Orang Tua Harus Tahu, Ini Waktu Anak Fokus dan Konsentrasi Dilihat dari Usianya Kata dr Aisah Dahlan
Inilah waktu anak bisa fokus dan konsentrasi yang bisa dilihat atau dihitung dengan usia anak menurut dr Aisah Dahlan.
Penulis: Widodo | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM -- Inilah lama waktu anak bisa fokus dan konsentrasi yang bisa dilihat atau dihitung dengan usia anak menurut dr Aisah Dahlan.
Kata pakar neoroparenting tersebut sangat mudah orang tua mengetaghuinya.
Sehingga para orang tua harus paham dengan istuasi ini.
Dan terpenting jangan memaksa anak agar terus seperti yang diinginkan orang tua.
Sebab justru itu tidak akan membuatnya betrah dengan keadaan itu.
Kadang orang tua mengeluhkan anak yang susah untuk fokus atau konsentrasi ketika belajar.
Padahal baru sebentar tetapi anak mulai tidak konsentrasi dengan menunjukkan perilaku seolah mulai bosan.
Tidak sedikit orang tua yang mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk anak bisa konsentrasi.
Sehingga kadang merasa anak susah untuk belajar karena hanya sebentar bisa konsentrasi saat orang tua mengajaknya belajar.
Dikutip Bangkapos.com dari kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt yang diunggah pada 2 Maret 2022, dr Aisah Dahlan ungkap begini cara mengetahui berapa lama anak bisa berkonsentrasi.
"Gampang, kalau anaknya 5 tahun berarti 5 menit konsentrasinya. Anaknya 6 tahun 6 menit, anaknya 8 tahun 8 menit," ungkap dr Aisah Dahlan.
Sementara anak usia di atas 12 tahun, menurut dr Aisah Dahlan cuma bisa konsentrasi sebanyak 15 menit.
Bahkan hal ini juga berlaku pada orang dewasa, yang bisa berkonsentrasi hanya dalam waktu 15 menit saja.
"Banyak kita nggak ngerti, disangka konsentrasi itu harus berjam-jam.
Nggak gitu, konsentrasi itu adalah fokus pada apa yang di depan," kata dr Aisah Dahlan.
Maka jangan heran jika ditengah-tengah belajar anak akan terlihat mulai tidak konsentrasi karena memang hanya sedikit waktu konsentrasinya.
Biasanya setelah beberapa menit anak akan mulai merasa tidak nyaman, seperti menggaruk-garuk anggota tubuhnya dan lainnya.
Kemudian ia akan kembali berkonsentrasi.
"Jadi umur, tahunnya diganti menit sampai usia 12 tahun. Di atasnya itu 15 menit," jelas dr Aisah Dahlan ungkap cara menghitung berapa lama konsentrasi anak berdasarkan usia.
Baca juga: Begini Jadinya Jika Anak Pertama Menikah dengan Bungsu Menurut dr Aisah Dahlan
Baca juga: Inilah Doa Agar Rumah Tangga Harmonis, Tak Ada Perselingkuhan dan Kekerasan Menurut dr Aisah Dahlan
Tips Mengatasi Anak yang Pendiam, Pemalu Hingga Penakut
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda.
Ada yang super aktif namun ada pula yang Pendiam, pemalu hingga penakut.
Kebanyakan orang tua terlalu khawatir mengenai hal itu.
Tetapi, tidak sedikit orang tua yang mungkin tidak menyadari akan karakter anak.
Pakar Neoroparenting, dr Aisah Dahlan menjelaskan tips mengatasi anak yang Pendiam, pemalu serta penakut.
Menurut dr Aisah Dahlan, cara orang tua dalam mendidik akan menentukan perilaku serta karakter anak.
Bagi anak-anak yang memiliki karakter pemalu dan pendiam mungkin sulit untuk dihilangkan.
Kali ini, dr Aisah Dahlan membagikan tips parenting mengatasi anak Pendiam dan pemalu.
Menurut dr Aisah Dahlan, orang tua harus menyadari karateker dasar anak.
Demikian disampaikan oleh dr Aisah Dahlan dalam sebuah video yang dilansir Bangkapos.com di Kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt.
dr Aisah mengatakan bila karateker anak cenderung introvert maka, ada cara mengatasinya.
"Kalau anak perempuan lagi ngomong lihat wajah. Jadi setiap anak perempuan bicara, langsung lihat wajah," kata dr Aisah Dahlan.
Hal ini dikarenakan, anak introvert menurut dr Aisah Dahlan cenderung mengekspresikan dirinya untuk diam dan malu saat bicara.
Sehingga, dr Aisah menyarankan kepada orang tua, agar bisa memahami dan lebih peka terhadap anak saat sedang berkomunikasi.
"Kalau anaknya extrovert kalau bicara, langsung senyum. Tapi kalau anak introvert, lihat tunggu saja," ucap dr Aisah Dahlan.
Selain itu, dr Aisah Dahlan juga membagikan tips untuk menghilangkan rasa takut atau sifat penakut pada anak sejak dini.
Menurut dr Aisah Dahlan, hal yang perlu diperhatikan yang paling awal, tidak melabeli anak dengan bahasa yang tidak baik.
"Tolong tidak dilabeli, 'anak penakut' itu anak tidak suka. Itu tambah takut nanti," jelas dr Aisah Dahlan.
Baca juga: Jika Suami Ketahuan Selingkuh, Ini yang Seharusnya Dilakukan oleh Istri Kata dr Aisah Dahlan
Baca juga: dr Aisah Dahlan Sarankan Pilihlah Pria yang Saat Marah Tak Berbuat Kasar Sampai Main Tangan
Dirinya juga mengatakan bila orang tua harus bisa memberikan sikap yang memahami emosi anak.
"Caranya memvalidasi emosi, 'kaka masih takut ya?'," terang dr Aisah Dahlan.
Selain itu, dr Aisah Dahlan juga berpesan agar anak diajarkan untuk selalu membaca kalimat Ta'awuz.
"Baca Ta'awuz memohon perlindungan kepada Allah agar dilindungi bagian depan, Ta'awuz kedua di belakang, Ta'awuz yang ketiga di kanan, Ta'awuz yang keempat di kiri," ungkap dr Aisah Dahlan.
Lalu dr Aisah Dahlan berpesan agar hal ini harus diajarkan terus menerus atau bukan hanya sekali saja.
"Itu diajari bukan cuma satu kali," imbuh dr Aisah Dahlan.
(Bangkapos.com/Widodo)