jawa Barat.

Menurut Said, Puan Maharani sempat menyebut daerah Jawa Barat sebagai "kandang banteng".

Adapun raut wajah Puan Maharani yang cemberut itu, kata Said, lantaran pengawal pribadinya yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar.

Sedianya, Said menuturkan, seorang pengawal pribadi tidak membagikan kaos kepada warga. Sebab, hal itu merupakan tugas elite parpol.

"Mbak Puan kaget, 'lho kok kamu yang megang kaos?' Mbak Puan itu nanya, bukan marah. 'Kok kamu yang pegang kaos? Kan seharusnya bukan kamu. Kamu menjaga tugas'," kata Said di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

"Walpri (pengawal pribadi) kan enggak boleh bagi-bagi kaos. Ya dong. 'Kamu kenapa (megang kaos)?' Kaget Mbak Puan, gitu lho."

Selain itu, Said menambahkan, sambutan dari masyarakat juga di luar prediksi Puan Maharani dan tim.

"Mbak Puan itu sangat familiar, sangat humble kalau ketemu sama masyarakat," ujar Said.

"Kalau Mbak Puan itu tidak humble, seakan-akan mukanya Mbak Puan tidak merakyat, kemudian untuk apa kira-kira Mbak Puan turun ke bawah."

Said menuturkan, Puan Maharani selalu ingin turun ke bawah untuk mengetahui apa yang sesungguhnya diinginkan oleh masyarakat.

"Kita ini kalau mau berpikir sehat, apa iya turun ke masyarakat tiba-tiba marah-marah, muka ditekuk, apa iya? Kan sia-sia turun. Dan itu bukan tipikal Mbak Puan," ujar Said.

Puan Tak Menangis Saat BBM Naik

Ketua DPR RI Puan Maharani disindir oleh para pengunjuk rasa saat menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak ( BBM ) di depan Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (6/9/2022) siang tadi.

Sindiran kepada Puan Maharani lantaran yang kini tidak lagi menangis saat harga BBM naik.

Padahal dulu di tahun 2018 saat Puan Maharani masih menjadi anggota DPR tampak menangis saat Presiden SBY menaikkan harga BBM.

Lalu apa reaksi PDIP?

Ketua DPP PDIP Said Abdullah menjelaskan alasan Ketua DPR RI Puan Maharani tak lagi menangis saat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.

Ia berdalih kondisi geopolitik saat ini dan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbeda.

Massa buruh memajang foto Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan 'Tolak Kenaikan BBM' di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). (Tribunnews.com/Fersianus Waku)
"Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik," kata Said di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.

Menurut dia, sejumlah kondisi yang berbeda tersebut antara lain penolakan Arab Saudi dan negara-negara eksportir minyak menambah alokasi minyak di pasaran, pandemi Covid-19 yang melanda dunia serta perang Ukraina-Rusia.

"Dulu apa sih problematiknya? Sekarang apa? Kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur-hancurnya. Tingkat permintaan tinggi, tiba tiba ada perang. Padahal rantai pasok global belum sempurna, goyang semua negara," kata Said.

Ia meminta publik objektif dalam melihat fakta yang ada. Sebab, fakta sekarang tidak bisa disamakan dengan sepuluh tahun lalu.

"Mari fakta demi fakta, kita pelajari bersama kemudian kita ambil kebijakan, bedanya gimana," kata Said.

Disindir Pengunjuk Rasa

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, ribuan buruh berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gerbang utama Kompleks Parlemen atau Gedung DPR RI Jakarta pada Selasa (6/9/2022).

Dalam orasinya, seorang orator menyebut nama Ketua DPR RI Puan Maharani.

Di atas mobil komando, sang orator menyatakan bahwa dalam unjuk rasa hari ini mereka mencari Puan Maharani.

"Hari ini kita nyari Puan Maharani yang dulu nangis-nangis ketika (harga) BBM dinaikkan," kata orator tersebut.

"Sekarang apa yang dilakukan? Bermanis-manis dengan pemerintah, bersekongkol untuk menyengsarakan rakyat Indonesia," sambung dia.

Dalam orasinya, ia juga menyinggung dampak dari kenaikan harga BBM yang turut menaikkan harga bahan pokok.

Menurut dia, dampak kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan pokok tersebut mencekik kalangan buruh yang upahnya tidak turut dinaikkan.

Selain itu, kata orator, unjuk rasa tersebut untuk menyuarakan keberpihakan buruh kepada masyarakat Indonesia yang menolak kenaikan harga BBM.

Sebelumnya, massa tampak membawa sebuah poster foto Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan 'Tolak Kenaikan BBM'.

Dalam foto itu, Puan tampak sedang menangis ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan Harga BBM pada tahun 2008 silam.

Saat itu Puan masih menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi PDIP dan belum menjabat Ketua DPR di era pemerintahan SBY.

Puan Maharani Pimpin Rapat Paripurna DPR

Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin Rapat Paripurna, di saat massa buruh menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Di Gedung Nusantara DPR tempat berlangsungnya Rapat Paripurna, Puan didampingi oleh Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus, Muhaimin Iskandar dan Rachmat Gobel.

Adapun rapat paripurna pada hari ini digelar dalam Rangka HUT ke-77 DPR RI dan Penyampaian Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2021-2022.

Kemudian rapat paripurna juga mengagendakan Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2021.

"Izinkan selaku pimpinan rapat membuka rapat paripurna memeperingati Hari ke-77 DPR RI sekaligus penyampaian laporan kinerja DPR RI tahun sidang 2021-2022 dan kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum," kata Puan membuka rapat.

Kepada Kompas.TV, Puan Maharani mengatakan DPR mendengar aspirasi masyarakat soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Dari aspirasi tersebut, Puan mengatakan komisi terkait di DPR akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

“DPR mendengar aspirasi masyarakat bahwa kenaikan BBM menjadi hal yang diperhatikan, DPR melalui komisi mendengarkan dan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah,” kata Puan Maharani.

Dalam keterangannya, Puan Maharani juga menekankan kepada pemerintah, jangan sampai kenaikan BBM membuat masyarakat semakin susah di masa yang sulit akibat dari pandemi Covid-19 dan situasi global.

“Meminta pemerintah bersungguh-sungguh dalam penyesuaian harga BBM, jangan sampai masyarakat susah dan sulit,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Puan Maharani juga menekankan kepada pemerintah agar bantuan sosial (bansos) yang diberikan akibat kenaikan harga BBM, tepat sasaran.

Sehingga, bansos dapat benar-benar berguna bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Bansos, kami berharap bisa tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat dan jangan ada salah nama sasaran, salah alamat,” tegas Puan.

“(Kami) meminta kementerian terkait untuk melaksanakan dengan baik dan DPR mengawasi,” imbuh Puan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com/kompastv

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved