Tragedi Arema
Hukuman Berat Menanti Singo Edan Setelah Arema FC vs Persebaya Surabaya Berujung Kericuhan Aremania
Usai menelan kekalahan, Aremania turun ke lapangan dan terjadi kericuhan di lapangan. Hingga berita ini ditulis, jumlah korban masih terus ...
BANGKAPOS.COM -- Kekalahan Singo Edan dari Bajul Ijo di pekan 11 Liga 1 2022.
Laga Liga 1 2022 pekan ke-11 yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir menjadi tragedi nasional.
Laga Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berujung dengan kericuhan suporter.
Akibat kericuhan tersebut, PSSI ancam Singo Edan dengan hukuman berat.
Seperti diketahui, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam.
Baca juga: Kabar DUka: Ibunda Gading Marten, Farida Sabtijastuti Meninggal Dunia
Baca juga: Kadus di Belitung ini Tewas Setelah Menikmati Wanita Open BO di Kamar 110, Lemas dan Tak Bernafas
Baca juga: Aremania Ngamuk, 127 Orang Meninggal Usai Arema FC Dikalahkan Persebaya. 2 Polisi Ikut Jadi Korban
Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari
Laga tersebut berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu.

Persebaya unggul lewat gol yang dicetak oleh Silvio Junior, Leo Lelis dan Sho Yamamoto.
Sementara Arema FC hanya bisa membalas lewat brace dari Abel Camara.
Usai menelan kekalahan, Aremania turun ke lapangan dan terjadi kericuhan di lapangan.
Hingga berita ini ditulis, jumlah korban masih terus bertambah hingga hampir menyentuh ratusan korban jiwa.
Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing sangat menyesalkan kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang kemudian merembet di area di sekitar stadion.
‘’Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini. Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi BRI Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah. Selain itu sanksi lainnya juga menanti,’’ kata Erwin.
Erwin belum bisa memastikan berapa korban yang meninggal atau terluka dalam insiden ini.

Namun, jika ada korban yang meninggal itu sudah menjadi ranah pidana dan akan ditindaklanjuti oleh kepolisian.
Baca juga: Setelah Siksa Lesty Kejora, Rizky Billar Datangi Istri Tak Berdaya di RS, Datang Naik Mobil Mewah
Baca juga: Ciri-ciri WhatsApp Disadap, Ingat Pengguna Harus Curiga Jika Ada SMS Berisi Kode OTP
Baca juga: Wabar, Hewan Mungil yang Diburu karena Diyakini Sebagai Obat Kuat, Dulu jadi Peliharaan Abu Jahal
"Kita dukung aparat Kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini. Siapapun yang salah harus dihukum," tambahnya.
Erwin juga memastikan bersama dengan tim dari PSSI segera berangkat ke Malang untuk mengetahui kejadian sebenarnya.
Itu dilakukan agar saat sidang Komdis nanti bisa memutuskan hukuman apa yang layak diberikan kepada Arema.
Dilarikan ke Rumah Sakit
Melansir Suryamalang, Hingga Minggu (2/10/2022) dini hari, korban meninggal dunia yang mayoritas merupakan Aremania itu jumlahnya mencapai puluhan.

Untuk korban meninggal, kabarnya kini berada di rumah sakit di Kepanjen Kabupaten Malang, di antaranya di RSUD Kanjuruhan dan RS Wava Husada.
Namun belum ada info resmi perihal identitas para korban.
Tidak hanya Aremania yang tewas, bahkan kabarnya juga ada personel keamanan yang juga jadi korban.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3.
Baca juga: Bacaan Doa Memohon Keadilan Ketika Dizalimi, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Baca juga: Benarkah Penahanan Putri Candrawathi di Bareskrim Hanya Hitungan Hari? Kuasa Hukum Surati JPU
Seusai pertandingan ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan.
Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengaman.
Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan.
Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.
Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.
Banyak juga yang mengalami sesak nafas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.
(*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id