Soal Resesi, BI Berusaha Sampaikan kepada Publik Soal Pemahaman Ekonomi ke Depan

Ancaman resesi ekonomi global kerap menjadi perbincangan.Syachman Perdymer mengatakan memang ada tantangan ekonomi global ke depan.

Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Cici Nasya Nita
Kepala Divisi Relasi Media dan Opiniom Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Syachman Perdymer saat Forum Komunikasi Media Capactity Building Wartawan Provinsi Bangka Belitung di Mandarin Oriental Jakarta, Jumat (21/10/2022). 

BANGKAPOS. COM -- Ancaman resesi ekonomi global kerap menjadi perbincangan.

Mengenai itu, Kepala Divisi Relasi Media dan Opiniom Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Syachman Perdymer mengatakan memang ada tantangan ekonomi global ke depan.

Bank Indonesia berusaha memberikan pemahaman kepada publik mengenai pertumbuhan ekonomi ke depan.

"Dari rilis yang disampaikan Bank Indonesia begitu banyak, bagaimana itu berpengaruh terhadap perkembangan inflasi, nilai tukar, neraca pembayaran dan variabel yang ada.

Harapan kami dengan menyampaikan asesmen BI terhadap kondisi perekonomian global dan domestik, publik bisa punya pemahaman terhadap pertumbuhan ekonomi, tidak perlu ada kepanikan," jelas Syachman, Jumat (21/10/2022).

Lebih lanjut, dia menyebutkan Bank Indonesia memiliki indikator dalam melihat pertumbuhan ekonomi.

"Kita punya indikator, secara makro gimana nantinya, berapa besar datanya. Semua variabel makro, kita sampaikan asesmennya di dalam pres rilis secara singkat dan laporan yang disampaikan Bank Indonesia, mudah-mudahan dengan begitu publik bisa punya pemahaman terhadap perkembangan ekonomi," kata Syachman.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bangka Belitung, Agus Taufik menyampaikan kondisi ekonomi Bangka Belitung saat ini.

"Secara tahunan Babel mengalami inflasi 6,67 persen, secara umum inflasi disebabkan oleh pengaruh dari kenaikan BBM subsidi, kenaikan inflasi tertahan oleh harga bahan pokok makanan," kata Agus.

Dia menambahkan beberapa bahan pokok seperti bawang merah, cabai dan minyak goreng, mengalami penurunan karena ada kenaikan pasokan.

"Jika pada Juli 2022, inflasi Babel berada 7,7 persen, memiliki peringkat tertinggi ketiga di Indonesia, sedikit turun pada  Agustus 6,37 persen, dan September 6,67 persen. Hal ini dipengaruhi oleh peran media yang dengan gencar terus memberitakan program inflasi daerah," katanya.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved