Begini Jadinya Jika Anak Pertama Menikah dengan Bungsu Menurut dr Aisah Dahlan
dr Aisah Dahlan menjelaskan begini jadinya jika Anak Pertama menikah dengan Anak bungsu.
Penulis: Widodo | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM -- dr Aisah Dahlan menjelaskan begini jadinya jika anak Pertama menikah dengan anak bungsu.
Seperti diketahui, anak pertama memiliki karakter seorang pemimpin dimana dia bertanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya dari orang tua.
Sedangkan, jika anak bungsu memiliki karakter seorang yang tenang dan lebih santai.
Selain itu, anak bungsu memiliki tanggung jawab yang lebih sedikit, sehingga ia cenderung ceria, riang, penyayang, dan suka bergaul.
Maka dari itu, dr Aisah Dahlan menjelaskan, sebelum menikah, si anak bungsu ini pastinya memiliki karakter bergantung.
Sementara anak pertama memiliki karakter yang mudah diandalkan.
Baca juga: Kejadian Sebenarnya Saat di Kamar Mandi Versi Rizky Billar: Tak Ada KDRT, Lesti Kejora Jatuh Sendiri
Baca juga: Video Viral TKW Durasi 5 Menit 47 Detik Main di Toilet Kini Dicari-cari di TikTok hingga Twitter
Baca juga: DPO Polres Tanjung Raja Dibekuk Tim Kelambit Buser Polres Bangka saat Nongkrong Bareng Teman
Seperti dilansir Bangkapos.com di akun Instagram dr Aisah Dahlan yang ditayangkan pada 9 Maret 2022 lalu.
Dalam program parentingnya Aisah Dahlan menyampaikan, jika anak pertama laki-laki menikah dengan anak perempuan bungsu, hasilnya akan bakal ideal sekali.
"Sesuai porsinya, suami yang pemimpin akan membawahi istrinya yang manja, yang kadang tak tau harus melangkah kemana," kata dr Aisah Dahlan.
Namun bagaimana jika pasangan menikah itu adalah istri Anak Pertama dan suami anak terakhir? Seberapa idealkah mereka.
dr Aisah Dahlan menjelaskan, biasanya istri yang merupakan Anak Pertama dalam keluarganya memiliki ego yang tinggi dan suka memerintah.
Sedangkan karakter si bungsu itu cenderung kepada sikap yang manja dan biasanya agak sedikit lambat.
Pasangan yang paling ideal menurut Aisah Dahlan adalah pasangan menikah, suami anak pertama dan istri anak bungsu.
Bukan berarti pasangan menikah yang istrinya anak pertama dan suami anak bungsu itu tidak ideal, akan tetapi biasanya istri akan lebih dominan.
Baca juga: Inilah Doa Agar Rumah Tangga Harmonis, Tak Ada Perselingkuhan dan Kekerasan Menurut dr Aisah Dahlan
Baca juga: Jika Suami Ketahuan Selingkuh, Ini yang Seharusnya Dilakukan oleh Istri Kata dr Aisah Dahlan
5 Dampak Buruk Jika Orang Tua Sering Memarahi Anak
dr Aisah Dahlan menjelaskan 5 Dampak buruk bila orang tua sering memarahi anak.
Ketika anak melakukan kesealah atau bersikap buruk, sebagian orang tua biasanya memarahi anak.
Namun, reflek smarah yang dilakukan para orang tua kepada buah hatinya jangan pernah dianggap sepele.
Beberapa di antara kita beranggapan, masalah selesai ketika orangtua yang habis memarahi anaknya menyesal, lantas meminta maaf.
Padahal, kenyataannya tidak semudah itu.
Sikap marah orangtua pada anak dapat meninggalkan luka mendalam pada diri putra atau putrinya.
Tidak baik untuk pribadi anak sendiri bahkan termasuk orang tuanya.
Anak bisa melakukan tingkah laku yang bisa menguji kesabaran.
Wajar jika satu atau dua tingkah bisa membuat emosi orangtua menjadi terpancing, terutama ketika si kecil tak bisa dinasihati dengan baik.
Perlu diingat bahwa memarahi, meneriaki bukanlah solusi yang tepat.
Bahkan, kalimat dari orang tua yang tak disangka akan menyakitkan untuknya bisa berdampak buruk pada dirinya.
Tidak jarang pula kita melihat orang tua memarahi anak secara berlebihan.
Maka perlu bagi orang tua untuk mengetahui akibat yang akan terjadi bila anak sering dimarahi.
Berikut penjelasan dr Aisah Dahlan sebagaimana dilansir Bangkapos.com dari video kanal Youtube dr aisah dahlan fans pada 5 Oktober 2022.
Menurut dr Aisah Dahlan ada 5 hal ini akan terjadi pada anak yang sering dimarahi.
Seorang anak yang sering dimarahi akan memiliki perilaku seperti berikut ini:
Pemarah
Dampak anak sering dimarahi yang pertama adalah anak akan menjadi pribadi yang pemarah.
Walaupun sebenarnya dalam setiap otak anak itu ada otak emosi, karena sering dimarahi justru anak akan menjadi pemarah.
"Pemarah kalau watak ekstrovert dia bisa diekspresikan, tapi kalau wataknya introvet dia marah, dia masuk ke dalam, dia akan ngambek terus, itu juga marah namanya," kata dr Aisah Dahlan.
Baca juga: dr Aisah Dahlan Sarankan Pilihlah Pria yang Saat Marah Tak Berbuat Kasar Sampai Main Tangan
Baca juga: Lakukan Amalan Ini Setelah Berhubungan Agar Segera Punya Anak, Tips dr Aisah Dahlan
Anak memiliki sifat egois dan keras kepala
Dampak yang kedua bila sering memarahi anak adalah anak akan menjadi egois dan keras kepala.
Jadi, agar anak tidak memiliki sifat egois dan keras kepala hindari sering memarahinya.
Anak mempunyai kepercayaan diri yang buruk
Akibat sering dimarahi, bukannya tambah pinter, anak justru akan menurun kepercayaan dirinya.
Sering memarahi anak berdampak pada mental anak itu sendiri.
Anak menjadi trauma dan depresi
Dampak yang selanjutnya bila sering memarahi anak adalah anak akan menjadi trauma dan depresi.
Ciri-ciri depresi itu anak akan selalu menyakiti dirinya, seperti dia akan membenturkan kepalanya ke tembok dan sebagainya.
"Dia akan selalu mengatakan, lebih baik saya mati, percuma saya hidup, ibuku saja, bapaku saja begini, itu depresi karena terlalu sering dimarahi," kata dr Aisah Dahlan.
Marah tidak mengajarkan hal apa pun
Banyak yang beranggapan dengan memarahi, anak akan menjadi penurut.
Mungkin iya, namun dalam hatinya akan ada semacam perasaan yang kurang bagus bagi dia.
Yang ada ketika anak sering dimarahi dia akan menjadi pribadi yang lemah mentalnya.
Kemudian hal-hal buruk lainnya yang bisa saja terjadi ketika anak sering dimarahi.
UItulah penjelasan dr Aisah Dahlan mengenai 5 Dampak buruk bila orang tua sering memarahi anak.
(Bangkapos.com/Widodo)