Senjata
Mengenal MLRS ASTROS-II dan RM-70 Vampire Milik TNI, Inilah Kemampuan Mengerikan Senjata Tersebut
Dari berbagai senjata yang dimiliki TNI, dua diantaranya adalah Sistem peluncur multi-roket (MLRS) Avibras
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibekali berbagai persenjataan canggih.
Kemampuan persenjataan milik TNI tersebut tak main-main.
Dari berbagai senjata yang dimiliki TNI, dua diantaranya adalah Sistem peluncur multi-roket (MLRS) Avibras ASTROS-II Mk6 AV-LMU, buatan Brasil yang dimiliki TNI AD.
Sementara Koprs Marinir TNI AL memiliki peluncur roket RM-70 Multi Launch Rocket System (MLRS) Vampire.
Bagaimanakan kemampuan dua senjata canggih tersebut?
ASTROS-II

Sistem peluncur multi-roket (MLRS) Avibras ASTROS-II Mk6 AV-LMU dioperasikan oleh satuan Artileri Medan (Yon Armed) TNI AD.
Kendaraan pelontar roket ini mampu meluncurkan 32 roket hanya dalam waktu enam detik, dengan jangkauan daya ledak hampir dua hektare
Dilansir dari Tniad.mil.id, Astros II MK6 adalah peluncur roket multipel atau multiple launcher rocket system (MLRS), jenis roket unggulan terbaru yang dimiliki TNI AD sebagai senjata bantuan tembakan.
Astros II MK6 dioperasikan oleh Satuan Arteri Medan (Armed) TNI AD.
Roket buatan Avibras Aerospacial Brazil ini mempunyai nama Area Saturation Rocket System (Astros) yang diproduksi pertama kali pada 1983, dan terus dikembangkan sampai sekarang.
Seri yang dipilih dan dimiliki Indonesia adalah dari tipe II dan generasi ke-6 (Astros II MK 6).
Trend MLRS adalah ke arah sistem peluncur modular, di mana pengisian ulang munisi dilakukan bersamaan dengan tabung peluncurnya.
Adapun caranya adalah dengan mengganti tabung peluncur yang telah kosong dengan tabung peluncur baru yang sudah diisi munisi.
Berapa daya jangkaunya?
Astros II MK6 berdaya jangkau 9-85 kilometer, dan akan dikembangkan dengan jenis amunisi kaliber baru dengan jarak jangkauan 150-300 kilometer, jumlah launcher per truk berisi 4, 16, hingga 32 peluncur.
Kelebihan Astros II MK6 yang dirancang di atas truk 6X6 (AV-LMU) menjadikan roket ini digolongkan sebagai roket gerak sendiri.
Dengan kendaraan truk 6X6 dapat melaju hingga 110 kilometer per jam dan jarak jelajah 600 kilometer.
Dapat dikatakan Astros II MK6 mobilitasnya tinggi, karena selain dapat bergerak sendiri, juga dapat diangkut dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU.

Kelengkapan Astros II MK6
Astros II memiliki Fire Control Unit (AV-UCF) sebagai pengendali dan pengontrol terhadap masing-masing baterai saat penembakan.
Selain itu, juga dilengkapi dengan fire control computer, trajectography radar, digital radio, dan back up lainnya.
Keunggulan lain dari Astros II MK6 adalah amunisi dilengkapi dengan hulu ledak submunisi (copper cone) yang mampu menembus baja dengan ketebalan hingga 20 sentimeter.
Sehingga, hal itu mampu menghancurkan kendaraan lapis baja (tank) jenis apa pun.
Seberapa mengerikan MLRS Astros
Mengutip grid.id, Astros mempunyai jenis roket SS-30, SS-40, SS-60, dan SS-80.
Keempat jenis roket itu mempunyai spesifikasi masing-masing yang bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Keempatnya menggunakan motor roket jenis double-base propellant.
Sedangkan kaliber terkecil dari Astros ialah 127mm (SS-30) bertabung 32 buah.
Roket SS-30 ini mampu menjangkau sasaran sejauh 30 km.
SS-40, mempunyai jarak jangkau 15-35 km dengan berbagai jenis hulu ledak baik HE, cluster atau Dual Purpose 9DP).
SS-60 mempunyai jarak jangkau 20-60 km yang bisa mencapai sasaran di jarak 60 km hanya 117 detik usai diluncurkan.
SS-80 dengan jarak jangkau 90 km dan bisa dimuati senjata kimia mematikan untuk melakukan perang bio-kimia.
Sebenarnya masih ada SS-150 dengan jarak jangkau sejauh 150 km dan AV/MT-300 MT, daya jelajahnya bisa menjangkau 300 km.
Dalam uji penembakan tercatat MLRS Astros dapat meratakan sasarannya seluas 1 hektar area.
Saking dahsyatnya, mesin perang ini sudah digunakan di perang Iran-Irak, Perang Teluk, Perang Sipil Angola dan Perang Saudara di Yaman.
Penggunanya antara lain, Brasil, Angola, Bahrain, Irak, Qatar, Arab Saudi, Malaysia dan tentunya Indonesia.
RM-70 Vampire

