TKW

Kisah TKW di Malaysia Pulang ke Indonesia Lewat Jalur Tekong, Hampir Jadi Korban Perdagangan Manusia

Siti Badriyah mengatakan selama perjalanan pulang dengan jalur tekong dirinya merasakan pengalaman yang tak menyenangkan

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Iwan Satriawan
Kolase Tribun
Kisah TKW di Malaysia, Siti Badriyah yang pulang ke Indonesia lewat jalur tekong 

BANGKAPOS.COM - Kisah seorang TKW di Malaysia ini yang pulang ke Indonesia lewat jalur tekong dan hampir jadi korban perdagangan manusia.

Wanita ini bernama Siti Badriyah, yang mengisahkan soal dirinya yang kembali ke Indonesia tetapi melalui jalur tidak resmi alias tekong.

Diketahui tekong merupakan calo yang bertugas untuk menyalurkan orang-orang yang ingin pergi atau kembali ke suatu negara secara ilegal atau tanpa dokumen resmi.

Dalam ceritanya, Siti Badriyah diketahui merupakan TKW undocumented atau TKW ilegal lantaran tak memegang dokumen identitas yang membuktikan dirinya sebagai TKW.

Dia menjadi TKW undocumented usai melarikan diri dari majikan dan agensinya lantaran tak menerima gaji sepeser pun selama ia bekerja.

Kisah Siti Badriyah itu diceritakannya melalui YouTube Konstitusionalis TV 29 November 2021.

Awalnya Siti Badriyah mengungkapkan jika dirinya mulai bekerja sebagai TKW di Malaysia sejak tahun 2001.

Yang diketahui Siti Badriyah saat itu dirinya bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga atau ART, namun faktanya dia harus mengemban dua tugas selama di sana. 

"Perjanjian kerjanya sebagai ART, tetapi sampai di Malaysia pas kerjanya lebih banyak di tempat bisnis majikan, habis itu baru pulang kerja di rumah majikan," ujar Siti Badriyah.

Tak disangka selama beberapa bulan bekerja Siti Badriyah mengaku belum menerima jagi.

Hal itu membuat dia akhirnya menayayakan soal gajinya ke majikannya.

Rupanya sang majikan menjawab jika majikannya telah membayar gaji Siti Badriyah per hari.

Ternyata gaji itu diberikan majikannya ke agensi Siti Badriyah.

Kisah Siti Badriyah TKW Undocumented di Malaysia
Kisah Siti Badriyah TKW Undocumented di Malaysia (Youtube/Konstitusional TV)

"Faktanya Aku nggak dapat gaji sama sekali, aku tanya majikan bilang kamu tuh digaji harian dan itu besar, tapi gajimu aku kirim ke agensi," kata Siti Badriyah mengulang jawaban majikannya.

Lantaran tak tahu sama sekali soal keputusan itu Siti Badriyah memberanikan diri menanyakan soal gajinya kepada agensi.

Namun agensinya menyebut akan memberikan gaji kepada Siti Badriyah jika dia telah bekerja hingga dua tahun.

Hal itu membuat Siti Badriyah tentu saja kecewa dan kesal.

Dia pun menjadi tak percaya jika agensinya benar-benar akan membayarkan gajinya setelah dua tahun.

Hingga akhirnya Siti Badriyah nekat memutuskan untuk melarikan diri dari majikan dan agensinya.

Praktis, karena pergi tanpa pamit tentu saja Siti Badriyah tak mengantongi dokumen identitasnya sebagai TKW di Malaysia.

Hal itu yang membuatnya menjadi seorang TKW undocumented.

"Melarikan diri dari majikanku, menjadi TKW undocumented," imbuhnya.

Tak tahu harus kemana, Siti Badriyah rupanya berdiam diri masjid untuk waktu yang agak lama hingga dia bertemu penjaga masjid dan diajak untuk bekerja.

"Penjaga masjid nyariin kerja, kerja di rumah saudara dia, di pabrik," kata Siti Badriyah.

Memiliki pekerjaan baru Siti Badriyah akhirnya bisa mendapatkan gaji dan mengumpulnya untuk dijadikan modal balik ke Indonesia.

Namun kebingungan muncul, pasalnya Siti Badriyah tak bisa pulang ke Indonesia lantaran tak memiliki dokumen.

"Dari situ aku dapet gaji, buat biaya pulang, waktu mau pulang kan gak punya dokumen apapun," kata Siti Badriyah.

Hingga mau tak mau Siti Badriyah memutuskan untuk pulang ke Indonesia lewat jalur tekong (calo penyalur TKW/TKI ilegal) agar tetap dapat kembali ke kampung halaman meski tanpa dokumen.

"Biaya lewat jalur itu biayanya tinggi dua hingga tiga kali lipat. Nggak ada pilihan, stau-satunya jalan, " kata Siti Badriyah.

Siti Badriyah mengatakan selama perjalanan pulang dengan jalur tekong dirinya merasakan pengalaman yang tak menyenangkan.

Pasalnya dia bersama orang-orang lain yang tak memiliki dokumen resmi harus saling berhimpitan berada di dalam kapal tersebut.

Bahkan kondisi perjalanan mereka terbilang berisiko dan mengancam nyawa.

"Pulang lewat hutan bakau, kapalnya nggak sampai ke tepi banget jadi agak jauhan, orang yang nggak bisa renang udahlah bisa hanyut," jelas Siti Badriyah.

Rupanya dikatakan Siti Badriyah kapal tersebut adalah kapal pengangkut sayur-mayur.

Sehingga mau tak mau mereka seolah bak bersembunyi dibalik tumpukan sayur tersebut agar tak ketahuan.

"Itu kan bukan kapal untuk mengangkut manusia, itu kapal sayur, kami ditumpuk-tumpuk sama barang-barang," lanjutnya.

Dibeberkan Siti Badriyah jika mereka harus berhimpit-himpitan dan terus berdiri selama perjalanan dari Malaysia ke Indonesia.

"Pas sampai tertorial Indonesia baru bisa duduk, yang di bawah itu bisa kegencet," kata Siti Badriyah.

Namun untunglah Siti Badriyah dan yang lainnya bisa selamat hingga sampai ke Indonesia.

"Alhamdulillah kapalnya sampai ke Indonesia, disitu udah ada yang nunggu, kami di bawa ke pelabuhan buat ke daerah masing-masing, beruntung kami sampai ke Indonesia

Siti Badriyah turut mengungkapkan betapa sulitnya menjadi seorang TKW undocumented.

Dia bahkan hampir jadi korban perdagangan manusia lantaran tak memiliki berkas resmi identitasnya.

"Jadi TKW undocumented bahaya banget, terjebak penjualan orang (perdagangan manusia), aku aja hampir dijual temen sendiri. kalo nggak punya dokumen nggak ada pengetahuan nasib kita itu kayak di tangan majikan dan agensi," pungkasnya.

(Bangkapos.com /Vigestha Repit)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved