Pria Tidak Boleh Memakai Emas, Apa Alasannya? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Pria Tidak Boleh Memakai Emas, Apa Alasannya? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Pria Tidak Boleh Memakai Emas, Apa Alasannya? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Sekarang ini, banyak sekali kita jumpai ada sebian dari pemuda muslim yang sudah sangat berlebihan dalam berhias bahkan sampai melebihi para wanita muslimah dalam urusan berhias.
Padahal Allah dan Rasulullah sudah mengharamkan hal ini untuk kaum muslim supaya tidak melakukan sesuatu yang berlebihan dalam segala hal khususnya dalam urusan berhias.
Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas secara tuntas mengenai bagaimana hukum memakai emas bagi pria dalam Islam baik itu dalam bentuk kalung, gelang, cincin, anting, gigi palsu dan sebagainya.
Inilah beberapa penjalasan dari ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya yang diambil dari youtube.com.
Dalam ceramahnya beliau menjabarkan secara rinci mengenai hokum bagi seorang laki-laki memakai emas baik dari sisi agama maupun kesehatan.
Bahwasannya ada beberapa hadits shahih dari Rasulullah SAW yang mana sebagai sumber hukum dalam Islam menyebutkan dengan jelas Nabi Muhammd SAW mengharamkan umat laki-lakinya untuk memakai emas.
Imam Syafi’i pernah mengatakan bahwa seorang laki-laki Islam dilarang memakai emas karena akan merobek hati yang miskin yang melihatnya.
Rupanya emas sendiri ada butiran-butiran halus semacam debu yang jika masuk ke dalam pori-pori dan bercampur dengan darah masuk ke jantung. Maka orang yang memakai emas biasanya terkena penyakit
Alzheimer, badan akan menjadi lemah, lesu, letih dan cepat tua ,” jelas ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya.
Kemudian pengertian Alzheimer sendiri adalah suatu penyakit tua sebelum masanya.
Di contohkan ustaz Abdul Somad, biasanya dalam kehidupan manusia dilihat dari segi fisiknya atau rupanya umur 17 tahun berwajah seperti umur 71 tahun.
Sedangkan kaum perempuan boleh memakai emas, disamping dalam hokum Islam sendiri tidak melarangnya bagi kaum perempuan memakai emas, maka dari segi kesehatanpun tidak berbahaya bagi perempuan. Hal ini karena perempuan sendiri dalam siklusnya setiap bulan terjadi haid atau menstruasi.
Maka molekul-molekul atau butiran emas yang bercampur dengan darah ditubuh perempuan akan keluar dengan sendirinya bersamaan dengan darah haid atau menstruasi,” tutur ustaz Abdul Somad.
Emas disini juga termasuk jenis emas putih juga dilarang bagi kaum laki-laki.
Karena menurut penjelasan dari Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya menerangkan bahwa emas putih sebenarnya mengandung 80 persen emas, 5 persen nikel, dan 15 persen perak.
Untuk itu ustaz Abdul Somad menganjurkan kepada kaum laki-laki jika ingin memakai cincin jangan dari emas tetapi lebih baik dengan bahan perak.
Sosok Ustaz Abdul Somad
Dilansir dari Wikipedia, Ustaz Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., lahir di Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, pada 18 Mei 1977.
Sebagai pendakwah yang terkenal lewat canal Youtube, Abdul Somad sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu hadis dan Ilmu fikih.
Dalam ceramahnya, Abdul Somad juga banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.
Sebagai penceramah, ia dikenal karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan dakwah yang disiarkan melalui saluran Youtube.
Kajian-kajiannya yang baik dalam merangkai kata menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah Ustaz Abdul Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
Ustaz Somad lahir di keluarga besar ulama asal Asahan yaitu Syekh Abdurrahman atau lebih dikenal sebagai Tuan Syekh Silau Laut I.
Sejak dari bangku sekolah dasar, Abdul SOmad dididik melalui sekolah yang berbasis pada Tahfiz Alquran.
Ia menamatkan sekolah dasar di SD Al-Washliyah Medan pada tahun 1990.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah Medan dan selesai pada 1993.
Lulus madrasah, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Pesantren Darularafah Deliserdang Sumatra Utara selama satu tahun.
Lalu tahun 1994, ia pindah ke Riau untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Antara 1996–1998, Abdul Somad sempat berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Abdul Somad pada 1998 mencoba peruntungan dengan mendaftar sekolah ke Mesir.
Saat itu Pemerintah Mesir membuka beasiswa untuk 100 orang Indonesia belajar di Universitas Al-Azhar.
Ia pun mengikuti tes dan merupakan salah satu dari 100 orang yang berhak menerima beasiswa, mengalahkan 900-an orang lainnya.
Dari proses itu, SOmad memantabkan diri untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo dan berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002.
Tak berhenti di situ, usai lulus ia langsung melanjutkan program pendidikan S2-nya di Universiti Kebangsaan Malaysia, namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.
Kemudian pada tahun 2004, melalui AMCI dari Kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah, ia kembali terpilih untuk masuk dalam kuota penerimaan orang asing melalui jalur beasiswa.
Somad melanjutkan pendidikan S2-nya di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat yang setiap tahunnya hanya menerima 20 orang murid dengan rincian 15 orang Maroko dan lima orang untuk asing.
Program S2 diselesaikannya dalam waktu satu tahun 11 bulan dan mendapatkan gelar D.E.S.A. yang berarti "Diploma Studi Lanjutan" pada akhir tahun 2006.
Jika direkap singkat, maka jenjang Pendidikan formal Abdul SOmad adalah sebagai berikut; SD Al-Washliyah, Medan, tamat 1990, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah, Medan, tamat 1993, Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996, S1 Al-Azhar, Mesir, 2002, S2 Dar El Hadith El Hassania, Kerajaan Maroko, 2006.
Dalam Studi S2 nya, Somad membuat karya ilmiah tesis dengan judul “Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut).
Selain itu, ia juga menulis sejumlah buku best seller yang di antaranya adalah: “37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat dan 33 Tanya Jawab Seputar Qurban."
(bangkapos.com/evan saputra)