Senjata dengan daya hancur besar ini dioperasikan Korps Marinir bersama RM 79 Grad MLRS (Multi Launch Rocket System).
Keduanya mengusung jenis roket yang sama, yakni roket RM 70 kaliber 122 mm.
Panjang roket RM 70 hampir sama dengan panjang tabung peluncur.
Agar gerakan stabil, setiap roket punya empat sirip ekor.
Paduan sirip dan gerak putar pelan membuat tingkat akurasi pada target cukup tinggi.
Dilansir dari garudamiliter.com, ada tiga jenis roket amunisi RM 70, masih dalam koridor kaliber 122 mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini.
Kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank.
Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 Kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 Kg.
Sisanya adalah cangkang roket.
Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter.
Dengan kecepatan jelajah 2.516 meter per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 Km.
Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM 70? Jika dioperasikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini.
Roket MLRS Vampire Korps Marinir TNI Angkatan Laut i (instagram @marinir_tni_al)
Dan ketika terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter.
Yang menarik lagi, pasokan roket untuk RM 70 Vampir dan RM 70 Grad kini dapat diperoleh dari produksi dalam negeri.
Pasalnya roket R-Han 122 mm hasil pengembangan Balitbang Kementerian Pertahanan sudah terbukti mampu ditembakkan dari basis peluncur RM 70 Marinir.
Secara umum dari sisi peluncur, antara RM 70 Vampir dan RM 70 Grad tidak ada perbedaan berarti.
Satu truk terdiri dari 40 peluncur roket kaliber 122 mm. RM 70 Vampir diproduksi oleh Exalibur Army Ltd, perusahaan persenjataan asal Cekoslowakia.
Oleh manufakturnya, RM 70 Vampir juga disebut sebagai next-generation rocket artillery system.
Rancangan RM 70 Vampir disasar untuk menggantikan peran RM 70 Grad yang sudah diluncurkan sejak era Pakta Warsawa.
Bila RM 70 Grad menggunakan basis truk Tatra 813 Kolos berpenggerak 8x8, maka RM 70 Vampir juga mengusung basis truk Tatra namun jenis truk yang lebih modern dan baru, yaitu Tatra T815-7.
Tatra adalah merek truk yang juga berasal dari Ceko. Ada yang unik tentang truk Tatra T815-7.
Sebelumnya Korps Marinir sudah lebih dulu mengenal truk jenis ini, lebih tepatnya pada versi Tatra T815-7 MOR89.
Jenis truk tersebut digunakan sebagai truk angkut berat multi peran, salah satunya digunakan sebagai kendaraan pengangkut tank amfibi BMP-3F dan BVP-2.
Dengan mengadopsi truk lebih modern, awak kabin RM 70 Vampir kini dilengkapi proteksi dari bahaya serangan biologi dan kimia.
Konstruksi perdana RM 70 Vampir pertama kali diluncurkan pada Februari 2015.
Seperti halnya RM 70 Grad, RM 70 Vampir pola peluncurannya dapat mengandalkan fire control system.
Sistem pengendalian tembakan canggih

Peluncur roket RM-70 Multi Launch Rocket System (MLRS) Vampire (marinir.tnial.mil.id)
Bagian belakang sasis truk dipasang dengan peluncur 40 peluru. Peluncur roket berukuran panjang 9,97 meter dan diangkat oleh pegas udara.
RM-70 Vampire dioperasikan melalui kontrol elektronik dalam mode semi-otomatis atau manual.
Peluncuran roket dilakukan oleh operator, baik dari dalam kabin kru atau dari tempat perlindungan terdekat menggunakan perangkat remote control.
MLRS memiliki sistem pengendalian tembakan canggih yang dilengkapi dengan komputer balistik.
Selain itu, juga mencakup sistem navigasi inersia dan sistem penentuan posisi global (GPS), serta sistem komando dan kontrol.
Periskop panoramik PG-1M memungkinkan operator membidik target.