Tak Hanya Zahra di Jambi, Orang-orang Ini Ditelan Utuh Piton Saat Berada di Kebun

Betapa terkejutnya keluarga, ketika melakukan pencarian, ada ular piton berukuran besar.

Editor: Alza Munzi
Tribun Timur/Nurhadi
Ular piton sepanjang tujuh meter yang menelan Akbar (25) warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, sempat jadi tontonan warga di lokasi kejadian pada 2017 silam. 

BANGKAPOS.COM - Kisah manusia dimakan ular piton di Indonesia, bukan hanya cerita belaka.

Pada 2018 silam, seorang wanita bernama La Tiba (54) ditelan piton secara utuh di Desa Lawela Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Korban berada di dalam perut piton, setelah dibelah warga, Jumat (15/6/2018).

La Tiba dimakan piton saat sedang berada di kebun miliknya.

Sebelum hari nahas itu, La Tiba mengaku ketakutan kepada warganya karena diteror ular.

Kejadian yang hampir mirip dialami Zahra di Jambi.

Wanita ini dimakan piton dalam kondisi utuh di Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Zahra adalah penyadap karet, yang sudah menjadi kegiatannya sehari-hari.

Saat ditemukan di perut piton, tulang Zahra dalam keadaan patah, tetapi tubuhnya masih utuh.

Warga membelah perut piton untuk mengambil tubuh korban.

Zahra merupakan warga RT 04, Dusun Betara 8, Desa Terjun Gajah, Tanjung Jabung Barat.

Keluarga sempat mencari Zahra, yang tidak pulang dari kebun, seperti hari biasanya.

Curiga terjadi sesuatu, warga dibantu keluarga melakukan pencarian di sekitar lokasi korban menyadap karet.

Betapa terkejutnya keluarga, ketika melakukan pencarian, ada ular piton berukuran besar.

Zahra (52), warga Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) yang sempat hilang, ternyata ditelan ular piton.
Zahra (52), warga Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) yang sempat hilang, ternyata ditelan ular piton. (Tribunjambi.com/Ade Setyawati)

Perut ular tersebut terlihat buncit dan kesulitan bergerak.

Warga curiga melihat kondisi perut ular tersebut.

Piton tersebut akhirnya ditangkap warga dan semakin menambah kecurigaan.

Kepala Desa Terjun Gajah, Anto mengatakan sejak Zahra tak pulang, warga melakukan pencarian.

Warga menyebar mencari ke sejumlah tempat termasuk kebun.

"Kami sudah lakukan pencarian sejak tadi malam.

Kami lanjutkan lagi pencarian tadi siang," ungkap Anto, Senin (24/10/2022).

Selanjutnya, ujar dia, ada yang menemukan ular piton yang besar di kebun.

"Dari situlah kita curiga ular tersebut memakan ibu Zahra," jelasnya.

Setelah dilakukan pengecekan dan memotong ular piton, ditemukan Zahra berada di dalam perut ular.

Jenazah korban dikeluarkan dari dalam perut ular itu, kemudian dibawa ke rumah duka.

Korban lain

Warga membedah perut ular piton sepanjang sekitar 8 meter yang memangsa Wa Tiba, wanita paruh baya di di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (15/6/2018).
Warga membedah perut ular piton sepanjang sekitar 8 meter yang memangsa Wa Tiba, wanita paruh baya di di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (15/6/2018). (Inilahsultra.com)

Wa Tiba (54), warga Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, tewas ditelan piton di kebunnya.

Piton sepanjang tujuh meter (sebelumnya disebutkan 8 meter) menelannya hidup-hidup.

Kebun Wa Tiba berjarak 1 kilometer dari rumahnya.

Ibu rumah tangga berusia 54 tahun di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tersebut, sebelumnya pamit pergi ke kebun yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya saat warga takbiran menyambut Lebaran Idul Fitri 1439 H.

Saat itu, Tiba mengaku, hendak melihat kebun jagungnya yang kerap dirusak babi hutan.

Keluarga cemas karena sampai pukul 06.00 Wita, dia tak kunjung muncul.

Padahal keluarga sudah menunggunya untuk berangkat bersama ke tempat shalat Idul Fitri.

Saudara korban bernama La Miranda lalu mencoba mencari Tiba.

Dilansir dari Kompas.com. dia melihat jejak korban di sekitar kebun dan menemukan senter, sandal jepit, dan parang tergeletak.

Miranda lalu meminta bantuan warga desa di Pulau Muna untuk melanjutkan pencarian.

Saat kejadian, suami korban masih bekerja di salah satu ekspedisi di Kendari.

Sekitar pukul 09.30 Wita, warga bernama La Ode Fendi melihat seekor ular raksasa yang perutnya membesar di sekitar kebun.

Ular tersebut tak bisa bergerak karena diduga kekenyangan. Ular itu hendak masuk ke dalam lubang.

Kapolsek Kotobu Iptu Hamka mengungkapkan, ular tersebut tidak bisa masuk ke dalam sarangnya karena bagian perutnya membesar setelah memakan manusia.

"Sekitar pukul 06.00 Wita, anak korban dan pamannya beserta warga pergi mencari, namun hanya menemukan senter, parang dan sendal milik korban.

Di sekitar senter yang ditemukan, terdapat semak yang rusak, sehingga warga memperkirakan kalau korban ditelan ular,” tutur Hamka saat dikonfirmasi, Sabtu (16/6/2018).

Kemudian, sekitar pukul 09.30 Wita, warga dan anggota kepolisian menemukan ular yang tidak bisa bergerak.

Ular lalu dibunuh dan ditarik ke kampung tepat di depan rumah korban.

Warga membelah perut ular itu.

Setelah dibelah, korban ditemukan di dalam perut ular tersebut sudah tak bernyawa dalam kondisi masih menggunakan celana panjang dan kaus lengan panjang.

Kulit tubuh korban pun terlihat menghitam.

“Setelah kami melakukan evakuasi dibantu warga, kemudian kami persiapkan penguburan terhadap korban,” katanya.

Akbar ditelan piton

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular yang ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017) malam.
Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular yang ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017) malam. (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Kisah lain, nasib nahas dialami Akbar (25), warga di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada 2017 lalu.

Dia tewas ditelan ular piton di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah.

Akbar ditelan hidup-hidup seekor ular piton atau sanca kembang di kebun kelapa sawitnya.

Mayat Akbar teridentifikasi setelah perut ular raksasa tersebut dibelah, Senin (27/3/2017) silam.

Awalnya, Minggu (26/3/2017) sekitar pukul 09.00 wita, Akbar meninggalkan rumah menuju kebun kelapa sawitnya.

Namun, tak kembali-kembali hingga keesokan harinya atau Senin.

Keluarga dan warga pun mencari keberadaan Akbar.

Saat pencarian sekitar pukul 22:00 Wita, warga setempat menemukan seekor ular piton di kebun milik korban.

Heran melihat ular berperut buncit, warga kemudian menangkap ular tersebut.

Setelah perut ular dibelah, warga kaget bukan main, ternyata ada Akbar ada di perut ular dan sudah meninggal dunia.

"Ditemukan di lokasinya (kebunnya) kasihan," kata Satriawan, pemuda yang ikut mencari Akbar.

"Awalnya Akbar berangkat dari rumahnya untuk pergi memanen sawit. Setelah tidak kembali ke rumahnya, dicari di kebunnya," kata Satriawan.

Warga meyakini korban tiba-tiba ditelan saat tengah memanen sawit.

"Hasil panen sawitnya terhambur, mungkin ini diserang dari belakang," kata Satriawan.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved